Walaupun menyakitkan, tetapi melihat orang yang kau cintai itu bahagia indah bukan?
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Sasuke menatap ponselnya. Ia tidak percaya akan mengatakan itu. Meminta seseorang untuk menemuinya? Cih, bukan Uchiha sekali.
Mengacak rambutnya frustasi, Sasuke sungguh merasa bodoh sekarang. Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur.
Jadilah Sasuke duduk termenung di bangku taman menunggu Hinata.
.
Tepukan pelan pada pundaknya menyadarkan Sasuke yang sedang melamun.
"U-um..ini dokumen nya Sa-sasuke-san." Ucap Hinata dengan kepala menunduk seraya menyerahkan dokumen yang dikatakan Sasuke saat menelepon nya tadi.
Yap, Naruto meninggalkan dokumen penting Sasuke dirumah. Tepatnya di atas meja ruang tengah.
Naruto yang pada saat itu baru saja menaruh dokumen di atas meja ruang tengah karena ingin memakai dasi, tiba-tiba mendengar keributan di depan pintu rumahnya.
Dengan terburu-buru Naruto menghampiri asal keributan itu. Sehingga tanpa sadar Naruto melupakan dokumen nya.
Karena Naruto malas untuk mengambilnya, jadilah ia menyuruh Sasuke yang mengambil dengan berdalih bahwa Sasuke lah yang membutuhkan dokumen itu. Padahal dirinya pun juga membutuhkan nya.
Pada saat Hinata mengulurkan tangan nya, mata elang Sasuke menatap sesuatu. Pergelangan tangan Hinata membiru.
Tanpa sadar Sasuke mengepalkan kedua tangan nya kuat.
Sebenarnya Sasuke memang tahu jika pernikahan mereka terjadi karena perjodohan. Dan Sasuke juga tahu jika Naruto masih saja bermain wanita diluar sana.
Sasuke pernah menegur Naruto. Tetapi memang dasar Naruto yang keras kepala, ia malah membentak Sasuke.
Namun Sasuke tidak tahu jika selama ini Naruto sudah melewati batas.
Hinata yang merasa jika Sasuke hanya diam dan tidak mengambil dokumen di tangan nya itupun mendongakkan kepalanya menatap Sasuke.
Demi Kami-sama! Sasuke sedang menatapnya dengan pandangan-entahlah apa itu.
Tiba-tiba sebelah tangan Sasuke terangkat. Hinata yang merasa seperti terhipnotis oleh pandangan Sasuke itupun hanya diam membeku.
Tangan Sasuke menyentuh pipi gembilnya. Mengelusnya lembut.
Sungguh, Sasuke sangat sedih juga menyesal karena ternyata selama ini ia sudah merelakan Hinata pada orang yang salah.
Lihatlah! Bukan hanya tangan nya saja yang terluka, pipi gembil nya pun sebenarnya memerah. Dan Sasuke tahu jika Hinata berusaha menutupinya dengan menggunakan bedak. Oh! Jangan lupakan ujung bibirnya yang juga terluka!
Selama ini ia mengira jika Hinata akan hidup bahagia dengan sahabatnya, Naruto. Ia merelakan hatinya yang sakit asalkan Hinata bahagia. Karena ia tahu jika Hinata sangatlah mencintai Naruto.
Tetapi apa yang ia lihat sekarang?! Sungguh, jika tahu akan seperti ini akhirnya, sudah dari dulu ia akan berusaha untuk mendapatkan Hinata.
"S-Sa-Sasuke-san--"
Namun belum sempat Hinata menyelesaikan ucapan nya, Hinata merasakan tubuhnya ditarik kedepan, terduduk di atas pangkuan Sasuke.
Demi Kami-sama! Sasuke memeluknya!
Hinata memberontak. Tetapi apalah daya, tenaga nya tidak sebanding dengan tenaga Sasuke yang malah semakin mengeratkan pelukkan nya.
"Menangislah Hinata, jika itu membuatmu nyaman. Tak apa." Ucapnya seraya mengelus lembut rambut Hinata.
Hinata yang mendengar ucapan lembut Sasuke itupun seketika berhenti.
Terkejut. Senpai yang menurutnya sangat menyeramkan, ternyata memiliki sisi hangat yang tidak ia sangka.
Dan entah mengapa, pertahanan yang selama ini Hinata buat sekuat mungkin seakan runtuh dalam sekejap.
Tubuhnya bergetar.
Air matanya mengalir begitu saja.
Hinata menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Sasuke.
"Hiks..Sa-Sasuke-san..hiks.."
Sasuke hanya diam dengan tangan nya yang terus mengelus lembut rambut Hinata. Sasuke menopangkan dagunya pada puncak kepala Hinata yang hanya sebatas dadanya.
Memejamkan matanya. Hatinya sakit saat mendengar tangisan pilu Hinata.
.
Di balik sebuah pohon, seseorang yang melihat kejadian itupun mengepalkan tangan dan menggertakan giginya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadeia
FanficJauh dalam hatinya, ia berjanji. Bahwa dirinya akan bertahan untuk terakhir kalinya. . . . Hanya satu kali ini saja.