Chapter 9

4.1K 361 9
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto



Terlihat seorang wanita dengan rambut panjangnya yang sedang berjalan seraya bersenandung riang.

Setelah hampir satu jam dirinya berganti pakaian dikarenakan sang lelaki yang sangat possesive, akhirnya ia pun dapat menghirup kembali udara segar kota besar itu.

Sang wanita tersenyum dengan kedua pipi merona setelah mengingat kejadian pagi tadi.

...

"Hati-hati di jalan Sasuke-kun." Sasuke berbalik saat didengarnya suara merdu sosok yang sangat dicintainya itu mengalun indah.

Mengernyitkan dahinya, Sasuke menatap penampilan wanita di hadapan nya.

"Ganti baju mu Hime." Ucapnya mutlak.

Sang wanita memiringkan wajahnya lucu. Sebuah tanda jika dirinya sedang kebingungan.

Menghela nafas, Sasuke melangkah maju, mengelus pipi chubby sang istri lembut. "Bajumu terlalu terbuka Hime. Aku tidak suka. Dan aku akan tetap menunggu sampai aku menyetujui."

Mengerjapkan matanya lucu, sang wanita mengangguk mengerti sebelum dirinya berbalik dan melangkah menuju kamar mereka.

Oh, padahal wanita itu hanya mengenakan rok selutut serta baju kebesaran dengan lengan yang sampai siku.

Sasuke yang gemas karena sudah berkali-kali wanitanya itu berbalik mengganti pakaian pun akhirnya melangkah menuju kamar mereka dan dengan segera memilihkan baju untuk sang istri.

"Pakailah ini, dan aku mengizinkanmu keluar."

Sang wanita pun hanya menurut. Ia tidak mau jika suaminya menjadi terlambat hanya karena mengurusinya.

...

Wanita tersebut selalu tersenyum ramah kepada setiap orang yang menatapnya.

Dan dirinya pun tidak mengetahui jika orang-orang menatapnya dengan pandangan horror sampai ia mendengar bisikan-bisikan.

"Pstt, bukankah itu mantan istri ceo muda yang sangat sukses itu?"

"Hah?! Mana mungkin! Bukankah dia sudah em..meninggal?"

"Hei! Kecilkan suaramu! Jika ia mendengar bagaimana?"

"Maaf maaf, Hihh seram sekali."

Meninggal?

Dirinya?

Istri ceo muda yang sukses?Mungkinkah mereka membicarakan suaminya?

Mengerjapkan matanya lucu, sang wanita yang sedang dibicarakan itupun mengendikan bahu acuh seraya berjalan kembali.

Tujuan nya hanya satu. Supermarket.

Padahal didekat tempat tinggalnya pun ada sebuah Supermarket. Tetapi entah mengapa dirinya ingin sekali pergi berjalan-jalan. Mungkinkah karena disana tidak ada ice-cream kesukaan nya yang memang langka itu?

...

Wanita tersebut kembali memilih bumbu dan bahan masakan setelah dirinya mengetikan sesuatu pada ponselnya.

"Hm..ini sudah, itu juga sudah. Tetapi mengapa aku merasa ada yang kurang?"

Mengerutkan keningnya dengan pose berfikir. Membuat wajahnya terlihat menggemaskan.

CadeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang