SATU TAHUN KEMUDIAN
Disuatu toko di daerah Busan, tampak seorang pemuda manis yang sedang melayani sejumlah pelanggan dengan senyuman khas kelinci milik-nya. Dan ya, hal itu sukses membuat siapapun yang melihatnya memekik gemas akan hal itu.Mungkin karena faktor hari libur itu lah yang membuat pemuda manis tersebut sedikit kewalahan karena hadirnya para pembeli yang ramainya bukan main.
Sebuah toko kue, jika dilihat tempatnya memang biasa saja, mempunyai kesan yang cukup klasik namun begitu nyaman. Walaupun tempatnya seperti ini, tetap saja hal itu mampu membuat para pengunjungnya menikmati pemandanan yang ada.
Dan Jungkook pun juga merasa nyaman sekali bekerja disana, bahkan pemuda manis itu sudah hampir setahun bekerja ditempat itu.
Saat ini hari sudah mulai petang, Jungkook pun mengambil duduk disalah satu bangku sambil sesekali mengelap keringat yang turun dari pelipisnya. Ya Tuhan, dirinya lelah sekali.
"Nak, kau sudah bekerja keras untuk hari ini. kau bisa pulang untuk mengistirahatkan tubuhmu." ucap sosok wanita berumur setengah abad lebih itu pada Jungkook, tangannya juga terangkat mengusap lembut kepala Jungkook yang entah kenapa terlihat seperti ibu dan anak.
"Ah, nenek. Tidak apa kok! biarkan aku bantu bersih-bersih dulu, ya. Baru setelah itu aku janji akan segera pulang." Jungkook tersenyum lembut dan manis. Membuat nenek tidak bisa tidak tersenyum melihatnya.
"Jangan seperti itu, nak Jungkook. lagi pula masih ada Bambam disini.."
"Tapi-"
"Tidak apa, Jung. Benar kata nenek, lebih baik kau pulang. Aku bisa membersihkannya sendiri, ini tidak seberapa, kok." sela seorang dengan ukuran badan yang lebih tinggi dari jungkook, orang itu Bambam.
Jungkook sebenarnya tidak keberatan, jujur. Tapi apa boleh buat jika mereka memaksa, Jungkook tidak bisa membantah.
"hhh.. yasudah terserah kalian saja, aku menyerah." pasrah Jungkook berhasil mengundang gelak tawa dari dua sosok berharga itu.
Dan mau tak mau Jungkook ikut tersenyum.
-sSs-
Hari sudah mulai gelap dan Jungkook pun akhirnya sampai pada sebuah bangunan berjejer, dimana salah satunya adalah tempat penginapan.
Dan Jungkook sudah tinggal disana sejak ia menginjakan kaki di kota ini.
Berjalan lesu bak orang mabuk menuju salah satu bilik disana setelah ia berhasil sampai di lantai 4 ini. Membuka pintu dengan kunci lalu menutupnya asal, membanting tubuhnya dikasur dengan tangan diletakan di dahi.
Menghela napas pelan, "Capek sekali.." gumam Jungkook sembari memejamkan matanya perlahan, akibat efek kelelahan setelah bekerja tadi pada akhirnya membuat Jungkook tidur dalam posisi yang tidak layak.
-sSs-
"Mau sampai kapan kau seperti itu?" tanya seorang berambut ungu sembari menaruh mug berisikan kopi itu diatas meja.
Muak, dirinya muak sekali melihat Taehyung yang kini terlihat seperti orang depresi, walaupun memang begitu nyatanya.
"Jim, apakah ada petunjuk?" mengalihkan pembicaraan, total mengabaikan pertanyaan yang sempat Jimin lontarkan tadi.
"Hm. Kalau aku jawab iya, kau akan melakukan apa?" ucapnya sedikit pelan, mengambil duduk pada sofa merah maroon diruangan itu.
Dan orang itu.. Kim Taehyung-- dengan cepat mengangkat kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix's Mafia • vk
FanfictionSeorang mafia terbesar, terangkuh, dan paling ditakuti di korea sampai asia, Kim Taehyung. Ia tiba-tiba saja dipertemukan kembali dengan seseorang yang pernah membuatnya merasakan apa itu rasanya dicintai. Cast : BTS and OTHER. Genre : Mafia au, ang...