Chapter 5 (!)

32.6K 2.6K 135
                                    

-sSs-

'Sedikit lagi... kumohon...'

Jungkook berlari— dan berlari.

Sampai akhirnya ia berhenti beberapa langkah dari toko kue milik nenek, jantung Jungkook seketika berdetak semakin cepat kala melihat banyaknya mobil hitam yang terparkir tepat didepan toko kue kecil itu.

Tidak perduli akan keselamatan dirinya, Jungkook menangis dan dengan cepat berlari masuk kedalam toko kue tersebut. Betapa terkejutnya Jungkook saat apa yang ia lihat pertama kali adalah pemandangan Bambam yang di tahan dengan mulut di tutup.

Apa ini... ? dia tidak salah lihat, kan? bilang padaku ini mimpi.

Jungkook semakin histeris, "Lepaskan dia!" teriak Jungkook pada orang yang sedamg menahan Bambam tepat dibelakang pemuda itu.

Semua orang yang berada di sana sontak menoleh, tak terkecuali seseorang yang sedari tadi menodongkan revolver miliknya ke arah Bambam.

"Jungkook...?" suara berat itu keluar dengan nada terkejut yang terdengar jelas, terkejut setengah mati. Ia pun langsung mengoper revolver yang berada digenggamannya pada anak buah yang ada disampingnya.

Kemudian dengan cepat kaki panjangnya bergerak menghampiri Jungkook yang tengah berdiri di ambang pintu. Namun saat tangan itu hendak menyentuh Jungkook, Jungkook dengan cepat menepisnya.

"Apa maksudnya ini...?" nada marah yang sangat kentara itu keluar dari bilah bibir Jungkook dengan penekanan yang kuat, menatap kecewa pada pria dewasa yang saat ini berdiri tepat dihadapannya dengan raut wajah yang kembali dingin seperti semula.

Tapi Jungkook tidak menghiraukannya, ia memilih untuk berjalan melewati pria itu kemudian dengan cepat menghampiri Bambam tak perduli sudah seperti apa suasana yang tercipta diantara keduanya.

Jungkook rasanya ingin kembali menangis kala melihat air mata di mata Bambam terus mengalir, juga kondisi Bambam yang saat ini tengah di ikat mulutnya juga tangannya. Akan tetapi, Jungkook tahu. Ia tahu bahwa dirinya saat ini tidak boleh bertindak gegabah. Apalagi saat dirinya menyadari kalau ia tengah berurusan dengan orang seperti apa.

Maka dari itu Jungkook lekas mengambil napas untuk menenangkan degup jantungnya, kemudian bertanya pada bambam,

"Bam, nenek dimana?"

"hmmpp!!" Bambam masih menangis saat ia mencoba mengarahkan pandangannya tepat ke arah dapur, tempat dimana biasanya mereka membuat kue-kue bersama nenek dan Bambam... namun akibat kejadian ini tempat itu jadi penuh dengan darah, mayat dimana-mana san senjata tergeletak ditanah.

Jungkook hampir tidak bisa lagi menahan tangisnya, tidak bisa menahan degup jantungnya, san tidak bisa lagi berfikir dengan rasional.

Jungkook pun mengangguk sambil bergumam, 'Semua akan baik-baik saja.' pada Bambam.

"Jungkook." nada yang semula seperti tidak percaya itu sudah terganti dengan nada dingin, Jungkook segera menoleh untuk menatap sepasang hazel coklat itu dengan tajam.

"Kenapa...?" lirih Jungkook pelan sekali, ia pun berdiri dari posisinya, berbalik kemudian berjalan menghampiri orang itu kembali. Memukul berkali-kali dada pria Tan itu dengan kencang, meluapkan emosi juga tangisan yang sedari tadi ia tahan.

Phoenix's Mafia • vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang