Sebuah mobil Mercedes warna hitam melaju tenang, meliuk-liuk nyaman sepanjang jalan yang diapit hutan di sebuah pegunungan. Jendela pintu dibuka, tampak sepasang laki-laki dan wanita sedang tersenyum bahagia, menghirup sejuk dan wangi khas pohon-pohon cemara di hari yang sangat cerah itu.
Di kejauhan tampak satu dua ujung-ujung rumah beraksen Eropa dengan berbagai bentuk dan model bangunan.
"Wow! Lihat! Rumah itu sangat indah, berdiri di atas bukit!" teriak si wanita menunjuk pada rumah pertama yang ia lihat bergaya Eropa modern tampak megah di pongsu yang mereka lalui. "Apakah rumah kita nanti juga seperti itu?"
"Nanti kau akan lihat sendiri, Honey," jawab si pria secara misterius sambil menyunggingkan senyum tipis. "Aku yakin, kau nanti akan menyukainya."
"Hm ... aku sudah tak sabar lagi, apakah masih jauh?"
"Sebentar lagi kita akan sampai, Honey. Bukankah ini sudah memasuki area perumahan itu?" Si pria menjawab sambil membelokkan setir mengikuti arah jalan berkelok.
Mereka adalah sepasang suami istri, pengantin baru yang beberapa bulan sebelumnya mendapat hadiah berupa harga rumah murah dari sahabat sang pria ketika melangsungkan akad pernikahan.
Jauh di depan dengan jalan menanjak, tampak ujung-ujung atap, berkilau keemasan karena pantulan sinar matahari senja. Mobil yang membawa pasangan pengantin baru memasuki jalan aspal pekarangan yang kiri kanan tertata rapi dengan pohon palem dan bunga-bunga indah sedangkan di belakangnya berbagai pohon besar nan rindang. Rumah mewah beraksen Eropa kuno, tetapi elegan terlihat setelah mereka melalui tanaman mawar yang perdu, menutupi hampir semua sisi gedung bangunan itu.
"Sudah sampai!" teriak si pria, menghentikan mobil tepat di depan pintu utama. Ia mengeretakkan kedua tangan karena hampir satu jam memegang setir selama perjalanan dari kota menuju rumah itu.
"Wow!" pekik istrinya dengan mata berbinar, kagum dan terpesona saat melihat rumah yang tertata apik serta asri walaupun bermodel kuno, tetapi terkesan modern. "Ini? Sasuke, benarkah ini rumah kita?"
Dinding dan lantai terlihat mengilat terbuat dari batu pualam. Taman mini ada di sisi kanan-kiri jalan setapak menuju pintu yang terbuat dari kayu gaharu berukir dan pelitur warna cokelat gelap.
"Iya," balas si pria melirik mesra pada istrinya. "Ini rumah milik Nyonya Hinata Uchiha." Ia membuka pintu mobil lalu menoleh. "Kau tak ingin melihatnya?"
Buru-buru wanita mungil berambut panjang sepinggang itu membuka pintu dan turun dari mobil. Ia mengepalkan kedua tangan, sedikit membungkuk sambil tertawa lebar. "Aku suka tempat ini! Sangat indah,"--memutar tubuh seraya meregangkan tangan ke angkasa--"segarnyaaaa,"--lari menghampiri Sasuke--"Honey ... terima kasih," ucapnya sambil memeluk erat pinggang sang suami dengan manja kemudian mereka berjalan sambil tersenyum lebar menuju pintu utama.
Klik!
Tangan Hinata menumpang di atas punggung tangan suaminya seolah turut membuka pintu. Ia terbelalak saat pintu terbuka dan melihat ruangan luas, bersih mengilat walaupun semua perabot tertutup kain putih, tempat itu tampak begitu mewah. "S-s-s-semua ini ... s-s-s-semua ini milik kita?" tanyanya, menoleh pada sang suami dengan tubuh gemetaran.
Sasuke menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan, mencium ujung kepala serta berbisik, "Benar, Nyonya Uchiha, semua, semua ini milik kita. Hm ...."
***
Mereka tak ingin membuang waktu ditambah matahari semakin meredup, beranjak ke peraduannya. Pasangan baru ini segera berbenah, memindahkan barang bawaan dari mobil ke rumah. Itu pun belum semuanya karena Sasuke juga menyewa pikap untuk mengangkut berkas-berkas dan meja kerja yang akan diantar esok lusa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinding Menangis (Revisi)✔
TerrorA SasuHina Fanfiction Complete✔ Naruto disclaimer Masashi Kishimoto Dewasa! Deskripsi: Sepasang pengantin baru telah membeli rumah dari sahabat di sebuah pegunungan. Namun, mereka mengalami hal-hal yang mistik berhubungan dengan hilangnya mantan ist...