"Heerrgh ... kalian semua harus bertanggung jawab!" Ino semakin tak terkendali. Ia menatap nyalang satu per satu yang ada di kamar itu.
"Ino ... Ino ... mmm maksudku, siapa pun kamu, tolong lepaskan Ino!" Teriakan Hinata mengejutkan semuanya. "Aku ... aku berjanji, akan menolongmu," lanjutnya.
Ino yang memang bukan dirinya karena sedang dikuasai oleh sesuatu tak kasatmata menoleh ke wanita berambut panjang itu. "Hah! Apa yang kau katakan? Kamu tidak melakukan apa pun untukku!" bentaknya dengan mata melotot tajam ke Hinata.
Istri Sasuke menunduk lalu menatap balik pada wanita yang sedang kerasukan itu dan melangkah perlahan mendekatinya dengan berani. Sasuke tentu saja sangat khawatir dan takut akan terjadi sesuatu pada orang yang sangat dicintainya itu. "Menyingkirlah! Ini sangat berbahaya!" pekiknya sangat panik. Namun, Hinata bergeming, abai terhadap perintah sang suami. Ia semakin mendekat sambil menatap intensif ke mata Ino yang berkilat nyalang.
"Aku hanya butuh waktu sedikit lagi! Kau tahu itu! Sekarang, bebaskan dia!" gertak Hinata. Entah mendapat kekuatan dari mana, ia berani menantang Ino.
Wanita bermata pirus itu menatap tajam ke manik Hinata lalu perlahan mulai sayu bersamaan dengan lemahnya cekikan di leher Sai. Ino lunglai, terpejam dan nyaris jatuh. Beruntung Naruto dan Sasuke yang sedang berada tak jauh segera sigap untuk menopangnya.
"Angkat dia ke ranjang! Bibi, tolong ambilkan air dingin!" Shikamaru yang sedari tadi hanya diam, kini mulai melangkah untuk menolong Sai yang syok dengan pengalaman anehnya.
"Ini, Tuan." Ayame menyerahkan segelas air dingin ke Shikamaru kemudian detektif itu membantu Sai untuk meneguknya karena tangan pria pucat itu menggigil ketakutan, tak sanggup untuk sekadar memegang gelas.
"Sekarang bagaimana ini?" tanya Naruto kebingungan lalu menoleh ke sang detektif. "Hoii, Shika! Apakah kau punya gambaran atau sesuatu apa, gitu? Saat ini yang kupercaya hanya kau!" teriaknya seraya melirik ke Sasuke bermaksud untuk menyindir sementara yang bersangkutan membalas acuh sambil menyeringai tipis.
"Aku tidak tahu, Naruto! Sebaiknya kita istirahat saja malam ini dan besok kita bicarakan lagi," balas Nara Shikamaru. Ia juga melihat mereka semua tampak lelah.
"Ya, kita lanjutkan besok. Ayo, Honey, kita ke kamar." Sasuke menggandeng bahu istrinya lalu menuntun keluar. Ketika melalui Sai ia berkata, "Tuan, istirahatlah. Anda pasti lelah. Mau aku antar?"
Sai menggeleng lalu bertanya, "A-apakah s-saya bo-boleh t-tidur dengan Tuan N-Nara?"
"Oh ... tentu saja, aku tidak keberatan," sahut Shikamaru.
"Kalian tidak usah pulang, bukankah tersedia tempat di sini," ucap Naruto tertuju kepada kedua pelayannya. Kakashi menoleh ke Ayame lalu mengangguk.
Akhirnya, malam itu mereka beristirahat di kamar masing-masing kecuali Naruto. Laki-laki kaya raya itu duduk di tepi pembaringan kekasihnya, tetapi tak lama kemudian rasa kantuk pun tak bisa ditahan.
***
Sementara di kamar lain, sepasang suami istri salah satu pemilik rumah itu belum juga memejamkan mata. Sasuke yang diliputi rasa penasaran akan keberanian istrinya saat menghadapi Ino, tak sabar untuk mencari penjelasan. "Honey, mengapa kau tadi menjanjikan sesuatu yang belum pasti pada Ino? Hn, maksudku sesuatu yang merasukinya. Itu ... itu sangat berisiko, Yang." Ia terlihat sangat cemas saat mengingat Hinata melepaskan diri dari si wanita simpanan Naruto itu.
"Kamu tahu kode? Sepertinya sejak awal kita di sini, dia ingin menunjukkan sesuatu padaku." Hinata berucap sambil menatap intens suaminya kemudian menoleh ke tembok dan menunjuk sambil berteriak, "Dinding! Iya, itu dia!"
![](https://img.wattpad.com/cover/187067786-288-k311059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinding Menangis (Revisi)✔
HororA SasuHina Fanfiction Complete✔ Naruto disclaimer Masashi Kishimoto Dewasa! Deskripsi: Sepasang pengantin baru telah membeli rumah dari sahabat di sebuah pegunungan. Namun, mereka mengalami hal-hal yang mistik berhubungan dengan hilangnya mantan ist...