Setelah menunggu kurang lebih 2 jam, akhirnya mereka berangkat ke Candi Borobudor.
Perjalanan kurang lebib 30 menit, itu terasa sangat lama bagi Oliv. Oliv baru menyadari kedekatannya dengan Alvin sekarang sudah mulai dekat.
Oliv merasa tidak secanggung kemarin, karena Alvin yang memintanya agar bisa berteman.
Berteman dengan Alvin? ayolah tidak ada pertemanan antara perempuan dan laki laki.
OOliv, Natasya, Budi dan juga Alvin lebih memilih kepasar Borobudor terlebih dahulu karena Natasya memaksa untuk mengajak Budi dan Alvin.
Disana Natasya terlihat frustasi karena ada seorang ibu ibu yang memaksanya membeli dagangannya dengan harga mahal, ia bahkan tak segan mencubit tangan Natasya.
"Haduh, ibu itu sakit. Saya nggak bisa beli dengan harga segitu, coba ibu bayangin kalau anak ibu yang diginiin. Lagian orangtua saya pasti heran, kenapa uang saya habis segini," Ucap Natasya yang menjambak rambutnya sendiri karena frustasi, ingin mencakar wajah ibu itu tapi tak tega.
"Ternyata capek ya bro nemenin cewek belanja."
Budi hanya menyahuti anggukan sambil sesekali mengelap keringatnya.
Drtttt!!
Budi terkaget melihat siapa yang menelfonnya. Alvin yang curiga dengan ekspresi Budi langsung bertanya, "siapa Bud?"
"Bentar gue tinggal dulu,kalian jangan kemana mana," Ucap Budi sambil menjauh dari sana.
Selang beberapa waktu Natasya menerima pesan, tetapi raut wajahnya berubah. Dirinya seperti orang kebingungan.
"Nat, are you okay?" Natasya menatap Oliv dengan tatapan yang susah diartikan.
"Gue, kekamar mandi dulu ya." Natasya langsung meninggalkan mereka berdua dan lagi lagi Oliv mendadak canggung sendiri.
"S-sekarang kita gimana?" Oliv bertanya sambil memainkan tangannya.
"Lo kok lucu sih, gue jadi suka deh sama lo," Ucap Alvin lalu mengacak rambut Oliv. Alvin tidak sadar bahwa sang empunya saat ini sedang menahan malu.
"Wah lagi pacaran toh, tenang mas kalau mau romantis nggak usah bingung. Kita ada baju couple kok, harganya cuma 50 ribu dapet sepasang." Yaampun, jangan lagi.
"Ma-maaf bu-"
Belum sempat Oliv menjawab, Alvin sudah mengajaknya memilih model baju, dan Oliv hanya diam saja bingung harus bereaksi bagaimana.
"Lo suka yang mana?" Alvin bertanya sambil sibuk memilih baju.
Mata Oliv tertuju ke hoodie berwarna maroon "Bu, kalau yang hoodie itu berapa ya."
"Itu 80 ribu per hoodie mbak, tapi itu udah paling murah lho." Ibu itu berusaha meyakinkan bahwa bajunya itu sudah paling murah.
"Yaudah bu, yang hoodie aja dua." Alvin langsung memberi uang kepada ibunya.
Tring!!
Natasya: Lo duluan aja gue ada panggilan alam
Budi: Nyokap gue minta beliin makanan, lo duluan aja.
Apakah ia harus berduaan dengan Alvin, bagaimana jika ia gugup, atau pipinya mendadak bersemu.
"Ayok, ke candinya." Alvin menggandeng tangannya.
Berdua dengan Alvin sambil bergendengan, dan memakai hoodie couple. Apa yang dikatakan oleh teman temannya.
"Ciee, udah official gak nih," Ucap Angga dan disahuti siulan kecil yang membuat pipi Oliv semakin memerah.
"Jangan didengerin, mereka itu sirik."
Oliv merasa kepalanya seperti dihantam batu yang sangat keras, Oliv berteriak seperti orang gila.
"Lho Liv, lo nggak papa?" Alvin yang panik karena Oliv berteriak kesakitan. Dan mendadak semuanya menjadi gelap.
Sebuah rumah kecil dengan penerangan yang minim. Tiba tiba suara pintu dan ada seorang pria berumur 30 tahunan sambil membawa cambuk.
"Sttt, tidur aja sambil nangis. Tenang, kamu nggak bakal mati kok. Cuma sakit sedikit." Pria itu memukulinya, ia terbangun dan berteriak kesakitan.
"Maaf, kamu sebenarnya nggak salah. Tapi ayahmu yang memaksaku untuk melakukan ini. Ayah mu itu baj***an yang berkuasa dengan uang."
"Maafin saya karena kamu harus menanggung perbuatan ayahmu yang breng*** itu"
"Hanya karena uang, ia bisa membeli hukum." Orang itu mengeluarkan air mata, walau hanya sebentar. Tapi terasa menyakitkan.
Tak lama terdengar suara mobil polisi dan suara tembakan
"Angkat tanganmu, atau kami akan menembakmu." Beberapa polisi datang dengan senjata apinya.
Orang itu melempar Oliv dan Oliv lanhsung pinhsan. Orang itu berlari entah kemana.
Seseorang datang sambil memegang wajah Oliv "Anakku, kamu nggak papa kan?" Wajahnya terlihat blur dan semuanya gelap.
"Oliv, Oliv, lo kenapa." Natasya menepuk pipi Oliv dengan pelan.
***
jangan lupa vote sama comment. updatenya gak teraratur :(
![](https://img.wattpad.com/cover/184507389-288-k107186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Teen FictionPerlahan semua rahasia yang disembunyikan dariku mulai terbongkar. Dan sejak itu aku kenal denganmu