GUE UDAH SABAR YA BUAT GAK NGELADENIN BACOTAN LO SEJAK GUE NULIS ALPHA.
GUE GAK TAU APA MASALAH LO SAMA GUE, TAPI KALI INI LO BENER2 KETERLALUAN UDAH BAWA-BAWA ORANGTUA.
OKE GUE SALAH, GUE DOSA UDAH NULIS GINIAN. TAPI APA MASALAHNYA SAMA LO?!
SEKALI LAGI LO NGEBACOT, GUE BERHENTI NULIS DETIK ITU JUGA! GUE HAPUS AKUN INI BIAR LO PUAS!!!#########
Saint mengedarkan pandangannya ke penjuru Fakultas Sastra ini dengan raut wajah gusar. Pasalnya dia sudah mencar Perth sejak tadi, dia sudah pergi ke Perpusatakaan, Kantin, Kelas, bahkan ruangan Professor, namun Perth tidak ada disana.
Dimana lelaki itu? Dia kan… kangen.
Entah mengapa hati dan pikirannya kini hanya terisi oleh Perth, seakan kedudukan Bua disana sudah ditendang jauh-jauh semenjak dia mengenal Perth.
Memang belum lama mereka berkenalan, apalagi pertemuan pertama mereka yang tragis sekali. Namun perasaan tidak pernah bisa menipu, dia menyukai semua yang ada pada lelaki berponi jamur itu.
Senyumnya, tawa lembutnya, matanya yang melengkung indah ketika tersenyum, ucapannya yang terkadang pedas, namun membuatnya rindu bukan kepalang.
Astaga! Dimana sih dia?!
Hampir saja Saint menyerah mencari Perth, namun pandangannya kini menyorot pada lelaki imut itu yang sedang berjalan dengan temannya di lorong kelas. Teman yang pernah memukulinya di asrama kampus kalau boleh dia tambahkan.
“Perth” Panggil Saint semangat, dia rindu setengah mati pada lelaki ini. Padahal kemarin mereka juga sudah bertemu.
Perth dan Mark berhenti melangkah bersamaan, Perth menoleh dan tersenyum tipis, “Ya?”
“Mau makan siang bersama?” Tawar Saint memberi ajakan, lagi pula makan siang bersama Perth itu menyenangkan sekali, lho. Melihat bibirnya yang lucu sedang mengunyah makanan didalamnya benar-benar membuat Saint ingin mengecupnya berkali-kali.
Perth berkedip sejenak, kemudian melirik Mark yang justru malah menatap tajam Saint, dia masih dendam rupanya.
“Aku sudah janji makan siang dengan Mark, mungkin lain kali” Tolaknya halus.
Binar di mata Saint mulai meredup, dia kecewa ketika Perth lebih memilih pergi bersama dengan Mark daripada dengannya. Lagipula, siapa dirinya bagi Saint?
“Bukankah aku sudah pernah melarangmu untuk menampakkan dirimu didepan Perth?” Sindir Mark pelan.
Saint mendecih, Menghindari Perth katanya?
“Aku tidak akan pernah menjauh darinya” Jawab Saint menantang, memangnya Mark siapa, hah?!
“Aku tidak bisa membiarkan pria bajingan sepertimu mendekati malaikatku lagi” Ucap Mark posesif, tak lupa lengan kokohnya merangkul pinggang ramping Perth erat-erat.
“Eh! Apa-apaan!” Seru Perth yang terkejut dirangkul seperti itu.
Mereka kenapa sih?!
Tiba-tiba sebuah ide terlintas dikepalanya, “Bagaimana jika kita makan siang bersama” Ajaknya semangat, dia tidak menyadari aura permusuhan dari kedua pria didepannya ini.
Mark menatap Perth kesal, “Aku tidak bisa makan dengan orang asing”
Eh?
Saint pun sebenarnya juga merasa kesal sekali saat ini, terlebih Mark dengan sengaja mengalungkan kedua lengannya di pinggang Perth hingga membuat lelaki berponi jamur itu menghadap ke arahnya dengan posisi yang cukup dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me [ END ]
FanfictionBagaimana jadinya jika Pria setampan Saint tega melakukan kekerasan seksual pada Perth yang tidak tahu apa-apa? Bagaimana cara Saint mengembalikan keadaan seperti semula disaat semua orang mulai membencinya karena telah melukai lelaki semanis Perth...