Benar apa yang dibilang Mbak Ade, hari ini aku tidak enak badan. Apalagi harus bangun lebih pagi, supaya tidak telat. Alhasil kepalaku berdenyut sakit.
Duka jadi anak rantauan ya begini, kalau sakit tidak ada yang merawat. Apalagi jomblo, tidak ada yang memperhatikan kalau bukan sendiri ya,'kan?
Jalan kaki ke sekolah jadi terasa berat. Yang biasanya hanya beberapa menit, kini terasa berjam-jam—hiperbola:)
Sesampai di sekolah, aku memilih melewati tangga belakang dekat depan Laboratorium, meski sepi tetapi lebih dekat dengan kelasku.
Ketika melewati Laboratorium, seseorang mencekal pergelangan tanganku. Entah dosa apa yang pernah aku lakukan, sampai-sampai setiap pagi selalu dikagetkan.
Lama-lama jantungan gue
Si curut?
"Mulai detik ini kamu jadi pacar saya," ucap Rey tegas.
"Lah? apa nya? nggak bisa gitu dong! Seenak jidat jadiin gue pacar lo. Deket aja kagak!" jawabku acuh.
"Saya nggak suka dibantah! Kamu pacar saya sekarang," tegas Rey, lalu meninggalkanku yang terbengong-bengong.
"DASAR KETOS GILA!" teriakku benar-benar kesal.
Makin pusing tujuh keliling pala gue.
***
Dari pagi berangkat sampai bel pulang sekolah sekarang, aku masih lemas tidak seperti biasanya.
Lemas karena tidak enak badan, dan lemas karena memikirkan Rey yang tiba-tiba menginginkan aku untuk menjadi pacarnya.
Beruntung tadi pelajarannya tidak butuh banyak menguras otak. Bayangkan jika pelajarannya matematika, aku sudah angkat tangan melambai ke kamera:) —nggak kuad.
"Mau gue anter pulang nggak lo?" tawar Dede.
Aku menggeleng.
Aku belum cerita ke mereka tentang Rey, terlalu lemas letih lesu untuk membahasnya.
"Lemes amat sih lo kayak ayam sayur," Canda Rianti.
"Ya udah yuk gue ama Rianti ke kostan lo aja," ucap Sinta yang ku balas dengan anggukan.
Dengan badan rada lemas, aku paksakan untuk berjalan. Karena Sinta kebelet buang air kecil, jadi ke toilet sebentar.
Tiba-tiba Squadnya Putri masuk. Yang aku herankan, salah satu dari mereka menutup pintu toilet dan berdiri didepan pintu seakan tidak ada orang lain yang boleh masuk.
Ada yang tidak beres ini.
"Gue abisin lo hari ini!" Hardik Putri menatapku benci.
Benar dugaanku.
Dia menyerangku. Menarik rambutku dengan tangan lentiknya, kemudian membenturkan kepalaku ke dinding. Aku yang lemas tidak bisa berbuat apa-apa.
Dalam posisi begini aku berpikir, jika aku melawannya, maka aku juga bersalah. Ku putuskan hanya untuk menahan serangannya, tanpa membalas sedikitpun.
Sayup-sayup aku melihat Rianti tangannya dipegang dan mulutnya dibekap agar tidak teriak. Beruntung Sinta yang tadi sedang buang air kecil mengetahui situasi dan cepat berteriak.
Teman-temannya Putri panik, tapi tidak dengan Putri yang masih kalap membenturkan kepalaku ke dinding.
BRAK!
"Udah saya duga!" Suara serak-serak basah khas yang ku kenal menggema di toilet ini.
Sontak Putri melepaskan cekraman tangannya. Dengan begitu nafasku mulai sedikit lega, tapi tak kuasa menahan akhirnya aku luruh jatuh terduduk di lantai.
Pandanganku mulai gelap. Aku berusaha mengatur nafas agar tetap tenang.
"Rey, aku begini demi kamu."
"Saya nggak peduli." Singkat, padat, jelas dan menohok.
Drama apa ini? Sinetron apa ini?
Rianti dan Sinta dengan sigap membantuku untuk berdiri. Genggaman tangan mereka sangat membuatku nyaman. Sesekali Rianti merapihkan rambutku yang sudah terlihat seperti sapu ijuk kusut.
"Sikap acuh kamu menjadi-jadi kalo ketemu aku. Sedangkan kalo ketemu anak ini—"
"Dia punya nama. Nggak sopan!"
Entah kenapa hatiku sedikit menghangat ketika Rey membelaku. Dia menghampiriku, kemudian menggendongku. Serius ini seperti di cerita-cerita novel, cowok tampan menggendong cewek amburadul.
Ini aku harus bagaimana coba? Jujur, ini kali pertama digendong cowok dengan posisi begini—Bridal Style namanya.
"Ayo ke UKS," ucap Rey. Kemudian Rianti dan Sinta ikut mengekor. Cepat menuju ke UKS tanpa menghiraukan Putri.
Aku hanya diam. Tidak tau harus berbuat apa, karena ini terjadi cepat begitu saja. Bahkan aku terasa ini seperti mimpi. Tapi ini tidak mungkin mimpi, karena kepalaku sakit habis dibenturi ke dinding:(
"Maaf."
•••
A/n : Cerita saya memang ngebosenin abis. Banyak typo. Kurang panjang. Acak-acakan. Maklumlah saya masih belajar. Tapi cerita ini MURNI hasil pemikiran saya sendiri, jadi maaf bila ada kesamaan tokoh atau tempat dan tolong jangan Mengcopy cerita saya tanpa persetujuan saya. Terimakasih:)
[Saya sangat butuh kritik dan saran kalian, don't be silent readers guys!]
-Yo
![](https://img.wattpad.com/cover/86483965-288-k544245.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool KetOs
Dla nastolatkówKetOs = KETUA OSIS (n) "Mulai detik ini kamu jadi pacar saya," ucap Rey tegas. "Lah? apa nya? nggak bisa gitu dong! Seenak jidat jadiin gue pacar lo. Deket aja kagak!" jawab Vira acuh. "Saya nggak suka dibantah! Kamu pacar saya sekarang," Tegas Reyn...