KetOs = KETUA OSIS (n)
"Mulai detik ini kamu jadi pacar saya," ucap Rey tegas.
"Lah? apa nya? nggak bisa gitu dong! Seenak jidat jadiin gue pacar lo. Deket aja kagak!" jawab Vira acuh.
"Saya nggak suka dibantah! Kamu pacar saya sekarang," Tegas Reyn...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dress dengan model lengan buntung cantik berwarna putih sangat pas membalut tubuh rampingku. Rambut yang setiap hari tergerai, kini ditata simple mengekspos leher jenjangku. Tak lupa high heels menambah kesan manis pada penampilanku malam ini.
"Mana kak Rey? Udah jam 7 ini. Nggak sabar liat ekspresi dia pas ketemu si tepos yang berubah jadi cantik ini," seru Rianti.
"Iya. Sumpah nggak sabar nih gue," tambah Sinta.
"Pasti tercengang dia," ucap Dede.
"Buh bukan lagi," giliran Niko yang berkomentar.
"Ih kalian ini bukannya bantuin gue, malah ngerumpiin kapan dia dateng. Ini nih gimana cara jalan yang bener?..."
Sinta, Rianti, Dede dan Niko menengok ke arahku yang sedang belajar jalan dengan high heels.
"...sumpah ini susah banget. Seumur idup gue, baru kali ini pake beginian," keluhku.
"Eh anjrit kak Rey udah nunggu tuh," teriak Sinta gupek.
"Demi apa?" tanyaku kaget.
Aku menghela nafas berat. Demi kolor Niko yang nggak pernah ganti, sumpah! aku gugup setengah mati.
"Aduh emak," aku kaget ketika melihat Rey tepat berada didepanku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rey mengenakan kemeja putih yang sengaja bagian lengannya ia gulung agar memberikan kesan casual, dipadu dengan celana jeans hitam menambah kesan casualnya.
"Indahnya ciptaan Tuhan," gumamku pelan, namun Rey bisa mendengarnya. Mataku kedipkan beberapa kali memastikan bahwa dihadapanku adalah Rey, bukan hayalan semata.
"Ekhem!" Rey berdehem berusaha menutupi kegugupannya-mungkin.
Hening.
"Aneh ya?" tanyaku merasa sebal karena Rey tak kunjung berbicara.