6

545 20 0
                                    

"kamu adalah seorang malaikat tak bersayap, yang selalu ada di saat aku butuhkan"

Ariesha meruntuki dirinya sendiri, dia menyesal telah membawa motor meskipun sempat di larang oleh pembantunya, sekarang motor vespa berwarna pink itu penyakitnya kumat, mana sekarang sudah hampir jam nya masuk sekolah lagi. Ariesha berjalan kesana kemari, mencoba menelpon pembantunya.

Saat seperti ini, seharusnya ayahnya yang bertindak bukan pembantu atau siapapun.

Mama Ariesha juga tidak tahu di mana, setahu Ariesha yang membuat mama dan papanya cerai adalah ulah mamanya yang selingkuh lagi.

Setelah beberapa kali menelpon akhirnya di jawab juga.

"bik, suruh orang bengkel ambil motor Ariesha ya, di jalan×××××××"

"iya non"jawab seorang wanita paruh baya dari sebrang telpon sana.

Ariesha mematikan telponnya, dia bingung, dengan apa dia sekolah sekarang , mau pesan taksi takut kelamaan.

Brum-brum. Suara sebuah motor yang berhenti di dekat Ariesha. Ariesha menoleh, dia mendapati Gara yang sedang mengendarai motornya . "kenapa Sha? "tanya Gara

Ariesha menghela nafas "motor gue mogok, kumat penyakitnya "ujar Ariesha.

"bareng gue aja" ajak Gara.

Ariesha tampak berpikir, jika dia menolak lalu dengan apa dia pergi ke sekolah, akhirnya Ariesha menerima tawaran Gara , berangkat ke sekolah bersama. Gara mengambil helm yang selalu tersedia di belakang motornya lalu memakaikan helm itu ke kepala Ariesha.

"Aduh"ringis Ariesha saat Gara menepuk dengan keras helm yang dia kenakan.

"gila lo ya? "tanya Ariesha

"bodo amat"ujar Gara.

Setelah Gara naik, Ariesha hanya termenung, berdiri di samping motor gara

"naik nggak, kalo nggak gue tinggal nih" ancam Gara,

"tapi rok gue" lirih Ariesha. Gara melirik ke arah rok Cewek itu, lalu paham dengan arah pembicaraan Ariesha. Cowok itu melepas jaket yang dia kenakan lalu melingkarkan ke pinggang Ariesha .

"cuma gue yang boleh lihat , yang lain jangan"ujar Gara, Ariesha sama sekali tidak menghiraukan perkataan Gara ,Cewek itu naik ke motor Gara.

Setelah memastikan Ariesha naik, Gara melajutkan perjalanannya sampai di sekolah.

Yang benar saja, gerbang sudah di tutup, lalu mereka masuk bagaimana? Tanya Ariesha dalam hati.

Gara memarkirkan motornya di sebuah warteg samping sekolah lalu mengajak Ariesha untuk memanjat pagar. Awalnya Ariesha menolak, tapi apa boleh buat.

Gara berjongkok lalu menunduk

"sini naik ke pundak gue"suruh Gara,
Ariesha membulatkan mata, bagaimana nanti jika Gara mendongak ke atas? kan bisa bahaya.

"enak aja, nggak mau gue"ujar Ariesha. Gara menatap Ariesha sejenak "mau sekolah atau bolos bareng gue?" tanya Gara.

"ya sekolah lah"jawab Ariesha,

ArieshagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang