31

257 8 0
                                    

" heiii sinopall.  Jangan menyerah ayo sekolah,  jangan menyerah karena hujan ajah.  Plastikin tasnya pakai sweaternyah jangan lupa doa. Ayo lah sha.  Masa gitu aja. Males sekolah sih,  gue bela_belain bawa mobil nih,  biar lo nggak kehujanan. "

"males ah Gar.  Mending kita bolos aja. Cuma bolos sehari,  apa susahnya sih? " tanya Ariesha

"sebenarnya nggak susah sih,  cuma yang gue tau,  lo itu anak rajin,  kok bisa bisannya ngajak anak nakal bolos? " tanya Gara

"helloo gue anaknya pak farhan coy,  bukan anaknya pak rajin" tutur Ariesha tidak terima

Gara menepuk jidatnya. "kok bisa gue sebloon gitu ya? " tanya Gara

Ariesha memutar bola mata.  Merasa jengah karena Gara berulang kali mengaku jika dirinya bloon tanpa rasa malu ataupun ragu.

"ya udah kalo gitu,  kita bolos aja.  Itung itung pdkt sebagai calon pasangan suami istri"

Pletak

Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala Gara. Membuat cowok itu mengelus kepalannya yang terasa sakit. 

"Kayaknya tangan lo gatel banget ya sha,  kalo enggak mukul gue sehari aja" tutur Gara

Membuang napas kasar dan menatap Gara dengan tatapan malas. Ariesha membalas penuturan Gara barusan "iya,  habisnya kepala lo bikin tangan gue nafsu"

"seenggaknya lo pernah nafsu juga sama gue.  Meskipun nafsunya sama kepala aja,  gue nggak papa kok,  asal tangan lo bahagia" ujar Gara sambil memamerkan sederet giginya.

Tanpa tahu malu,  cowok itu berjalan melewati Ariesha dengan santainya.  Dan masuk ke dalam rumah cewek itu. Gara mengedarkan pandangan lalu menemukan sebuah foto masa kecil Ariesha tergeletak tak berdaya di depan vas bunga.

Cepat-cepat Gara mengambil foto itu,  ternyata di dalam foto tidak hanya terdapat satu orang . Melainkan dua,  Gara mengamati foto itu sepersekian detik hingga menemukan hal janggal di balik foto yang dia pegang.

"Gabi dan Dave sahabat selamanya"

"Sha " panggil Gara

"kenapa? " tanya Ariesha sambil berjalan menuju ke arah Gara.

"Gabi? "

Ariesha tersenyum saat melihat foto yang di pegang oleh Gara.  "Gabi itu nama panggilan gue saat gue kecil,  dan ini Vero,  sahabat  kecil gue" tutur Ariesha

"Vero?  Tapi ini tulisannya Dave, nama Vero kan seharusnya Veronio Putra,  nggak ada Dave nya"

"Itu yang buat gue bingung selama ini,  Teman kecil gue itu namannya davero,  dia memperkenalkan dirinya dengan nama Vero.  Tapi gue lebih suka manggilnya dengan sebutan Dave" Ariesha menarik nafas sebentar. "Dave itu

"non ariesha nggak sekolah? " suara ringan itu mengagetkan mereka berdua. Ariesha menoleh mendapati pembantunya sedang menegur diriya.

"enggak bik,  udah kesiangan juga. Lagipula ini masih hujan kan" tutur Ariesha

"maaf non,  tapi kalo tuan tau. Tuan bisa marah"

"kalo papa nggak tau,  dia nggak akan marah-marah kok bik"

"ya sudah kalo gitu, bibik ijin sebentar non mau ke rumah sebentar,  mau ngambil hp bibik yang ketinggalan"

"masih hujan loh bik ini" tutur Ariesha

"tenang non,  bibik kan naik angkot jadi aman"

Ariesha menghela nafas pelan " ya udah kalo gitu bibik hati-hati ya"

ArieshagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang