25

269 9 0
                                    

Pagi ini Vero bertamu di rumah Ariesha.

"Ver dari kemaren Gara nggak bales chat Gue"

"hm"

"dan semalem gue ketemu orang misterius"

"hm"

"tapi dia baik, mau bantuin gue beresin belanjaan yang jatuh"

"hm"

Lagi lagi Vero membalas dengan deheman, cowok itu sangat fokus dengan ponsel yang dimiringkan itu.

"Ver sebenernya lo dengerin gue nggak sih? Perasaan dari tadi gue bicara panjang kali lebar kali tinggi, lo balesnya cuma 'hm''hm 'hm'mulu"

"Hm"

Ariesha merebut hp yang tadi Vero pegang . "Oh jadi karena ini, lo berpaling dari gue, karena game ini? Iya? "

Ariesha mengembalikan ponsel Vero ke menu utama lalu menghapus game dengan nama mobilegends itu.

"Nih, udah gue hapus biar lo nggak fokus ke hp doang"

Ariesha mengembalikan ponsel Vero, tapi sang empunya hp hanya diam saja. "lo kenapa sih?" tanya Ariesha

"Lo hapus mobilegends gue? "

"iya"

"Emang lo pernah fokus sama Gue? Lo fokus sama Bima dan Gara aja gue nggak pernah nuntut lo untuk jauhin mereka. Kalo cuma game aja sampek lo hapus berarti lo jahat Ar . Padahal gue selalu baik sama lo, nurut kalo lo nyuruh gue ini, itu, selalu ada buat lo, bahkan gue nggak pernah ganggu lo sama Bima ataupun Gara. Asal lo tau, gue cuma bisa diem saat mereka perlahan rebut lo dari gue. Gue tau, gue emang nggak berhak atur-atur hidup lo, larang lo ngelakuin ini itu. Dan lo simpen baik baik kata kata gue ini 'Kalo sampek lo di buat kecewa sama Gara ataupun Bima. Jangan pernah sesekali lo cari gue'" Vero tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan Ariesha.

"Ver"Panggil Ariesha lirih. Dia tidak tahu jika hanya karena game Vero sampai seperti ini. "Maafin gue" lirih Ariesha

****

Ariesha masih termenung hingga tiba-tiba Gara duduk di sebelahnya. Cewek itu malah menatap Vero yang pindah tempat duduk bersama Nando, Septian, dan Teman teman yang lain.

"Kok Vero pindah Sha? "tanya Gara

Ariesha geleng-geleng kepala kembali fokus pada bukunya.

Gara mendekus sebal. "lo ada masalah"tanyanya

"nggak ada"

"gara-gara Gue semalem nggak bales chat lo?"tanya Gara

Ariesha menoleh , mengangkat sebelah alisnya. "Kok lo ke PD an banget sih jadi orang?" tanya Ariesha

"Cuma perkiraan doang. Tapi bener ya?" tanya Gara

"enggak"

"ya udah"

Kringgggg!!!!

Bel masuk telah berbunyi Ariesha mengeluarkan buku-buku yang ia butuhkan.

"Pr lo udah di kerjain?"tanya Gara

Mampus! Ariesha terkejut. Merasa bahwa semalam dia sama sekali tidak mengerjakan pr apapun. Raut wajahnya menegang. Apalagi jam ini di isi oleh bu Merry.

Ariesha menatap Gara sekejap. "Gar,gue lupa belum ngerjain PR" tutur Ariesha

Raut wajah Gara tampak biasa saja. "cuma lupa nggak ngerjain PR doang sampek sepanik itu. Tenang Sha, gue juga nggak ngerjan PR."

Ariesha mengetuk-ketukan jemarinya ke atas meja. "terus gimana dong, gue nggak mau di hukum"

"Ya elah. Cuma di hukum doang, apa susahnya. Lagi pula kan ada gue , lo santai aja"

"Pokoknya kalo di hukum ,lo aja yang ngejalanin, gue nggak mau"

"tenang aja"

Benar, tak lama dari perdebatan itu datanglah sosok wanita paruhbaya yang menggunakan kacamata melorot sampai hidung.

Ariesha semakin panik , apalagi Bu Merry sudah mengedarkan pandangan seperti itu. Menambah suasana kelas menjadi mistis aja.

"KELUARKAN PEKERJAAN RUMAH KALIAN SEKARANG!" suruh Bu Mery

Semua anak kelas mengeluarkan bukunya ,kecuali Ariesha dan Gara. Memang paket komplit, apa-apa serba sama.

Bu Merry mulai berkeliling mengecek setiap tugas yang dia berikan lusa kemarin. "Ariesha , Gara , mana tugas kalian?"

Ariesha meneguk ludah karena takut. Beda dengan Gara yang wajahnya hanya biasa saja, seperti tidak punya masalah. Apalagi dia menutupi semua itu dengan senyuman lebar.

"Kamu ngapain senyum-senyum gitu?"

"Saya sama Ariesha pilih lari keliling lapangan 10 kali bu, karena kami belum mengerjakan PR" tutur Gara masih dengan senyumannya

Bu Merry tidak komentar apapun, padahal biasanya wanita itu selalu marah-marah jika ada murid yang belum mengerjakan tugas.

Dia membiarkan Ariesha dan Gara melakukan hukuman yang mereka pilih sendiri.

Gara menarik tangan Ariesha untuk ikut bersamanya. "Berlarian di pagi hari bagus untuk kesehatan, dan kecantikan . Apalagi sekarang lo mulai gendutan" ujar Gara

Tak tinggal diam Ariesha mencubit perut Gara. Karena sebal di katai gendut. Ariesha memegangi pipinya sendiri, merasakan apakah ada perubahan. Memang sih ,saat terakhir dia menimbang , berat badannya naik 5 kilo.

Dengan semangat menurunkan berat badan , Ariesha berlari meninggalkan Gara. "EH,MASA DEPAN TUNGGUIN!"

Tak menghiraukan panggilan Gara, cewek itu nekat saja berlari. Untuk kepentingan sendiri dan bersama .

Dengan napas terengah-engah Gara berhasil menyamai langkah Ariesha. "Gila, lo cewek tapi larinya cepet juga ya. Harusnya lo juga cepet lari dari hati Bima dan berpaling ke gue" tutur Gara dengan napas terputus putus

"SEMANGAT MENURUNKAN BERAT BADAN" teriak Ariesha seperti orang Gila. Gara pun sama, cowok itu ikutan menyemangati Ariesha dengan ikut teriak-teriak.

Mereka jadi bahan tontonan gratis para siswa siswi yang lewat. Tak perduli di tatap aneh seperti itu , Gara malah semakin kencang menyemangati Ariesha agar cepat kurus.

Gara sendiri sebenarnya di landa bingung. Disaat dia sudah sangat kelelahan , Ariesha malah semakin semangat. Gara sempat mengira bahwa Ariesha bukanlah perempuan sungguhan.

Semoga dengan lari seperti itu Ariesha bisa sejenak melupakan masalahnya dengan Vero dan juga bisa menurunkan berat badannya. Tak perduli jika kakinya sudah sangat sakit karena lama berlari.

Setelah mencapai sekirannya 6 kali putaran kebetulan napasnya sudah semakin sulit. Tak lama dari itu. Setetes darah keluar dari hidungnya. Membuatnya harus berhenti sejenak. Dia mencoba menghilangkan darah yang mengalir dari hidungnya.

Gara pun sama cowok itu terlihat bingung saat Ariesha berhenti dan melihat ke atas. Dengan kepolosan tingkat dewa cowok itu juga ikutan menoleh ke atas melihat apa yang di lihat Ariesha.

Tetapi ternyata dirinya salah , Ariesha sedang menutupi hidungnya. Perlahan pandangannya mulai kabur. Sedikit demi sedikit pandangannya menggelap dan dia terjatuh dengan Gara yang refleks menahan tubuhnya.

Karena bingung sekaligus panik. Gara mengangkat tubuh Ariesha dan menggendongnya ala brigdal style.

Gara berlari menuju uks sambil sesekali menatap wajah Ariesha yang memucat , tidak tahu kenapa melihat kondisi Ariesha seperti ini membuatnya ikut merasakan sakit .

"Bertahan Sha , bertahan" gumamnya.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Yeay, selesai maaf telat update.

Karena kalo siang aku banyak tugas , terus kalo malem harus tarawih.

Maaf ya para readers que

Vote dan komentarnya jangan lupa.

With partner
I

mell

ArieshagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang