34

278 7 0
                                    

Tanggal dan bulan yang sama di tahun yang berbeda. Enam tahun telah berlalu. Gara tidak berniat mencintai orang lain selain gadis itu. Enam tahun juga memang bukan waktu yang singkat. Kini dia telah memiliki teman baru, tempat baru , dan segala sesuatu yang baru.

Semenjak kejadian waktu itu. Cowok itu. Menjadi lebih dewasa dan ber etika. Ia sedikit mengubah penampilanya , dari. Mulai fashion hingga tatanan rambutnya.

Karena tidak ingin terlalu larut dengan kesedihan , Cowok itu memilih tetap tinggal dan berjuang sendirian. Dengan dorongan orang tuanya lah Ia dapat meyakinkan diri dengan pilihanya , yaitu menjadi seorang dokter ternama . Tujuannya hanya satu , yaitu menjadi seseorang yang berguna untuk orang lain dan juga dapat membantu sesama.

Sedari tadi Gara terus saja membolak balikan undangan yang ia terima pagi tadi. Undangan reuni SMA nya . Apa mungkin Ariesha akan datang. Mungkin saja sekarang gadis sudah menjadi orang yang sukses , sama sepertinya.

Gara akan sangat bersemangat jika Ariesha benar benar datang ke acara reuni dan bertemu kembali denganya.

Di dalam undangan itu tertera tempat dan waktu dilaksanakanya acara , yaitu
Besok malam pukul 19.00. Untuk memastikan harapannya terwujud. Laki-laki itu menelepon seseorang.

"Halo bro , lo ikut jadi panitia reuni kan?" tanyanya

"iya, kenapa emangnya?"

Percakapan itu berlanjut sampai akhirnya salah satu dari mereka mengakhirinya. Sejujurnya Gara masih takut dengan kenyataan yang akan di hadapinya. Ia terus saja berfikiran negatif jika Ariesha sudah mempunyai pacar, atau mungkin suami.

Tak sengaja matanya menangkap salah satu potret dirinya dengan seseorang yang kini sedang ia rindukan dan harapkan kedatangannya. "Tunggu besok, kita pasti akan ketemu lagi , dan menjadi kita yang seutuhnya. Semoga saja. "

Foto itu sudah lumayan usang. Karena di ambil beberapa tahun yang lalu. Seseorang mengetuk pintu ruangannya dan masuk tanpa di beri izin.

"Aku bawa bekal buat kamu. Pasti kamu belum makan kan. Aku tau kamu lapar , jadi kita makan sama sama ya." ujar perempuan berperawakan bagaikan model itu.

Gara tersenyum sembari mengelus rambut seorang gadis di hadapannya ini. Dialah yang selama ini juga menemaninya berjuang menggapai mimpi.

"Kamu duduk dulu ya , aku juga tau pasti kamu capek ngurusin banyak pasien hari ini"

"Makasih ya" ujar Gara lalu mengecup kening gadis di hadapanya. Sedangkan gadis yang baru saja di perlakukan romantis itu langsung salah tingkah dan mendadak menjadi rempong.

"Aku selalu suka kamu yang seperti ini. Selalu perhatian sama aku. Oh iya, Besok malam ada acara reuni SMA aku. Kamu ikut ya, nggak usah dandan. Aku nggak mau cowok-cowok di luar sana menikmati kecantikan kamu."

Blush , pipi gadis itu bersemu . Mendengar ucapan seseorang yang selalu bersikap manis kepadanya selama beberapa tahun belakangan.

"iya. Aku sayang kamu" ujarnya

"Aku juga suka sama kamu, tapi maaf ya , untuk sekarang ini aku belum bisa bilang sayang ke kamu. Aku harap kamu bisa sabar nunggu sampai lusa. Setelah itu aku akan memberitahukan kelanjutan hubungan kita" tutur Gara

Gadis itu tersenyum begitu tulus "Aku yang seharusnya berkali-kali bilang makasih ke kamu. Karena kamu nggak pernah risih melihat kehadiran aku yang selalu merepotkanmu"

Gara membalasnya dengan senyuman juga . " coba kamu tatap mata aku. Aku nggak akan pernah risih dengan kehadiran kamu. Meskipun hatiku masih belum sepenuhnya buat kamu, tapi percaya sama aku. Aku bakal secepatnya membalas perasaan kamu. Dan juga, aku paling benci melihat cewek nangis. Apalagi kalau akulah penyebabnya. Jadi , daripada nanti ujungnya kamu nangis . mending kita makan aja sekarang. Kamu dengerkan perut aku udah keroncongan dari tadi"

Gadis itu tak mampu menahan tawa sekarang. Mengingat perut Gara yang memang sedari tadi berdemo hingga suaranya terdengar sampai ke kupingnya.

****

Gadis yang bersama Gara tadi juga sudah bepamitan untuk kembali bekerja, karena ada jadwal potoshot siang ini. Jadi, tinggalah Gara yang tengah menyibukan dirinya.

Gadis tadi adalah Marshelia atau yang biasa gara panggil shelly . Dia adalah gadis yang merubah gara menjadi seseorang yang berguna selama ini. Gara bertemu dengannya di sebuah jembatan penghubung. Saat itu, gara begitu terpuruk dengan keadaan sampai sampai dia hampir menyia nyiakan Hidupnya. Gara baru tau semua tentang shelly setelah 1 bulan sejak mereka saling mengenal. Tidak ada yang tak mengenal seorang Marshellia Artessya, model papan atas yang namanya sedang melejit-melejitnya. Gadis itu adalah gadis yang bar bar.

Namun, Ia adalah seseorang yang penyayang sekaligus mempunyai kesabaran tingkat dewa. Meskipun gara awalnya menolak. Namun lama-lama hatinya luluh juga. Gadis itu juga yang sudah membuat gara melupakann Ariesha dalam sekejap namun bersifat sementara. Nyatanya ia selalu berharap, bisa bertemu lagi dengan Ariesha.

Ariesha seolah-olah sudah menjadi duniannya. Gadis itu juga yang selama ini stay di hatinya dan tak berniat untuk di buang ataupun dilupakan..

...

Shelly sudah pergi, saatnya Gara memandangi foto itu lagi. Dimana terdapat tawa lepas tanpa beban dan juga ekspresi yang menggemaskan. Satu pertanyaan muncul dari benaknya. "Apa mungkin ariesha akan melupakannya .

Tidak ingin berharap namun selalau mengharap. Dasar manusia yang maunya untung doang. Besok malam adalah puncaknya. Ketika Gara bertemu dengan salah seorang di masa lalunya. Apakah akan kembali, atau malah sakit. Atau mungkin yang lainnya.

Hp Gara berbunyi, menandakan ada sebuah pesan masuk.

08×××××
See you again.

Apa maksudnya dari pesan tersebut. Sungguh gabut dan gajelas sekali. Gara memilih mengabaikan pesan itu lalu mengantongi handphone nya di saku celana.

Menjalani hubungan yang sangat absurd. Dimana hanya ada seorang saja yabg berjuang dan yang satunya tinggal menikmati. Sperti kisahnya dengan gadis manja itu .

Perlahan gara berjalan menuju ke jendela. Melihat suasana kota yang tampak jelas dimatanya. Besok sha. Semoga besok menjadi hari bahagianya.

Apa mungkin ariesha ada di dalam jejeran mobil-mobil yang tengah berbaris rapi di lampu merah.

"Bro , lo ngapain lihat lampu merah. Mau ngamen hah?" tanya seorang yang baru saja datang. Ia adalah vero yang juga bekerja di rumah sakit ini. Meskipun vero punya rumah sakit sendiri. Tetapi ia ingin berjuang dari noll seperti yang dilakukan gara.
"Besok gue akan ketemu sama orang yang sampai saat ini masih stay di hati"

"masih aja tu bucin nggak ilang ilang" ledeknya

"biarin, setidaknya gue laku, nggak kayak lo. Pacaran sama kucing melulu.

"biarin lah, masih untung gue ada kucing, jadinya nggak perlu berjuang nunggu yang sama sekali nggak pasti kedatangannya.."

"gue tampol mampus lo" tutur gara tidak terima. Baru kali ini ada karyawan membantah seorang bos besar.

Happy reading. Maaf kalo banyak typo soalnya aku ngantuk parah. Padahal aku nulis baru sampek jam 9 kurang 15. Ih dasar aku.

Vote dan komentar ya

Muah muah.

Akan rajin up kalo kalian rajin baca

ArieshagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang