1

2.9K 428 118
                                    



"You give me purpose every day. . You give me purpose in every way. ."

Oik mengakhiri lagunya bersamaan dengan Ica yang sudah terlelap dalam pelukannya.

Dalam keremangan malam, Oik memikirkan ulang lirik lagu yang barusan dinyanyikannya untuk mengantar Ica pada kantuknya.

"You give me purpose. . Ca. ." Bisiknya pelan.

Diusapnya perut mbak istri yang sudah membesar itu.

"Manda baik - baik sampai hari H ya nak. Kasian Mami keberatan." Ucapnya lagi kemudian ikut tidur bersama Ica.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yang bilang cowok itu pelupa dan nggak pernah inget detail - detail kecil tentang suatu hal sini ngopi dulu sama Oik. Tenang kopinya bukan kopi vietnam pake sianida kok. Cowok itu cuma nggak suka aja bilang kalau sebenarnya mereka hapal mati tanggal - tanggal keramat di dalam hidup mereka. Tapi mereka gengsi aja ngaku, soalnya nanti dibilang sentimen kaya cewek.

Dan tentu saja hal ini juga berlaku untuk Muhammad Atthoriq. Jangankan sekedar tanggalan ulang tahun sampai anniversary, tanggalan kapan Ica datang bulan pun dia hapal.

Dan sekarang bertambah satu lagi tanggalan yang masuk ke daftarnya Oik.

9 juni 2019. Beberapa hari setelah idul fitri.

"Masih pusing, yang?" Biasanya tiap minggu pagi Oik kickboxing berdua Ica di kamar sebelah yang disulap jadi gym dadakan mereka. Tapi kali ini kayanya Oik harus partneran sama samsak doang, soalnya Nyonya Atthoriq lagi nggak enak badan dari balik dari rumah Mama sama Papa Oik waktu lebaran.

"Masiiiih. ." Ica mengangguk pelan lalu kembali memejamkan matanya dan berusaha kembali tidur.

"Ke dokter ya?" Oik memijit pelan kepala Ica. Sementara yang ditanya hanya menggeleng.

Oik menghela napasnya. Kadang Ica bisa sekeras kepala itu memang.

"Kalau sampe nanti sore kamu masih begini, suka atau nggak kita ke dokter." Tegas Oik.

"Siap Uda!" Jawab Ica berharap Oik segera berhenti merecokinya dengan perkara pergi ke dokter.

Siang harinya waktu Ica masih tidur, si Uda iseng pergi ke apotik terdekat. Tiba - tiba saja obrolannya dengan Rizky sepupunya yang istrinya baru saja melahirkan sebulan yang lalu terngiang di kepalanya.

"Selamat bro, penderitaan lo berkurang kayanya." Oik menepuk bahu sepupunya yang sedang menunggui istrinya di luar kamar rumah sakit. Tentu penderitaan disini kita tau maksudnya apa. Ehe.

Rizky tertawa miring, kemudian membalas, "Justru baru mau dimulai bro, yang kemaren belom seberapa mah. Lo cobain aja kalau Ica hamil nanti, haha."

.
.
.
.
.

"Udah mendingan?" Tanya Oik pada Ica sekembalinya dari apotik. Udah bangun ternyata Icanya.

"Yaang. . Aku mau dendeng baladonya Mama dong~" Cicit Ica yang sedang duduk di depan TV sambil meminum susu kotak persediaan Oik.

Oik tersenyum kecil, lalu di hampirinya si cantik itu. "Nih!"

Dahi Ica berkerut menatap kantong kresek apotik yang Oik serahkan.

OXYTOCIN [YNWA AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang