Happy reading 📖
Don't forget to vote🌟
and comment 💬,,,Jisoo berlari ke arah taman yang sepi seperti biasanya.
Dia hanya menangis tersedu sekarang.
Ya,dia memang sudah menemukan kejanggalan dari sikap Suho sejak tadi malam.
Pertama,Suho tak mengirimkan pesan dari semalam. Padahal, biasanya lelaki jangkung itu selalu mengirimkan pesan kepada Jisoo sejak beberapa hari mereka kenal.
Kedua,Suho tak menjemput Jisoo. Bukankah Suho selalu menawarkan untuk menjemput atau mengantarkan Jisoo sejak beberapa hari terakhir?
Ketiga, Suho tak menyapanya tadi.
Itu sudah cukup Jisoo rasa.Ia tak mengerti harus bagaimana lagi dengan perasaannya sekarang. Jujur,ia sudah mencintai lelaki itu walaupun baru beberapa hari kenal. Apakah ia harus membuang jauh-jauh perasaanya?
###
Suho tengah menyalakan mesin motornya. Kyungsoo yang baru saja memakirkan kendaraannya menghampiri Suho."Kau mau kemana?"tanya Kyungsoo.
"Rumah sakit."jawab Suho yang kemudian melajukan motornya.
"Ada apa dengannya?"gumam Kyungsoo.
Kyungsoo melenggang pergi mulai masuk ke koridor sekolah. Bukannya tidak peduli pada Suho. Tapi ia tahu saat Suho sedang membutuhkan teman atau tidak. Dan sekarang,Suho hanya butuh kesendirian.
###
Rose sedang berjalan mengikuti seorang laki-laki di depannya, lebih tepatnya memata-matai. Lelaki itu sesekali menoleh. Mungkin memang sudah merasa ada yang mengikuti. Laki-laki itu hampir berbelok menuju ke kelas Rose."Aku sudah menduganya! Dia ingin mendekati Jisoo kembali."ujar Rose.
Rose berlari menghalangi lelaki itu.
"Minggir kau!" perintah lelaki itu.
"Apa maksudmu kemari?!"tanya Rose lancang.
"Kau sungguh menyebalkan,Rose!"kesal lelaki itu.
"Kak Luhan, sekali lagi kutanya--"ucapan Rose terpotong karena tubuhnya di dorong oleh Luhan.
Laki-laki itu masuk ke dalam dan menengok ke arah dalam kelas. Kemudian mendecak pelan dan berjalan ke arah berlawanan. Dan tak peduli dengan keadaan Rose.
"Aaw..."lirih Rose.
Chanyeol yang kebetulan ada di sana langsung membantu Rose.
"Kau tidak apa?"tanya Chanyeol.
"Ah,tak apa."ujar Rose yang kemudian berdiri.
"Kau kenapa bersikeras menghalangi pria itu?"tanya Chanyeol.
"Ceritanya panjang."jawab Rose.
"Ceritakan padaku,aku akan mendengarkanmu."pinta Chanyeol.
"Apa itu penting bagimu?"tanya Rose.
"Tentu."ucap Chanyeol lirih.
"Hah? Kau bilang apa?"sahut Rose.
"Ayolah."ajak Chanyeol.
Chanyeol menggandeng tangan Rose dan berjalan bersama menuju ke kantin sekolah.
Rose yang memang cuek tak terlalu memedulikan tentang itu. Sedangkan Chanyeol merasa senang karena tidak ada penolakan apapun dari Rose.