#CT (Cinta Terlarang)
Part 5
🍀🍀🍀
"Mas Dika ...."
"Maaf jika mengganggu, ini Mbak saya bawain makan siang. Saya hanya ingat Mbak Res suka lupa makan siang kalau udah sibuk. Saya permisi, ya."
Mas Dika pergi setelah menyodorkan sebungkus makanan untukku. Aku tercengung saat langkahnya mulai menjauhi kami. Rasa khawatir menyelinap di dalam hati. Bagaimana jika ia berburuk sangka dan mengatakan bahwa aku adalah wanita murah sebab mau saja dipeluk oleh seorang laki-laki.
Bodohnya, aku hanya mampu menatap punggung lebar itu semakin menjauh dari pandangan. Tanpa mampu berucap sepatah kata pun. Entah mengapa lidah terasa kelu saat menatap wajah sendunya.
"Den, pergi!"
"Res ...."
"Den, sebaik apa pun sikapmu sekarang, nggak akan pernah mampu menghapus lara di hati. Aku bahkan telah bertahan selama tiga tahun, sejak Echa lahir hingga usianya menginjak tiga tahun. Jangankan meminta nafkah lahir, bahkan kamu sendiri enggan tinggal seatap selama menikah. Lalu, pada saat aku menggugat cerai, kamu hanya pasrah dan diam saat hakim memutuskan. Dan ... setahun menjanda, adakah kamu berkunjung hanya untuk sekadar menengok Echa? Maka jangan heran bila putrimu tak pernah kenal sosok ayahnya."
"Justru itu, Res. Aku hanya ingin menebus semuanya," pintanya memelas. Suaranya lemah, ia pun duduk bersimpuh dengan masih menggenggam tanganku.
"Apa menebus itu harus dengan menikah lagi? Apa itu menjamin bahwa kamu takkan mengulangi hal yang sama?"
"Setidaknya itu yang mampu kulakukan saat ini, Res."
Aku mendengkus kesal, lalu kembali masuk ke kantor melanjutkan pekerjaan, meninggalkan Raden dengan segudang penyesalannya. Baru saja membanting bokong ke kursi, aku mendengar dering ponsel yang berbunyi tiada henti.
Sebuah panggilan WhatsApp dari nomor tak dikenal. Kulirik foto profilnya, dan ... ah, ini gadis yang digandeng Raden saat itu.
[Halo.]
[Maaf, ini Mbak Resya?]
[Betul, ini siapa dan ada apa, ya?]
[Aku Vio, tunangan Raden. Saya boleh ketemu sama Mbak Resya sore ini? Sebab ada yang ingin dibicarakan.]
[Saya rasa nggak ada yang perlu dibicarakan. Maaf, saya harus kerja lagi. Selamat siang.]
Aku menutup panggilan tersebut, dan melanjutkan pekerjaan dengan hati yang kalut. Kedatangan Raden siang ini benar-benar menurunkan nafsu makanku. Dua jatah makan siang yang diberikan oleh Raden dan Mas Dika bahkan masih utuh di atas meja kerja. Sedikit tanya beredar di kepala, ada apa tunangan Raden tiba-tiba menelepon? Apakah ia tahu bahwa tunangannya mengunjungiku siang ini?
Aku memijat kening dengan jemari sendiri, berusaha mengurangi penat di kepala. Entah mengapa merasa berat menjadi janda. Tak ada teman berbagi, tak ada tempat berkeluh kesah, semua kupendam sendiri. Kadang aku merasa tak ada tujuan hidup, gairah yang tiba-tiba menurun sendirinya.
Tuhan, mengapa aku harus seberat ini? Andai hendak kulanggar berbagai norma kehidupan. Mungkin aku telah menjadi istri simpanan hanya demi materi. Namun, itu tak mampu kulakukan. Masa lalu yang buruk benar-benar menjadi pelajaran yang berarti. Jangan sampai terperosok dua kali di lubang yang sama.
Jika hati ini kembali diselami, sejujurnya masih ada cinta untuk Raden. Namun, hati begitu hambar jika mengingat segala kesalahan yang telah ia perbuat di masa lalu. Bahkan Raden hampir tidak mengakui Echa sebagai putrinya, dan menuduhku telah ditiduri banyak lelaki. Sungguh dusta yang amat kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terlarang
RomancePilihan hidup yang berat bagi seorang janda muda, jika ternyata menjatuhkan pilihan pada cinta yang salah. Resya, janda muda berusia 25 tahun, yang ditinggal mentah-mentah oleh sang mantan suami. Harus berjuang sendirian dengan peran gandanya sebaga...