BraydenLy | Olimpiade

22 8 4
                                    

Awas! Typo! Udah gitu aja:v


•••BraydenLy•••

Semester awal tak lama lagi akan berakhir. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Amel dan Lydia pun tengah sibuk belajar untuk UAS yang sudah menunggu di depan sana.

Ngomong-ngomong tentang Rebecca, cewe itu sudah meminta maaf kepada Lydia karena sudah mempermalukan Lydia saat MOS kemarin. Dan ia juga jujur kepada Lydia bahwa ia yang memasukkan alat-alat make up tersebut.

Assalamualikum wr.wb. diberitahukan kepada siswa yang bernama Lydia Vanthony Ramsey kelas X-Ipa1, Luke Bernando kelas XI-IPIST, dan Brayden Willston  kelas XI-IPIST, harap menuju ke ruangan kepala sekolah, sekarang. Terimakasih."

"Wah wah wah, buat masalah ape lu nek? Dipanggil ke ruangan kepala sekolah pula lagi, wah gabener ni. Kenape lu dipanggil?" tanya Amel heboh.

Lydia hanya mengangkat bahunya acuh "entah, aku kesana dulu ya Mel, tataaa"

Lydia pun langsung meninggalkan kelas yang sangat berisik, dikarenakan sedang freeclass.

Lydia sampai di ruangan kepala sekolah, ia mengetuk pintu 3 kali, lalu masuk kedalamnya. Tak lupa mengucapkan salam.

Didalam ruangan telah hadir Brayden dan Luke, mereka sudah duduk di kursi yang tersedia di depan meja kepsek. Lydia sedikit membungkuk sopan dan duduk dikursi yang kosong.

"Baik, karena semuanya sudah terkumpul, saya langsung saja. Jadi, maksud saya memanggil kalian adalah, kalian akan mengikuti lomba olimpiade ke bandung, yang lombanya diadakan 2 minggu lagi. Saya memilih kamu Lydia, karena saya sudah melihat nilai kamu wajtu di SMP, kamu juga selalu mengikuti olimpiade dan selalu menang, dan satu lagi poin terpentingnya, kamu berada di peringkat satu jalur beasiswa, maka dari itu saya tidak meragukan kemampuan kamu lagi, ditambah IQ kamu yang melebihi rata-rata. Jadi ya, walaupun waktu nya singkat, saya tak payah memusingkan itu lagi, dikarenakan kalian semuanya anak-anak jenius di WIS." jelas Ibu pertiwi alias kepsek panjang lebar

Lydia menggaruk pipinya yang tak gatal "eum.. Maaf bu', bukannya saya lancang, tapi bu' sebentar lagi UAS, saya takut waktu saya tidak bisa terbagi"ucap Lydia pelan

Bu pertiwi menepuk tangan sekali yang membuat Lydia sedikit terlonjak kaget "ohh kalau itu kamu tidak usah khawatir, kalian mendapat tiket plus, yaitu tidak usah mengikuti UAS alias ujian khir semester, jadi tenang saja. Sudah kalian sudah boleh kembali kekelas, maaf ibu menyita waktu kalian"

Lydia hanys menghembuskan napas nya pasrah, lalu ia bangkit dan keluar dari ruangan tak lupa ia mengucapkan salam.

Sesampainya diluar baru saja ia hendak berjalan, tangannya dicekal membuat Lydia berhenti. Ia menoleh kekanan tepat tangan kanannya yang dicekal, lalu membalikkan badannya. Napasnya berhenti, Brayden mencekal tangannya. Entah kenapa saat dekat-dekat dengan Brayden dirinya dilanda rasa gugup yang luar biasa.

"Nanti sore jam 3,kumpul di rumah gue belajar" ucap Brayden datar

Tepat sekali hari ini hari kamis, dimana sekolah hanya sampai jam 1 siang. Setelah mengatakan itu ia langsung pergi meninggalkan Lydia yang bingung. Sebab, ia saja tidak tahu dimana rumah Brayden.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, ia menoleh kekiri, Luke memberimya secarik kertas yang diterima langsung oleh Lydia dengan sopan.

BraydenLyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang