BraydenLy | Misterius

13 7 6
                                    

Hati-Hati mata keluar!

•••BraydenLy•••

1 jam sudah Lydia berada di dalam ruangan operasi. Dan satu jam tersebut mereka ber-5 tetap stay di depan ruang operasi.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan dokter keluar dengan raut khawatir. Amel yang melihat dokter keluar langsung menyambutnya dengan pertanyaan-pertanyaan.

"Gimana dok temen saya?" tanya Amel langsung.

"Teman kalian sedang ditangani. Tapi, disini siapa yang mempunyai golongan darah AB?, teman kalian kekurangan darah"

Mereka semua kebingungan, setelah beberapa detik hening, tiba-tiba muncul suara yang memecah keheningan.

"Saya bisa" ucap Luke tiba-tiba.

"Kamu yakin?" tanya dokter tersebut memastikan.

Luke hanya mengangguk datar, dan mengikuti salah satu perawat yang berjalan menuju ruangan transfusi darah.

Entah kenapa, suasana sekitar menjadi panas. Amel menoleh perlahan ke kanan, lebih tepatnya tempat Brayden berdiri. Saat ia sudah selesai menoleh ia malah merotasi bola matanya jengah.

Ia berjalan kearah Brayden yabg tengah berdiri tegak, mukanya datar, dan ada kilatan cemburu dimatanya. Langsung saja Amel menggeplak belakang kepala Brayden pelan. Membuat sang empu menoleh secara spontan.
"Gausah cemburu kali, die cuma mau donor darah! Emang lo mau ntar calon masa depan lo mati ditempat?" cibir Amel ke Brayden.

Brayden hanya menatap Amel datar, mukanya memerah, tandanya ia sedang malu sekarang karena ketahuan kalau ia cemburu.

"Ape?" sewot Amel kepada Brayden yang sedari tadi menatapnya dengan datar.

Pada nanyain kemana Ryan dan Daniel? Mereka 15 menit yang lalu sudh diusir oleh Amel ke kantin, dikarenakan sedari tadi mereka asik berantam. Tak lupa Amel memberi mereka sedikit uang agar jangan seperti anak hilang saat dikantin:v.

Setengah jam kemudian, pintu operasi terbuka, dan memunculkan beberapa perawat yang sedang mendorong sebuah bankar dengan Lydia diatasnya.

"Teman kalian selamat, beruntung tadi saudara Luke berkenan mendonorkan darahnya kepada pasien.  pasien tidak terlalu mengalami luka yang serius, alhamdulillah dengan kondisi tubuh pasien yang kuat ia bisa melewati semuanya" jelas dokter tersebut yang disambut dengan binar bahagia di wajah mereka semua.

"Baik dok, terimakasih banyak" ucap Amel bahagia.

Lalu mereka mengikuti beberapa perawat yang mendorong bankar lydia yang menuju ke ruang inap.

Sesampainya di ruang inap mereka semua belum di perbolehkan untuk masuk, dikarenakan beberapa perawat sedang membereskan semuanya, dan membantu memasangkan alat-alat yang perlu dipasang.

Saat sudah diperbolehkan untuk masuk mereka pun masuk kedalam. Amel memilih duduk di kursi samping bankar Lydia, Brayden dan Luke keluar sebentar membeli makanan untuk mereka makan, sedangkan Ryan dan Daniel mereka langsung mendaratkan tubuh mereka di sofa dn langsung berkelana didunia mimpi. Dasar manusia bobrok. :v

••••

Luke dan Brayden berjalan berdampingan menuju kantin rumah sakit. Mereka berjalan dengan diam, tatapan tajam mereka sama-sama mengarahkan kedepan. Tak peduli dengan orang-orang sekitar yang sedari tadi menatap mereka secara terang-terangan. Sudah biasa.

BraydenLyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang