"Bagaimana kabarnya?" Sakura menunggu gelisah di kursinya. Ia memainkan ponselnya berputar-putar dengan perasaan bercampur.
Katakan Sakura gila, atau gagal move on karena ia masih diam-diam mencari kabar Sasuke melalui seseorang.
'Dia bilang dia baik-baik saja, tapi aku merasa ada yang aneh dengannya hari ini.'
Itu adalah pesan yang ia terima dua menit lalu. Ini terlalu memalukan, menggilai mantan kekasih yang terlihat sudah baik-baik saja tanpanya.
Kau memang gila, Sakura.
Sakura tersenyum tipis, setidaknya ia masih bisa melihat Sasuke setiap hari karena pria itu tidak berlebihan sampai resign dari kantor.
Sakura tidak membalas pesan itu, ia mengabaikannya lalu mulai sibuk dengan pekerjaannya.
***
"Bagaimana pagimu?" Seseorang bertanya pada Sakura melalui telepon.
"Kau tahu sendiri bagaimana pagiku, Gaara." Sakura menjawab ketus. Ia masih antri untuk mengambil prasmanan di kantin perusahaannya sambil menerima telepon.
"Apa kau tidak punya pekerjaan? Kau ini benar dokter 'kan?" Keluh Sakura. Sejak pria merah itu kembali dari Afrika, ia sering sekali meneleponnya.
"Kalau begitu kenapa meneleponku jika kau sibuk, Bodoh?" Sungguh Sakura ingin mengumpat karena ketololan Gaara.
"Karena aku merindukanmu?" Kalimat itu meluncur bebas dari mulut Gaara. Dan Sakura hanya blank ditengah antrian yang semakin panjang di belakangnya.
"Permisi, Haruno-san jika kau sudah selesai bisa bergeser? Kami juga sedang mengantri." Sarkas salah satu karyawan di sana.
Sakura meringis meminta maaf, kemudian dengan kesal mematikan sambungan teleponnya dan beranjak keluar antrian tanpa mengambil apapun.
Ini sangat random dan semuanya terasa begitu mendadak baginya. Gaar mengatakan merindukannya, oke itu tidak masalah karena ia memang biasa mengatakan itu. Tapi... Kenapa sekarang semuanya terdengar berbeda? Seperti terselip sebuah harapan jika ia akan merindukan balik temannya itu?
Sakura melangkah keluar kantor, ia harus ke mini market, setidaknya mencari Ramen Instan atau Onigiri bisa sedikit memberinya energi sampai nanti sore. Sial, ini semua gara-gara Gaara.
Ia menyeberang jalan, melangkah beberapa meter sebelum masuk ke mini market. Ia mengambil beberapa minuman ringan, onigiri dan ramen lalu ke kasir.
Dan apa yang ditemuinya di pintu keluar setelah semuanya selesai?
Ia bertemu Sasuke, dan rasanya ia seperti mati dua kali sekarang.
***
Sasuke baru saja dari apotek, membeli beberapa vitamin dan obat untuk persediaan kotak obat di rumahnya. Ia memang tidak makan siang tadi karena langsung bergegas ke Apotek.
Berniat mampir sejenak membeli onigiri, ia menuju ke minimarket yang tidak jauh dari posisinya sekarang.
Ia melangkah dengan mantap dan langkah panjang, khas orang Jepang yang selalu dalam kondisi buru-buru. Lalu ia menekan gagang pintu masuk mini market itu tanpa melihat depannya. Ia menunduk sejak tadi karena sibuk berbalas pesan bersama Ibunya.
Sasuke -hampir--melangkah masuk, tapi urung karena ia yang melihat Sakura diam saja di depan pintu. Apa ia harus menyapanya? Atau melewatinya saja? Ini bahkan pertama kalinya Sasuke bersitatap langsung dengan Sakura sejak putus, jadi ia bingung sekarang.
Haruskah ia masuk? Atau melewatinya saja? Selama lima belas detik ia berpikir keras tentang keduahal itu, bahkan penjaga kasir di belakang Sakura terlihat ikut tegang dengan suasana yang terjadi.
Sasuke berdeham, bermaksud menghilangkan gugupnya dan menyadarkan Sakura, setidaknya kode untuk menyingkir dan memberinya ruang.
Sakura sadar dari rasa terkejutnya dan ia membungkuk sopan sebagai formalitas 'rekan kerja' di hadapan Sasuke sebelum menyingkir dan keluar dari mini market.
Sasuke bahkan terkejut dengan tindakan spontan Sakura. Ia tidak menyangka jika gadis itu akan membungkuk padanya seperti itu.
Namun, Sasuke tahu, itu adalah salam hormat sebagai sesama rekan kerja. Tentu saja Sasuke balas membungkuk, ia masih tahu sopan santun dan norma karena ia menganggap itu sebagai bagian dari profesionalitas dalam bekerja.
***
Astaga, hari apa ini? Ia harus menandainya. Kenapa tiba-tiba hal-hal yang mengejutkan terjadi dalam hidupnya pagi ini. Pertama, Gaara berkata merindukannya dan kedua, bertemu Sasuke setelah sekian lama.
Ini sungguh gila, bagaiamana ia bisa bersikap seperti itu ketika ia bahkan bisa menanyai Sasuke dengan pertanyaan, "apa kabar?"
Sakura membanting kepalanya di kedua lengannya yang terlipat di atas meja. Sungguh, hari ini penuh kejutan.
***
Cerita ini aneh ga sih?
