Masih nyambung ga sih, ceritanya?
Hari ini Sakura berjanji untuk bertemu Gaara di dekat rumah sakit, mungkin sekitar hampir dua minggu lamanya setelah workshop itu ia tidak bertukar kabar dengan pria itu. Mereka sama sibuknya, dan kebetulan hari ini senggang.
Sakura keluar dari kantornya saat makan siang, ia harus segera pergi ke kafe dekat rumah sakit Gaara sebelum terlambat. Cukup dengan bus selama lima menit.
Sakura langsung masuk ke kafe, ia telah melihat Gaara di sana. Kenapa semua pria di lingkaran hidupnya sangat tampan?
"Gaara, sudah lama menunggu?" Tanya Sakura. Ia langsung mengambil tempat di depan dokter bertato itu.
"Tidak, aku baru saja sampai."
"Mau pesan apa?" Tanya Gaara, ia memberi isyarat kepada waiter untuk mendekat.
"Samakan saja."
Mereka makan siang pada akhirnya sambil sesekali mengobrol ringan menghabiskan waktu makan siang mereka.
"Sakura," Panggil Gaara, ia menatap Gaara dengan pandangan bingung. Ada apa?
"Tentang Sasuke... Bagaimana kabar pria itu?" Tanyanya lagi. Entahlah, topik Sasuke tiba-tiba muncul di kepalanya.
Sakura mengangguk, ia meminum jusnya sebelum menjawab. "Dia masih sama seperti dulu--ah, mungkin saja tidak."
"Apa maksudmu?"
"Kau tahu, kemarin kami mengikuti workshop bersama, aku mencoba menjelaskan semuanya dan--BOOM keesokan harinya aku melihatnya bersama wanita lain."
"Bukankah kesempatanku sudah berakhir?" Sakura berkata lirih. Ia menatap ke luar jendela.
Gaara tersenyum prihatin. Lalu, dia sendiri bagaimana?
"Bagaimana denganku?" Tanya Gaara.
"Apa--kau apa?" Tanya Sakura tidak mengerti. Apa maksudnya?
"Aku menyukaimu, sudah sejak lama. Bagaimana denganku?"
"Apa aku masih punya kesempatan?"
"Aku menyukai--tidak aku mencintaimu, Sakura." Terang Gaara langsung.
Ia mengungkapkannya. Akhirnya, setelah mengenal lama Sakura sejak masuk universitas ia akhirnya melakukannya. Mengungkapkan perasaannya pasa wanita di depannya.
"Gaara--kau..."
"Ya, Sakura. Aku memang mencintaimu."
"Tapi--"
Sakura tergagap. Ia tidak tahu harus apa. Jika ia menolak Gaara takut jika pertemanannya dengan pria itu akan hancur dan jika ia menerimanya ia tidak bisa, karena Sasuke masih di dalam hatinya.
"Aku tahu." Gaara berkata tiba-tiba. Ia sudah tahu jika ia akan mendapatkan penolakan.
"Gaara, aku tidak bermaksud begitu." Jawabnya gelagapan. Ia tidak bermaksud begitu.
"Ah tapi aku--"
"Gaara, bisa dengarkan aku bicara dulu? Kumohon jangan menyelaku!" Sakura meninggikan suaranya. Ia benci jika kalimatnya dipotong ketika belum selesai.
Gaara mengangkat tangannya tanda ia mengerti kemudian mendengarkan Sakura bicara.
***
"Sasuke, moodmu terlihat bagus sekali hari ini." Kata Naruto. Ia makan siang dengannya siang ini.
Ia mengernyit, "Apa maksudmu?"
"Kau, terlihat lebih hidup setelah pulang workshop."
"Ada berita bagus?" Goda Naruto.
"Berita bagus apa yang kau inginkan, bodoh?"
"Mungkin berita bagus tentang Sakura~ atau tentang Ino?" Desak Naruto lagi, kali ini ia berlipat lebih menyebalkan dengan alis yang naik turun.
Tarik napas, buang, Sasuke melakukannya, mencoba menetralkan emosi dan berusaha memberikan berita terbaik tentangnya pada pria bodoh di depannya.
Naruto masih semangat menunggu kabar baiknya hingga tanpa sadar ia meremat kuat sendok di tangannya.
"Naruto," Panggil Sasuke.
Naruto mengangguk, "Ya, ya?"
"Aku mendapatkan bonus tambahan karena mengikuti workshop. Itu kabar baiknya." Setelah mengatakan itu, Sasuke pergi dari kantin meninggalkan Naruto yang memakinya begitu banyak.
***
Sakura meremat tangannya. Ini pembicaraan terberat selama makan siang selama hidupnya. Ia bingung bagaimana menjelaskan semuanya pada Gaara.
"Gaara, terima kasih." Itu adalah kalimat pertama yang keluar setelah Sakura berhasil mengendalikan gugupnya.
"Aku--aku sangat menghargai perasaanmu padaku. Aku sangat bersyukur ada orang lain yang mencintai diriku."
"Kau tahu, saat mengenalmu untuk pertama kali aku selalu berpikir; Bagaimana jika aku berteman dengan anak kedokteran itu?; bagaimana rasanya punya teman calon dokter?; apakah menyenangkan? Atau sebaliknya? Dan ternyata sangat menyenangkan." Sakura berbicara seraya menerawang mengingat pertemuannya dengan Gaara dulu.
"Bahkan kau juga sering kujadikan tempat bersandar ketika aku memiliki masalah dengan Sasuke-kun... Kau yang memberikan sesuatu padaku jika Sasuke-kun lupa atau tidak memberikannya padaku karena dianggap terlalu tidak berguna."
"Gaara, temanku yang paling baik." Sakura menjeda kalimatnya sesaat.
"Ya, kau memang benar, aku masih mencintai Sasuke-kun. Maafkan aku." Dan makan siang itu diakhiri dengan tangisan Sakura yang pecah.
***
Selamat siang....Sebenernya badmood, tapi aku pengen update. Jadi ya update :')