Sakura cukup senang hari ini. Moodnya membaik hanya karena Mikoto. Rumah Sasuke bahkan terasa jauh lebih hangat dibandingkan rumahnya sendiri.
Ia berterima kasih karena Mikoto mengizinkannya untuk turut makan malam bersamanya meskipun Sakura merasa sangat canggung pada awalnya.
Hujan belum berhenti, ia mendengus dalam hati. Bagaimana jika Sasuke pulang sedangkan ia masih berada di rumahnya? Ia hanya tidak enak dengan Sasuke karena ia tidak mau dirinya dianggap parasit oleh pria itu.
"Bibi, hujannya akan lama sepertinya. Aku akan memaksa pulang saja." Katanya. Jelas sekali ia merasa tidak nyaman di sana. Bukan karena ia tidak tahu terima kasih, hanya saja ia takut jika Sasuke pulang.
"Apa tidak nanti saja? Aku hanya takut jika nanti kau sakit, Sakura." Kata Mikoto, jelas sekali jika ia khawatir dengan gadis Merah Muda itu.
"Tidak apa-apa, Bibi. Lagi pula, aku bisa memesan taksi." Katanya bersikeras. Sungguh ia tidak ingin ketahuan Sasuke jika ia ke rumahnya.
"Ah, kau memang keras kepala, ya." Sakura terkekeh karena omelan Mikoto. "Kalau begitu hati-ha--"
Ucapan Mikoto terhenti ketika pintu rumahnya terbuka, Sasuke berdiri di sana dengan wajah terkejut yang jelas. Coat miliknya basah karena hujan, rambutnya juga lepek pun dengan tetesan air yang membasahi lantai rumahnya.
"Sasuke?!" Baik Mikoto maupun Sakura berucap bersamaan, lalu sama-sama panik karena melihat Sasuke yang basah.
Mikoto bergegas masuk ke dalam rumah, mencari handuk kering untuk putranya. Sedang Sakura, ia refleks melepas coat miliknya dan memakaikannya pada Sasuke.
***
"Kenapa hujan-hujanan?" Tanya Sakura. Mereka duduk di ruang tengah. Menikmati keheningan yang cukup lama setelah Mikoto masuk ke kamarnya.
"Bukan urusan--"
"Iya, memang bukan. Tapi itu akan menjadi urusan Bibi jika kau sakit." Potong Sakura. Berhubungan lama dengan pria dingin itu setidaknya membuatnya tahu jika Sasuke tidak menyukai jika seseorang khawatir padanya.
Semuanya kembali hening. Sakura bingung apa yang dikatakan, Sasuke sama saja. Ia tidak terlalu peduli dengan kecanggungan mereka.
"Sakura."
"Sasuke." Mereka memanggil bersamaan.
"Kau duluan."
"Kau duluan." Lagi, keduanya berkata bersamaan.
Sakura menunduk, ia meremat kedua tangannya yang berada di pangkuannya. Dan si pria dingin, dia mengalihkan wajahnya entah karena apa.
"Sakura?" Panggil Sasuke lagi setelah hening dua menit pasca insiden panggilan mereka. "Kau bisa bicara dulu." Putusnya. Kalimatnya jelas sebuah perintah, mutlak dan tidak bisa dibantah.
Sakura mendongak, kemudian mengangguk.
Membetulkan posisinya mencari tempat nyaman sebelum bercerita. "Maaf." Katanya pertama kali. Sasuke tentu saja mengernyit heran. Kenapa meminta maaf?
"Kenapa?" Tanya Sasuke. "Kenapa meminta maaf?" Ulangnya.
"Karena ke rumahmu tanpa ijin."
"Kau sudah bertemu Mama?"
Sakura mengangguk. "Kalau begitu, kau tidak perlu ijinku." Kata Sasuke.
![](https://img.wattpad.com/cover/187392396-288-k211861.jpg)