Sasuke bukan seperti kebanyakan Sasuke. Ia hanya pegawai biasa dengan gaji pas-pasan di perusahaan makanan.
Menurutnya, tidak masalah jika ia hanya menjadi pegawai divisi yang penting ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Bahkan ia tidak memiliki kendaraan pribadi. Bukankah kendaraan umum di negaranya sudah cukup nyaman? Alasan itulah yang membuatnya enggan membeli kendaraan sendiri.
Ia berjalan menuju lobi kantornya sebelum memasuki ruang divisinya. Setelah turun di seberang gedung perusahaannya.
Tapi, apa yang ia lihat ketika ia menunggu lampu penyebrangan berubah warna? Ia melihat mantan kekasihnya, Sakura sendang turun dari mobil dan seseorang yang mengikutinya, Gaara?
Jadi mereka akhirnya berpacaran? Ia memang tidak pernah melihat Sakura lagi sejak setahun yang lalu, meskipun mereka berdua berada di gedung perusahaan yang sama.
Sasuke mencoba tidak lagi peduli dengan kehidupan Sakura, baginya setelah apa yang dilakukan Sakura di masa lalu ia sudah tidak berhak untuk mengurusi hidup Sakura.
Tapi bukankah mereka satu kantor?
Iya, tapi mereka berbeda divisi dan jabatan. Secara teknis, jabatan Sakura lebih tinggi dari Sasuke karena itulah ia jarang bertemu dengan wanita itu.
"Hati-hati." Itu kalimat yang tidak sengaja Sasuke dengar dari Sakura sebelum wanita itu melangkah pergi.
Apa ia tidak menyadari keberadaan Sasuke di sekitarnya?
Entahlah.
***
"Selamat pagi, Sasuke." Ia baru saja masuk ruangan divisinya, dan ia sudah mendapatkan sapaan pagi. Seperti biasanya.
"Hm, pagi, Naruto." Jawabnya singkat membalas Naruto.
Naruto adalah teman Sasuke sejak kuliah, entah bagaimana ia bisa satu divisi dengan pria pirang itu.
Naruto sudah menikah, tahun lalu, mungkin sekitar dua bulan sebelum ia putus dengan Sakura. Bahkan mereka berfoto bersama.
"Bagaiamana pagimu?" Tanya Naruto. Ia selalu seperti itu, menanyakan kabar Sasuke setiap pagi entah untuk apa.
"Aku baik-baik saja."
"Tapi, kau terlihat sedikit pucat hari ini--ah tidak, kau memang selalu pucat."
"Tapi hari ini agak berbeda, Sasuke."
"Terserah kau saja, Naruto."
"Baiklah kalau begitu, selamat bekerja." Kemudian ia berlalu riang.
***
Pagi ini terasa cukup berbeda dari pagi biasanya. Gaara mengajaknya berangkat bersama sebelum ia berangkat ke rumah sakit tempatnya bekerja.
Sebuah hal baru bagi Sakura karena pria itu menjemputnya.
Ia berdandan seperti biasa, tidak ada bulu mata palsu, riasan smokey eyes atau bibir yang menyala terang seperti kebanyakan wanita. Ia penganut Korean make up meskipun Japanese make up juga tidak terlihat jauh berbeda dengan Korea.
Ia turun dari kamarnya, menyambut Gaara yang sedang berbincang santai dengan Ayah dan Ibunya.
"Gaara, Ayo." Seru Sakura, ia menyela obrolan pagi itu.
"Ah, baiklah. Paman, Bibi, kami berangkat."
"Ayah, Ibu aku berangkat."
"Kau masih bekerja di sana 'kan?" Tanya Gaara.
Sakura mengangguk sambil memasang seatbelt miliknya sebelum mobil melaju.
Maklum saja Gaara bertanya seperti itu, karena secara kebetulan Gaara pergi menjadi relawan di Afrika setelah Sakura putus.
Rasanya Sakura seperti dicampakan setelah hubungannya dengan Sasuke berakhir.
Ia tidak pernah ada hubungan apapun dengan Gaara, hubungannya dengan pria bertato itu hanya sebatas teman sekolah, sahabat masa kecil dan apapun sebagainya tapi tidakuntuk menjadi sepasang kekasih.
Gaara juga tidak masalah dengan itu, asal Sakura masih mau bersama dengannya ia tidak masalah dengan status hubungan mereka. Karena sebenarnya, Gaara memendam rasa pada wanita merah muda di sampingnya.
"Bagaimana dengan Sasuke?" Gaara membuka topik Sasuke setelah hening selama beberapa saat di lampu merah.
Sakura menoleh dengan pandangan terkejut. Ia tidak pernah membayangkan nama Sasuke keluar begitu saja dari belah bibir Gaara.
"Entahlah, kami lost contact setelah putus. Tapi dia terlihat baik-baik saja." Diam-diam Sakura tersenyum getir.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Sakura. Ia cukup penasaran dengan pertanyaan random Gaara.
"Hanya bertanya saja."
Mobil Gaara berbelok ke kanan lalu berhenti di depan gedung tempat Sakura bekerja.
"Terima kasih,"
"Iya kalau begitu aku pergi."
"Hati-hati." Sakura melambaikan tangannya sebelum dirinya masuk ke dalam gedung dan tidak menyadari sama sekali keberadaan Sasuke beberapa langkah du belakangnya.
***
Selamat sahur...
Silahkan julid sebelum imsyaak~