Flashback on
Hanya Mbok Iyem lah yang selalu ada di sela perjuangan Riani, yang tahu menahu akan peristiwa pahit yang dialami Riani setiap detiknya. Sejak saat itu, Riani sama sekali tak peduli pada keluarga yang tak pernah menganggap Riani ada. Dalam hati, ia menangis, tapi diluar, ia terlihat sangat bahagia. Ya, jauh dari ekspektasi. Bukankah kata bahagia dalam kamus kehidupan Riani telah dihapuskan? Kini ia memutuskan untuk mengenakan topeng kebahagiaan, karena luka yang tega keluarga nya sendiri torehkan sangat dalam.
Flashback off
Seperti hari-hari biasa, rutinitas yang Riani lakukan selalu sama setiap hari nya, mulai dari pagi hingga malam, sampai paginya lagi.Bagaimana tidak? Keluarganya yang tak pernah sekalipun menghiraukan keberadaannya, apa boleh buat? Menangis? Apa bisa menyelesaikan masalah dan mengembalikan keluarganya utuh seperti sedia kala? Balas dendam? Tidak ada gunanya. Saat ini hanya sepi dan kegelapan malam lah yang menjadi tempat dimana seorang Riani berkeluh kesah.
Hanya ketangguhan yang dimiliki Riani lah yang membuatnya teguh hingga saat ini, yang membuatnya bertahan dari keterpurukan kehidupan yang semakin melonjak tinggi seperti halnya harga garam di Indonesia.
Pagi yang cerah, Riani kembali pada rutinitas biasanya. Pagi ini tak seperti biasanya, Riani berangkat agak kesiangan, karena adanya suatu alasan. Ia berjalan agak terburu-buru melintasi koridor sekolah yang dihiasi taman bunga berukuran sedang di depan setiap kelas, dengan membawa 3 buah buku di dekapannya, karena tas gendong yang ia kenakan sudah full. Dari seberang kanan terdapat seorang laki-laki yang juga terburu-buru. Tiba-tiba, “Brukk.”
“Aduh.” Ringis Riani.
“Eh ma’af ma’af.” Ujar lelaki itu.
“Aku bantu membereskan ya.” Lanjutnya.
“Nih.”Diberikannya buku-buku itu kepada Riani.
“Makasih.” Ucap Riani.
“Sama-sama.” Jawabnya.
Tak ambil pusing, Riani dan lelaki misterius itu pun sama-sama berjalan ke arah yang mereka kehendaki masing-masing.
“Assalamu’alaikum.” Bu Yunirda datang dengan membawa siswa baru, yang berjenis kelamin laki-laki, berusia sekitar 16 tahun.
“Wa’alaikumussalam.” Jawab murid-murid nya serentak.
”Anak-anak, ibu membawakan teman baru untuk kalian.”
“Yeaay"
"Horre"
"Yes”
Ujar siswa-siswi yang bergembira karena jumlah teman sekelasnya nya kembali utuh. Ada yang ribut ingin meminta nomor handphone nya, ada yang ingin ini itu, suasana kelas menjadi sedikit riuh dan gaduh.Setelah si anak baru memperkenalkan dirinya,Bu Yunirda mempersilahkan nya duduk di kursi yang bersebelahan dengan Riani. Karena kebetulan Riani duduk seorang diri saat ini. Riani tetap fokus pada buku nya. Dan tak terlalu memperhatikan keadaan sekitar. Si anak bari melirik teman sebangkunya yang sedang sibuk sendiri itu.
"Seperti pernah lihat" ujarnya dalam hati.
Sidoarjo, 12-05-2019
Haloo, Si kembar datang lagi nih. Kira-kira siapa ya si cowok misterius itu?? Pasti penasaran kan? Nantikan part berikutnya yaa...Salam
@ramaepqrs
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Pelangi Tanpa Hujan
Ficção Adolescenteterkadang perbedaan sendiri yang membuat semua orang keliru memahami apa arti kehidupan. #fromzerotohero *rank1 14.05.2020 #try *rank4 14.05.2020