5. Gapapa kok mbok..

57 2 0
                                    

Pukul 16.00
Riani telah sampai di depan perumahan elite nan mewah. Yang hanya ditempat i oleh para keluarga yang mempunyai gaya hidup klasik dan elegan juga glamour.

Perumahan ini di desain khusus untuk para pengusaha sukses sebagai apresiasi Pemerintah. Karena telah berjasa di Negara ini. Yaitu mengurangi angka pengangguran yang melaju pesat. Khususnya untuk para pengusaha yang usahanya telah sukses hingga mengekspor barang sampai ke negara-negara maju. Dan memperkenalkan produk-produk yang tak kalah apik nya dari negara Indonesia. Tak hanya itu perumahan ini juga sangat luas, bahkan lahan yang digunakan hingga mencapai 5 hekto are.

Riani melanjutkan berjalan kaki menuju rumah mewah bergerbang hitam dengan bentuk yang elegan dan bergaya klasik itu.

"Assalamu'alaikum" salam Riana.

"Wa'alaikumussalam" jawab Mbok Iyem.
Pembantu di rumah keluarga Sasmoadjipuro yang mengabdi selama 10 tahun.

"Neng Riani, kenapa baju eneng kotor atuh?" tanya Mbok Iyem dengan logat bahasa Sunda nya.

"Gapapa kok mbok, tadi abis jatuh" jawab Riani seadanya.

"Lain kali hati-hati atuh neng" nasihat Mbok Iyem.

"Iya Mbok" jawab Riani.

Secepat kilat Riani berganti baju santai dan memberikan seragamnya yang kotor terkena campuran air hujan dan tanah tadi siang, dengan warna hitam kecoklatan khasnya. Siapa lagi penyebabnya? Kalau bukan Riana, saudara kembar Riani.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Riani menuju ruangan lantai dua. Ruangan yang sela ini menjadi saksi bisu keterpurukan Riani. Yang menjadi keluh kesah Riani dalam menghadapi problematika kehidupan yang setiap hatinya semakin meninggi.

Di dalam ruangan ini terdapat sofa empuk nan big size yang menghadap ke jendela berukuran 2×1 meter, yang berhadapan persis dengan jalan raya. Dilengkapi dengan meja belajar mewah dengan lampu belajar diatasnya. Juga loker dengan dihiasi berderet buku-buku sesuai warnanya yang disusun secara rapi. Indah nan menarik. Koleksi buku Riani sangat banyak dan update layaknya di koleksi buku Perpustakaan kota. Kebiasaan Riani di ruangan ini terkadang membaca novel-novel dari penulis favoritnya, menangis sekedar hanya untuk meneguhkan hatinya yang sakit, berfikir untuk masa depannya kelak, dan masih banyak lagi.

***
Masih kepo dengan lanjutan ceritanya? Tunggu next partnya yak. Terima kasih.

Happy reading😍

Jan lupa vote dan comment kalau misalnya benar-benar kepo. Kepo itu jangan dipendam. Berat. Sekalian tanya aja. Ga bayar juga ko. 😝

Seperti Pelangi Tanpa HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang