Setelah Kau Pergi

117 6 1
                                    

Setelah Kau Pergi

Sakitnya ditinggalkan saat sedang sayang-sayangnya.

Perihnya dilupakan ketika kita mengingat semuanya

Pergilah ...

Segala kenangan ini akan ku simpan sendiri.

Jangan lagi tinggal dalam hatiku.

Pergilah ...

*****

Waktu

Dulu gue gak pernah berpikir gimana kalau pada akhirnya kita pisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dulu gue gak pernah berpikir gimana kalau pada akhirnya kita pisah. Tentang apa yang harus gue perbuat tanpa lo. Sedang semua hal yang ada dalam hidup gue selalu ada lo di dalamnya. Saat bangun tidur gue denger suara telepon lo, denger suara lo. Saat makan siang gue bisa lihat senyuman lo. Dan ketika gue mau tidur, gue juga denger suara lo.

Iya.

Gue gak pernah mikirin hal itu. Yang gue selalu pikirin gimana agar gue gak pernah pisah sama lo. Gimana caranya untuk buat lo tetep sama gue. Cuma itu.

Tapi, lo tau nggak? Ternyata gue salah.

Gue salah untuk gak pernah pikirin hal itu. Karna lo tau? Saat ini ketika lo gak kasih gue aba-aba tentang kepergian lo, gue bingung harus gimana.  Gue gak pernah siap untuk kehilangan lo.

Gue gak pernah siap untuk sendiri tanpa lo. Gue gak pernah siap untuk jalani hari dimana gak ada lo di dalamnya.

Hahaha ...

Gue hampir gila karenanya. Gue juga hampir gak bisa mengendalikan apa yang ada dalam diri gue sendiri.

Ternyata, sesakit ini sayang sama orang dengan tulus. Ternyata seperih ini ya?

Mungkin nih, kalau Tuhan biarin lo denger kata hati gue. Lo akan benci banget sama gue.

Karena, saat lo bilang, "Gue mau pergi dari lo"

Dan saat mulut gue menjawab, "Kalau itu bikin lo seneng, bikin lo bahagia dengan ninggalin gue, ya udah, gue bukan orang yang bisa paksa lo untuk tetep sama gue di saat lo udah gak mau sama gue." Ketika itu hati gue ngomong lain. "Jangan tinggalin gue,"

Ironis bukan?

Bukannya gue mau munafik, tapi gue gak mau lo benci gue. Karena lebih baik lo ninggalin gue dari pada lo benci sama gue.

Karena mau sesayang apapun gue sama lo. Kalau orang yang lo mau adalah dia, gue gak akan pernah bisa apapun.

Jadi, pergilah.

Gue gak apa-apa. Gue bisa kok berdiri sendiri. Gue bisa kok.

Walaupun 'waktu' yang mempertemukan gue sama lo. Gue gak berhak marah kan? Karena 'waktu' juga berhak untuk pisahin lo sama gue.

Tetapi, kadang gue benci sama waktu. Kenapa waktu bisa sejahat itu untuk bikin mereka mudah rebut lo dari gue tanpa berusaha kayak gue. Kenapa mudah untuk lo tinggalin gue buat orang lain di saat gue selalu berusaha menjauh dari setiap orang yang mau deketin gue.

"Waktu"

Iya.

Dia jahat.

Dia jahat untuk bikin gue jadi sesayang ini sama lo.
Dia jahat untuk bikin gue jadi setergantungan itu sama lo.
Dia jahat untuk bikin gue jadi kangen sama lo.
Dia jahat udah buat gue jauh dari lo.
Dia jahat sama gue.

Dan lo. Lo juga jahat sama gue.

Ketika nanti kita ketemu dengan masa depan lo yang gak sama gue.

Gue mau nanti kita duduk berdua. Bercerita gimana lo tanpa gue, dan gue tanpa lo.

Seperti kawan lama yang udah gak pernah lagi ketemu. Dan gue harap saat itu, lo udah bener-bener pergi dalam hati gue. Sehingga gue gak perlu merasa bersalah karena masih simpen lo dalam hati gue.

Sekarang ...

Baik-baik dan berbahagialah.

Ada nggaknya lo dalam hidup gue, doa gue akan selalu sama setiap saat.

Semoga lo bahagia.

Semoga lo seneng.

Semoga lo gak susah.

Semoga lo ketawa terus.

Semoga lo liat gue lagi walaupun itu gak akan pernah lagi terjadi.

Iya.

Semoga lo bahagia dimanapun dan dengan siapapun lo saat ini.

Untuk sesaat.

Biarin gue bercerita dan mengenang bersama waktu.

Waktu pertama kali lo bilang suka gue.

Waktu pertama kali lo gak mau jauh dari gue.

Waktu pertama kali lo bilang gue manis.

Waktu pertama kali lo bilang gak bisa ngapa-ngapain tanpa gue.

Dan waktu lo bilang kalau lo mau pergi dari gue.

Biarin untuk sejenak aja gue mengenang semuanya dalam diam. Dalam tawa yang sumbang. Tanpa melakukan apapun dan tanpa memikirkan apapun.

Hanya diam dan mengingat gimana cara lo tersenyum untuk gue. Gimana cara lo sebut nama gue. Gimana cara lo ketawa karena tingkah konyol gue. Dan gimana cara lo bilang sayang sama gue.

Tenang, gue cuma akan simpan kenangan ini sendirian bersama waktu. Gue gak akan ganggu hidup lo. Gue akan stay di tempat gue. Dan lo boleh pergi ke tempat mana pun yang lo mau.

Selamat tinggal.

Hari ini gue ikhlasin lo pergi bersama dia yang lo pilih.

Selamat tinggal.

Pergilah sejauh mungkin cari bahagia yang lo gak bisa dapatkan saat sama gue.

Selamat tinggal.

Semoga nantinya 'waktu' juga beri lo kesempatan untuk mengerti sesayang apa gue sama lo.

Selamat tinggal.

Kali ini benar-benar ucapan selamat tinggal yang gak akan lagi ada kata "sampai jumpa"

*****

"Catatan Penulis"

Nggak ini bukan cerpen kok. Ini lebih pada tempat seseorang ceritain kisahnya. Murni fiksi belaka. Tapi gue cuma pengen kalian ngerti untuk gak sia-siain orang segampang itu.

Karena mungkin, hanya mungkin. Orang yang kalian sia-siakan saat ini adalah orang yang akan sangat kalian butuhkan nanti.

Gak ada tokoh tetap dalam cerita ini. Karena ini adalah cerita tentang mereka yang ditinggalkan dengan kenangan yang masih membekas hangat. Jni cerita mereka yang jatuh tanpa tau cara untuk bangun.

Jadi setiap bab beda tokoh dan cerita. Karena ini bukan cerita tentang satu orang. Namun cerita mereka.

Happy Reading °°°

Cerita Yang UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang