Kenangan

26 2 0
                                    

Bintang Jatuh

Pernah melihat bintang jatuh?

Jika iya, bukankah kamu pernah meletakkan harapan di sana?

Jadi tolong ceritakan padaku apakah harapanmu terwujud pada bintang jatuh itu?

Nanti, aku juga akan ceritakan sebuah rahasia tentang harapanku yang gagal.

Tidak, bukan pada bintang jatuh.

Tapi padamu, karena aku yang jatuh padamu sejatuh-jatuhnya, membuatku meletakkan harapan di sana.

Dan sayangnya gagal.

Kau tau kenapa?

Karena kamu dan bintang jatuh itu sama.

Sama-sama ada hanya untuk pemberi harapan. Bukan untuk mewujudkannya.

*****

Kenangan


Ketika dulu gue masih mengingat lo dengan tangis, gue gak pernah mengerti kenapa air mata gue bisa jatuh begitu aja hanya karena mengingat sosok lo yang lalu. Mengingat cerita kita yang udah usai.

Gue selalu berpikir, kenapa sesakit itu untuk mengingat sosok lo aja? Kenapa sesesak itu untuk dada gue yang hanya tiba-tiba ingat wajah lo?

Bukan hanya sekali, tapi dulu setiap gue inget lo, gue selalu berteman dengan tangis. Gue selalu bertemu dengan rindu. Gue selalu bersapa dengan luka.

Seperti saat dipersimpangan.

Lurus, lo akan bertemu kenangan.
Belok kanan, lo akan bertemu rindu.
Belok kiri, lo akan bertemu luka.
Lalu diam? Akan buat lo terus merasa sakit.

Dan itu selalu sukses untuk membuat diri gue sendiri bingung harus bagaimana.

Karena ketika gue berhadapan dengan kenangan, maka yang muncul dalam otak gue adalah pengharapan. Pengharapan untuk bisa bersama lo lagi.

Ketika gue bertemu rindu, maka bukan lagi hanya harapan yang ada di otak gue. Tapi suatu hal yang mengharuskan gue untuk bertemu lo, untuk peluk lo, dan membuat lo berada dalam pelukan gue lagi.

Ketika gue bertemu luka, gue akan kembali menjadi diri gue yang hilang. Yang berusaha untuk pergi dari lo namun gak pernah bisa, yang berusaha untuk gak pernah peduli tapi selalu gagal.

Dan, ketika gue diam. Yang gue rasakan bukan lagi pengharapan, bukan lagi ingin memiliki, bukan lagi hilang. Tapi sakit. Hanya sakit.

Sakit karena sampai sejauh ini gue masih hidup dengan bayang-bayang lo yang gak pernah bisa gue buang. Sakit karena gue gak pernah bisa lupa semua hal yang pernah kita lakukan.

Tapi ketika sekarang gue inget lo, semua luka, semua harapan, semua keinginan, gak pernah lagi datang bersamaan seperti dulu.

Kini gue bisa mengingat kenangan kita dengan bebas. Walaupun kadang rasa sakit gak pernah bisa pergi dari hidup gue. Tapi, setidaknya gue bisa sedikit lega untuk gak menangisi lo lagi.

Kenangan.

Buat gue, kenangan tentang lo adalah hal yang kadang buat gue di lema. Karena ketika gue ingin menyimpan kenangan ini, maka gue harus siap sakit. Dan ketika gue ingin membuangnya, maka yang ada hanya semakin sakit.

Kenangan.

Sungguh, butuh waktu lama untuk gue agar bisa terbiasa mengingat lo tanpa air mata. Lama banget, dan selama proses itu yang gue rasakan adalah hampa. Tanpa arah. Semuanya sama, tanpa warna.

Kenangan.

Ketika dulu gue terbiasa dengan hadirnya lo. Sekarang gue mulai lagi belajar dari Nol untuk berusaha sendiri tanpa lo. Dan lo tau gak rasanya? Susah :)

Sesak.

Sakit.

Sampai gue gak bisa melukiskan hal yang gue rasakan dengan apapun. Karena rasanya , ya terlalu sakit buat di ceritain.

Suatu saat, mungkin, kalau lo bisa sedikit aja mengingat gue. Mengingat semua hal yang biasa kita lakukan. Lo akan mengingat gue sebagai seseorang yang gak pernah menyerah untuk lo.

Semoga suatu saat lo kangen gue seperti gue yang kangen sama lo.

Semoga suatu saat, ketika kita udah hilang, dan lo bertemu seseorang yang membicarakan gue, lo akan bilang, "Dia adalah orang yang gak pernah berhenti mencintaiku"

Semoga.

Untuk saat ini, ketika gue inget lo, ketika gue kangen sama lo, gue akan biarin air mata gue ikut hadir.

Lalu gue akan berusaha untuk membuang semua kenangan kita bersamaan dengan setiap air mata gue yang jatuh.

Gue akan berusaha untuk hilangin semuanya dengan setiap air mata gue.

Karena gue hanya ingin kembali menjadi seseorang yang bisa bahagia tanpa mengharuskan gue melihat lo.

Karena gue hanya ingin kembali mengingat segala hal tanpa air mata yang jatuh.

Karena gue gak mau kangen sendirian.

Dan karena gue  gak mau lagi merasakan sakit, dan kata orang. Kalau seseorang gak mau sakit maka dia harus menjauhi sumber pentakitnya.

Itu yang sedang berusaha gue lakukan sekarang. Menjauhi sumber dari rasa sakit yang selalu hinggap dalam diri gue.

Kenangan kita.

Itu sumber rasa sakit gue.

Karena seperti yang gue bilang tadi, mengingat kenangan kita yang telah lalu entah kenapa selalu membuat gue sesak. Membuat gue sakit.

Jadi gue akan jauhi sumber penyakitnya. Gue akan buang sumber penyakitnya. Yaitu, kenangan kita.

Maaf untuk egois karena gak bisa menjadi seperti yang lo bilang. Untuk simpan kenangan kita baik-baik. Maaf.

Tapi kali ini gue lebih memilih dibilang egois dari pada harus merasakan sakit setiap kali gue mengingatnya.

Karena gue juga mau bahagia, sama kayak lo.

*****

Catatan Penulis°°

Cerita ini ada karena beberapa teman yang kisahnya hampir mirip.

Meskipun mereka telah disakiti berulang kali, tapi entah kenapa untuk mereka sesulit itu melupakan kenangannya.

Ada 2 tidakan.

Ada yang lebih memilih sakit, agar tetap bisa memiliki seseorang dalam kenangannya.

Tapi ada yang seperti ini. Rela berusaha melupakan kenangannya agar tidak lagi merasakan sakit.

*

Cerita Yang UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang