Ingatan

31 2 0
                                    

Menang

Mau bermain adu cerdas?

Aku pikir aku bisa mengalahkanmu, karena ingatanku sangat baik.

Karena aku bukan orang yang bisa segampang itu melupakan seseorang yang pernah ada dalam hidupku.

Aku bukan seseorang yang mudah melupakan hal-hal yang menyakitiku.

Jadi kurasa, aku akan menang jika lawanku adalah kamu.

Karena kamu,

Kamu yang telah lupa siapa aku.

Kamu yang telah lupa bagaimana kita.

Dan kamu yang telah lupa semuanya.

Jadi selamat, karena kamu berhasil membuatku iri.

Iri pada kemampuanmu yang mahir melupakan segalanya dan pergi meninggalkan luka.

-Senja

*****

Ingatan

Waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu itu.

Ketika gue bangun dari tidur yang bahkan gak gue sadari kapan, gue merasakan panasnya mata gue. Gue merasakan sesak yang tiba-tiba ada entah karena apa. Lama gue merenunginya. Mengingat ada apa dan kenapa.

Kemudian setelah beberapa menit gue sadar, apa yang menyebabkan mata gue panas. Apa yang menyebabkan dada gue sesesak ini ketika bangun. Ternyata semua karena lo.

Semua karena karena lo yang hilang. Lo yang jauh, dan lo yang pergi.

Air mata gue kembali jatuh, dada gue semakin sesak, entah seberapa lama gue merasakannya. Rasanya gak enak. Rasanya sakit, rasanya perih.

Gue harap semuanya mimpi. Gue harap lo gak pernah pergi, gue harap lo masih ada.

Tapi ternyata gue salah, harapan gue salah. Karena ketika gue semakin berharap, dada gue semakin sesak, air mata gue semakin deras mengalir, dan gue? Gue semakin sakit.

Semua masih hangat.

Masih gue rasakan pelukan terakhir lo, masih jelas di ingatan gue semua hal yang lo bicarain. Masih terasa bau parfum lo yang melekat pada baju gue.

Semua masih hangat.

Gue masih gak bisa menyangka lo bisa setega ini. Gue masih gak bisa percaya lo bisa pergi dari hidup gue.

Semua masih hangat.

Cara lo ngomong, cara lo bikin gue sakit, cara lo melangkah sendiri meninggalkan gue, dan cara lo yang gak pernah sekalipun menoleh.

Semua masih jelas dalam ingatan gue, semua masih gak bisa gue percaya, dan semuanya buat gue sesakit ini.

Dan itu berlangsung selama kurang lebih 99 hari.

Di mulai dari ketika gue bangun tidur tanpa ada pesan singkat dari lo.

Tanpa ada suara telepon lo lagi yang selalu datang bertubi-tubi.

Tanpa ucapan selamat pagi dari suara lembut lo.

Tanpa bertemu lo.

Tanpa perhatian lo.

Tanpa semua tentang lo.

Saat ini, tepat hari ke 100 gue tanpa lo. Ternyata gue masih mengingat lo.

Ketika gue melewati jalanan yang biasanya kita lewati, gue inget gimana lo selalu bernyanyi gak jelas berbenturan dengan angin. Dan kita, akan menertawakan kebodohan lo.

Ketika gue melewati lampu merah yang akan langsung mengingatkan gue bagaimana lo selalu jahil sama pengendara motor yang lain, dan kita akan berakhir dengan menertawakan lo lagi.

Ketika gue melihat bakso, makanan kesukaan lo tapi gak pernah gue suka, gue akan selalu ingat bagaimana gue akan tetap beli itu dan memakannya walaupun gue gak begitu suka agar gue bisa terus temenin lo makan.

Ketika kita jauh sedangkan saat itu udah waktunya lo  tidur, gue akan selalu ingat bagaimana senangnya gue denger dering telepon dari lo untuk temenin lo tidur.

Hah- sesak.

Ternyata dihari ke 100 ini gue tetep inget lo. Dan sialnya, ternyata gue gak cuma inget lo aja.

Gue kangen lo.

Ternyata kangen lo sesakit ini. Kangen sama orang yang udah lupa tentang gue itu, sakit.

Sialnya, gue gak bisa berenti untuk gak kangen sama lo.

Seandainya gue bisa meminta sama Tuhan, gue pengen jadi seseorang seperti lo. Yang gampang buat lupain gue begitu aja.

Gue ingin lupa.

Gue ingin lupa kalau gue sayang sama lo sampai saat ini.

Gue ingin lupa kalau gue kangen sama lo.

Gue bener-bener ingin lupa kalau gue peduli dan masih suka khawatir untuk semua hal tentang lo.

Bisa gak setidaknya untuk sebentar aja kita tukeran?

Lo jadi gue yang selalu mengingat lo setiap saat.

Dan gue jadi lo yang udah gak mau tau hal apapun.

Ah sial.

Gue berharap lagi. Padahal berharap itu menyakitkan. Berharap itu gak di larang kok sebenernya, cuma gue sadar, berharap sama lo yang hilang hanya akan buat gue sakit sendiri.

Ironis bukan?

Bagaimana gue tetap mengingat lo yang lalu, mengkhawatirkan lo seakan lo menghargainya, cemburu membayangkan seseorang yang saat ini sudah menggantikan gue di samping lo.

Sedang lo?

Inget sama gue aja, gue gak yakin.

But, selamat.

Selamat untuk lo yang udah bahagia di sana.

Tenang saja,

Mungkin memang lama, tapi gue yakin kok gue bisa lupain lo suatu saat nanti. Entah besok, lusa, seminggu kemudian, atau kapan pun itu. Intinya gue pasti bisa. Karena gue yakin.

Tuhan gak akan biarin gue sakit terus menerus untuk orang yang sama. Tuhan gak akan buat gue jatuh untuk orang yang sama. Dan Tuhan akan buat gue lupain lo.

Karena Tuhan gak akan buat usaha gue sia-sia.

Jadi. Tenanglah.

Suatu saat gue yang akan buat lo iri.

Ketika gue udah lupa siapa lo, dan lo tiba-tiba akan kangen gue sebagai seseorang yang akan pernah lo temukan dalam sosok orang lain.

*****

Catatan Penulis°°

Tuhan sayang sama kalian yang udah berusaha.
Tuhan gak akan buat usaha kalian sia-sia.

Semangatt :)

Melupakan seseorang itu berat, tapi selama kita usaha, kita pasti bisa kok.

:)

Cerita Yang UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang