Chapter 1

11.9K 447 17
                                    

[edited]

Aku membuka pintu mobil tanpa mengalihkan pandangan dari rumah yang sudah lama kutinggalkan. Setelahnya, aku membawa diriku keluar dari mobil dan melangkahkan kaki menuju bagasi untuk mengambil koperku. Perlahan aku mengangkat koper yang ternyata sangat berat itu keluar bagasi dan kembali menatap bangunan yang sudah 4 tahun kutinggalkan.

Tidak ada yang berubah.

Tetap tampak sama seperti saat aku meninggalkan tempat yang dipenuhi kenangan ini. Hanya saja, saat terakhir kali aku kesini disisi kanan rumahku hanyalah rumah kosong yang kuakui terlihat menyeramkan. Kini, rumah kosong itu sama sekali tidak tampak menyeramkan. Cat rumahnya dan bentuk rumahnya pun terlihat sangat berbeda. Aku yakin pemiliknya telah merenovasi habis-habisan rumah itu.

Setelah merasa puas memandanginya, aku pun melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah yang kurindukan ini. Tidak lupa menyeret koper obesitas yang sudah aku turunkan dengan susah payah. Isi rumah juga tidak ada yang berubah. Hanya tampak sangat berdebu dan aku yakin rumah ini menjadi tempat tinggal laba-laba dan kecoa saat aku meninggalkannya.

Mungkin sebaiknya aku ke kamarku dulu untuk merapikan barang-barang lalu berjalan-jalan untuk melepas rindu yang kupendam selama 4 tahun belakangan. Aku berjalan ke arah tangga rumahku yang terbilang cukup besar. Ya, kamarku ada dilantai 2. Dan sekarang, ada satu masalah. Bagaimana caranya membawa koper berat ini keatas?

"Butuh bantuan, nona?" Ucap seseorang yang berasal dari belakangku. Sebenarnya, tanpa berbalik aku sudah tahu siapa yang dibelakangku. Apa aku berhalusinasi? Aku pun berbalik dan mendapati Nash yang berdiri tepat dibelakangku dengan senyum lebarnya.

"Oh my god, Nash!" Seruku dan segera memeluknya erat dan melepaskan pegangan dengan koper berat yang kuyakini sedang tergeletak didepan tangga. Setelah puas memeluknya, aku pun melepasnya takut dia tidak bisa bernafas karenaku.

"Hey Lyc, how are you?"

"Like you see." Jawabku diiringi senyuman lebar.

Sungguh, aku tidak dapat menahan ledakan yang ada didiriku sendiri. Bagaimana aku tidak senang? Bayangkan, aku terpisah dengan sahabatku ini selama 4 tahun. Dan kami hanya berbicara lewat Skype. Dan sekarang, dapat kulihat Nash tertawa kecil lalu tanpa disuruh dia mengangkat koper yang sangat berat itu ke kamar. Sangat pengertian.

Setelah kami menaruh koper itu, kami pun turun sambil menceritakan bagaimana 4 tahun terakhir. Walaupun, kami sering mengobrol lewat skype, tapi kami hanya dapat mengobrol sebentar. Mengingat kesibukan masing-masing. Nash bercerita tentang sahabatnya selama 4 tahun belakangan. Dan dia berjanji akan memperkenalkanku kepada mereka. Tiba-tiba aku teringat sesuatu..

"Oh ya, kau bilang kau ada janji dengan temanmu, bukan?" Tanyaku sembari menatap mata biru terangnya yang kuakui sangat indah.

"Bagaimana bisa aku melupakannya? I shoud go before my friend kill me and bye, Lyc."

Tergesa-gesa, dia kembali kerumahnya yang tepat berseberangan dengan rumahku. Aku dapat memandangi mom dan dad diiringi beberapa tetangga yang sedang sibuk merapikan rumah dan mengganti perabotan rumah yang lama. Aku menjadi teringat dengan kamarku. Daripada hanya memandangi orang-orang lebih baik aku merapikan dan menata ulang kamarku.

Setelah sekitar dua jam merapikan kamar dan menata barangku, aku keluar dan melihat rumah tampak jauh lebih bersih dari sebelumnya. Perlahan tapi pasti, aku menuruni tangga dan berjalan ke ruang keluarga yang ternyata disana ada mom dan dad. Aku pun melirik jam tanganku.

3.45 pm

Mengingat tidak ada lagi yang dapat kukerjakan ketaman bukanlah ide yang buruk. Aku kembali ke kamarku untuk mengganti pakaianku dan tidak lupa aku menyisir rambutku agar tidak tampak seperti orang gila ditaman nanti.

Setelah siap, aku berjalan menuju taman yang dulu sering kukunjungi. Disana terdapat lapangan basket dan danau buatan yang dapat dibilang cukup besar. Taman itu berada di tengah-tengah perumahan. Taman yang sangat terawat.

Sesampai disana aku duduk di sebuah pohon. Tepatnya pohon yang sering menjadi tempat bersantai favoritku. Taman ini sedang tidak ramai. Dulu, taman ini memang tidak begitu ramai ketika jam 3 atau jam 4 pm. Tapi, ketika jam 5 atau jam 6 taman ini akan sangat ramai. Dan kupikir itu masih sampai sekarang.

Sekarang, berbagai hal seperti menari-nari di otakku. Membuatku menjadi bingung dan sedikit pusing. Tiba-tiba saja aku mendengar seseorang meneriakkan agar menjauh.. Membuatku tersadar dari lamunanku dan tampak sebuah bola basket melayang kearahku.

Brukkk

"
hey, please leave your vote and comment because i work hard for this 💞

much love,
Nadia

Damn, I Love You ; M.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang