8

405 43 58
                                    

Perkenalan Junhoe dengan Kim Donghyuk ternyata tidak berhenti pada malam itu saja. Keduanya memutuskan untuk saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Entah untuk alasan apa tapi rasanya Junhoe merasakan sebuah perasaan yang berbeda pada pemuda Kim itu.  Perasaan yang lebih kepada rasa sayang layaknya kekasih. 

Keduanya sering menghabiskan waktu bersama baik di kelab atau diluar kelab. Seperti menonton film, berkeliling kota, atau kadang-kadang mereka akan pergi berbelanja dengan dompet Junhoe yang akan menjadi tipis setelahnya. 

Tepat dibulan kelima mereka saling mengenal, Junhoe memberanikan diri untuk menyatakan cinta pada Donghyuk. Donghyuk tidak memberikan jawaban pasti, dia hanya menganggukkan kepalanya setelah puas tertawa. 

"June, kau serius? Aku ini lebih tua darimu loh." Donghyuk bertanya dengan nada menggoda. Dia hanya tidak percaya pada bocah di sampingnya ini.

"Aku serius, Dongi.  Dan juga kita hanya terpaut dua tahun, apa salahnya?" bantah Junhoe, dia benar-benar sudah mencintai pria ini. Jadi apapun caranya dia harus mendapatkan Kim Donghyuk.

Kita sudah mempunyai panggilan sayang, kenapa hubungan ini tidak berlanjut saja? Junhoe membatin.

Mereka sedang berada di sebuah mall terkenal, berjalan bersisian menuju gedung bioskop di lantai teratas mall. Ini adalah alasan Donghyuk tidak percaya pada omongan Junhoe. Menyatakan cinta sembari berjalan? Hanya Junhoe yang melakukannya.

"June, kau tau kan aku itu seperti apa? Aku tidak ingin membuatmu kecewa nantinya." Donghyuk berusaha memberi alasan yang sekiranya bisa diterima akal Junhoe.

"Justru karena aku tau kau itu seperti apa, aku jadi berani untuk menyatakan cinta. Ayolah ini tidak akan sulit seperti yang ada di kepalamu. Kau hanya perlu menjawab ya dan boom! kita menjadi sepasang kekasih."

"June kau selalu saja menganggap semuanya mudah. Bagaimana kalau ternyata hubungan kita tidak berhasil nantinya? Atau bagaimana kalau ternyata orang tuamu tidak merestui hubungan kita?"

"Owww jadi kau sudah berfikir sejauh itu yaaa.." goda Junhoe , "Aku tidak menyangka kau sudah memikirkan restu." 

"Ish.." Donghyuk memukul lengan Junhoe dengan keras dan sukses membuat Junhoe mengaduh. "Jangan tertawa! Itu tidak lucu." 

Junhoe berusaha menghentikan tawanya, menyenangkan sekali rasanya bisa menggoda pria manis ini. "Baiklah baiklah," Junhoe merangkul Donghyuk dengan mesra, mengecup pelipis pria itu dengan lembut sebelum berucap, "Kau kekasihku mulai sekarang." satu kalimat otoriter meluncur indah dari mulut pemuda Koo.

.

Sialan. Keparat. Bangsat.

Baru saja menjalin hubungan selama kurang lebih tujuh bulan, dia sudah dihadapkan dengan sebuah ketakutan besar. Long distance relationship. Sialan.

Salah apa dia hingga diusir oleh ayahnya sendiri? 

Mabuk-mabukan? Hey, Junhoe belum gila untuk mabuk di rumah keluarga Koo.

Pergi ke kelab malam? Siapa pula yang memberitau ayahnya tentang ini?

Menyewa jalang? Dia hanya menyewa, bukan memakai. 

Dan kenapa harus Amerika? Kenapa tidak sekalian saja dia dibuang ke benua Antartika?!  

Ribuan penolakan sudah dia lakukan, berlutut di depan sang ayah juga tak luput dari usahanya. Tapi tuan Koo adalah seseorang yang keras kepalanya lebih dari Junhoe sendiri. 

Semua usaha Junhoe benar-benar tidak ada artinya. Jadi selain menurut, apa lagi yang bisa dia lakukan? Memberontak bukan hal yang tepat untuk saat ini. 

JUNHWAN -APOLOGY[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang