04. DIA ADA DISINI

24 8 1
                                    

04. DIA ADA DISINI

Seperti yang kubilang,
yang mengenal selamanya itu,
rindu” —Retta Arsyafika

“Lo beneran mau ngajak duel si Remi?” tanya Vikram.

Sifat dingin Vikram sirna seketika saat ia bersama Railo dan Dino.

“Sejak kapan gue main-main sama ucapan gue?” ucap Railo.

“Tapi, Bos. Mending lo selesain dengan cara kekeluargaan aja, deh,” ucap Dino, menyela.

Railo menaikan sebalas alisnya ke arah Dino. “Lo tahu Remi itu kayak gimana, kan? Enggak mungkin dia mau damai secara cuma-cuma sama gue,” ucap Railo.

Vikram menghela nafas, “lo pasti juga tahu, kan, Rai? Si Remi pasti pake cara licik buat ngalahin Lo,”ujar Vikram.

“Iya, Bos. Enggak mungkin tuh curut satu menang lawan lo kalau nggak pake cara liciknya itu,”timpal Dino.

“Gue punya rencana yang bakal bikin Remi enggak berkutik lagi,” Railo menjeda ucapannya. “Lo berdua cukup ikut serta sama rencana gue.”

Railo tersenyum miring memikirkan rencananya pasti akan berhasil membuat Remi tak berkutik lagi. Dan dengan itu, Railo tak perlu repot-repot lagi mengurus masalahnya yang menurutnya kurang kerjaan dengan musuh bebuyutannya, Remi.

***

“Hari ini...
Saya umumkan...
Pada bulan...
Pada bintang....
Pantaskah ku miliki seorang kekasih...
Dunia....
Akhirat....”

Pagi ini, Dino sedang bahagia karena telah mendapatkan id line adik kelas incarannya.

Senandung suara Dino yang kurang enak menggema di ruang kelas XII IPA 1. Ia dengan semangatnya menyanyikan lagu dangdut yang cukup terkenal pada masa-masa lagu itu terkenal.

Retta yang baru melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya itu segera menutup kupingnya. Ia berdiri di ambang pintu sambil menatap Dino yang sedang joget-joget di atas meja yang dijadikannya layaknya panggung.

“Dinosaurus!! Turun nggak lo?!!” teriak Retta.

“Apaan, sih, lo! Ganggu orang lagi seneng aja!” ujar Dino dan setelah itu melanjutkan kegiatan joget-jogetnya tadi yang sempat tertunda.

“Turun atau lo gue laporin sama Bu Sina?!” ancam Retta.

Ancaman Retta sepertinya tidak berpengaruh pada manusia satu itu.

Dino menatap Retta menantang. “Bilangin aja, sono! Enggak ada bukti juga! Bu Sina nggak bakal percaya sama lo, Ret, kampret!”

“Dino!!” Teriakan Retta benar-benar menumpahkan emosinya kepada Dino.

Ia dengan gemas menghampiri Dino dan segera memukulnya memakai buku yang di dapatkannya dari meja salah satu murid di kelas itu.

“Aduh, aduh, ampun, Ret!” ucap Dino kesakitan.

Retta menghentikan kegiatannya dan menatap Dino jengkel. “Turun dari meja gue!!”

RAILOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang