05. APTA RADHYAKSA

25 8 0
                                    

05. APTA RADHYAKSA

"Beritahu aku, bagaimana cara melupakan tanpa harus membenci."
—RettaArsyafika

"Baiklah. Sekarang, Ibu akan menggabungkan kelas kalian dengan kelas XII IPA 2," ucap Bu Ranti.

Seluruh siswa kelas XII IPA 2 masuk ke dalam kelas XII IPA 1. Seluruh kursi dan meja kelas XII IPA 1 sudah di geser dan di rapatkan ke belakang dan samping kelas. Sehingga semua murid itu duduk di lantai.

Hampir seluruh siswa XII IPA 2 telah masuk ke dalam kelas XII IPA 1 hanya tinggal beberapa anak lagi yang belum masuk kelas.

"Eh, Juki! Rai,Vikram, sama Apta kemana?" tanya Dino dengan suara toa-nya.

"Masih di kelas. Katanya males kesini," jawab cowok yang rambutnya agak cepak yang dipanggil Juki oleh Dino.

“Goblok mereka,” ucap Dino. Ia kembali men-scrool ponselnya yang tadi sempat tertunda.

Tak lama kemudian, pintu kelas terdengar diketuk oleh seseorang. “Permisi, Bu.”

“Masuk, Bu,” ucap Bu Ranti.

Bu Kati masuk dengan tiga orang cowok yang lumayan tampan bagi Retta.

Retta melebarkan matanya melihat salah satu diantara cowok tersebut.

“Mata lo! Entar keluar, tuh, mata. Emang kenapa, sih? Kok lo sampai melotot gitu liatnya? Liat siapa?” ucap Ana.

Ana mengikuti arah pandagan Retta yang tepat jatuh pada seorang cowok yang menggunakan jam berwarna hitam itu.

“Lo ngelihatin Apta?” tebak Ana.

Retta menengok ke Ana, “Enggak, kok. Biasa aja!” bantah Retta.

Ana memicingkan matanya ke Retta, curiga. “Lo kenal sama Apta?”

“Temen SMP,” jawab Retta singkat.

“Selain itu? Kayaknya, ada yang lo sembunyiin dari gue.”

“Enggak, Na!” ujar Retta berusaha menutupi keterkejutannya.

“Gue nggak percaya! Jangan bohong! Jujur sama gue, apa hubungan lo sama Apta selain temen SMP?” tuntut Ana. “Apta sepupu gue,” ucap Ana yang membuat Retta terkejut setengah mati.

“Lo pasti bercanda, Na,” ucap Retta acuh.

“Gue serius, Ta. Nih, gue panggil orangnya ya!”

Belum sempat Retta melarangnya, Ana telah memanggil Apta. “Apta!”

Cowok yang dipanggil Apta itu  menengok ke arah sumber suara dan tersenyum melihat siapa yang memanggilnya. Bukan hanya yang memanggilnya saja, melainkan cewek yang sedari tadi menarik perhatian matanya.

Setelah di persilahkan untuk duduk. Apta segera melangkah menuju tempat Ana yang memanggilnya tadi. Ia duduk di sebelah kanan Ana sedangkan sebelah kiri Ana adalah seseorang yang telah lama ia cari-cari.

“Kenapa?” tanya Apta langsung.

“Ini, temen gue mau kenalan sama lo.” Ana menengok ke Retta. “Ulurin tangan lo!” suruh Ana.

RAILOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang