1

166 9 0
                                    


~Happy Reading~


Mari jalani hidup yang semestinya. Bernafas, tidur, makan, minum, beraktivitas seperti manusia. Tunggu jadi aku bukan manusia? Terus aku ini apa? Astaga bahkan anak itik pun tau bahwa aku ini manusia. Ada apa denganku? Kalian tau aku kenapa? Ah sudahlah kalian bahkan tidak bicara apapun bahkan tidak melihatku. Terus siapa dia? Dia? Itu kalian tidak melihatnya? Dia memandangiku dengan tatapan tajamnya. Mungkin kalau aku ilustrasikan matanya itu setajam silet. Tapi kenapa dia selalu saja berdiri disitu dan selalu menatapku. Lalu dia berjalan kearahku, semakin dekat, dan semakin dekat, makin dekat, aku hampir melihat wajahnya, sedikit lagi dan singggghhhhhhhhhhhhhhhh

Bruuuukkkk.

"astaga kim bangunlah" ucap perempuan jauh lebih tua dariku, dan tentu saja dia cantik.

Aku membuka mataku dan melihatnya. "Ibu? " ucapku.

"Bangun, kenapa kau selalu saja tidur dilantai" ucap ibuku.

Aku pun bangun dengan kesadaraan yang kurang baik kurasa. Bahkan kepalaku sakit, jadi aku jatuh dari tempat tidur lagi. Huuf menyebalkan.

"Aku tak tau bu" ucapku.

Ibuku hanya menghela nafas.

"Ya sudah mandi sana, kau bilang ada kuliah pagi" ucapnya.

"Astaga, tidak aku akan terlambat" ucapku lalu berlari kekamar mandi.

"Bersihkan kamarmu kimberly agatha" ucap ibuku sedikit teriak.

"Baik bu" ucapku teriak.

~Truth Or Lie~

Kenapa harus hari ini. Ah, sial kenapa juga harus aku dasar orang tua itu tidak berperikeanakan, dia pikir aku ini apa seenaknya menyuruhku mengambil dokumen dan mengantarkannya kekantor. Dia bahkan punya asisten. Bagaimana jika aku digoreng oleh dosenku yang galaknya minta ampun itu. Bahkan aku tidak tau akan bagaiman nasibku nanti. Lalu dimana dia, aku bahkan sudah menunggu lima menit yang lalu dan dia bahkan belum memunculkan batang hidungnya sedikitpun. Tiba-tiba seseorang meneriakkan namaku.

"Kim Beomgyu" ucap lelaki tua itu.

Aku berbalik dan melihatnya malas dengan memutar dua bola mataku.

"Mana dokumennya" ucapnya

Aku menyerakan dokumen padanya. Lalu pergi, tapi sebelum itu dia menyebut namaku lagi.

"kau sudah makan, makanan yang aku buat? Bagaimana enak?" ucapnya

Aku hanya berdehem. Lalu berbalik lalu jalan tiga langkah, dan lagi lagi dia menyebut namaku. Aku pun berbalik.

"kau sakit? Kau kelihatan pucat" ucapnya lagi

"tidak" ucapku

"kau yakin? Ingin kedokter? Aku akan menelfon dokter park unt.. " ucapnya belum selesai kupotong.

"aku tidak sakit ayah" ucapku malas.

Dia hanya menghela nafas. Lalu terseyum, memperlihatkan seyum kotaknya itu.

"Yah, sudah pergilah. Hati-hati menyetir" ucapnya lalu pergi.

Aku geli saat dia menunjukkan seyum kotaknya itu. Kalian tau kenapa dia terseyum seperti itu. Yah, diakan selalu menghujaniku dengan pertanyaan sampai dia mendengarkan kata "ayah" keluar dari mulutku. Dan aku tak ingin makin terlambat gara-gara harus meladeni pertanyaannya yang tidak penting itu.

"Ckk dasar" ucapku lalu masuk dalam mobilku menuju kampus.

~Truth Or Lie~

Truth Or LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang