Hwang Hyunjin tidak banyak bicara ketika mereka meninggalkan Fusion. Hyunjin mengarahkannya pada trotoar di sepanjang Sungai Chicago dan Lower Wacker Drive.
"Kemana kita akan pergi?" Ryujin memecah keheningan setelah satu atau dua menit.
"Ke tempatku."
Sandal hak tingginya tersandung dengan sembrono pada tepi jalan, kemudian terhenti, "Kita pergi ke tempatmu?"
Hyunjin berhenti dan melihat ke belakang, jas hitamnya berkibar di sepanjang tubuhnya, pahanya terlihat lebih kuat menghalau angin Danau Michigan, "Ya, kita akan pergi ke tempatku," kata Hyunjin dengan lembut, dengan nada yang mengancam.
Ryujin mengerut. Aku sangat senang bila aku dapat menghiburmu, Mr. Hwang. Tunggu, apa kalimat itu terdengar ambigu?
Hyunjin menarik nafas dan memandang ke arah Danau Michigan, benar-benar jengkel pada gadis itu dan mencoba untuk mengumpulkan pikirannya.
"Aku bisa melihat jika kau merasa tidak nyaman, tapi kau bisa memegang kata-kataku: ini semua hanya profesionalitas. Ini hanya tentang lukisan. Pemandangan yang ingin kau lukiskan untukku dari kondominium tempatku tinggal. Tentu saja kamu bisa tidak percaya bahwa aku tidak mungkin menyakitimu. Semua orang di dalam ruangan itu melihat ketika kita berjalan keluar restoran bersama."
Hyunjin agaknya tidak perlu mengingatkannya. Rasanya seolah semua mata di Fussion menatap mereka ketika mereka pergi.
Ryujin memberikan tatapan waspada ketika mereka mulai berjalan lagi. Rambut legam sebahunya yang tertiup angin telah dikenal baik oleh Hyunjin sekarang. Dia mengerjap dan merasa de javu.
"Apakah kau mengharuskan aku untuk bekerja di apartemenmu?"
"Apartemenku sangat luas," Hyunjin berbicara dengan bosan, "Kalau kau lebih suka, kau tidak perlu melihatku seterusnya."
Ryujin terbelalak lantas menunduk, menyembunyikan keterkejutan dari Hyunjin. Ia tidak ingin gambaran yang tidak diundang terlihat pada matanya; gambaran tentang Hyunjin berjalan keluar dari kamar mandi dengan tubuh telanjangnya memancarkan kelembutan dan handuk yang melilit pinggangnya, satu-satunya hal yang memisahkan pandangan Ryujin dari tampilan kebangggaan pria.
Apakah Shin Ryujin sedang berfantasi?
"Ini sedikit tidak lazim," kata Ryujin.
"Aku benar-benar tidak lazim," Hyunjin berbisik, "Kau akan mengerti ketika kau melihat pemandangannya."
Hyunjin tinggal di 340 East Archer, sebuah gedung dengan gaya Italia Renaissance klasik yang dibangun sekitar tahun 1920-an yang dia kagumi sejak mempelajarinya di sekolah. Bagaimanapun juga gedung ini cocok untuknya: elegan, tenang, bangunan dengan tembok bata hitam. Ryujin tidak telalu terkejut ketika Hyunjin mengatakan padanya bahwa tempat tinggalnya meliputi dua lantai.
Pintu lift pribadi Hyunjin bergeser tanpa suara dan dia melebarkan tangannya sebagai ajakan untuk berjalan sebelum dia.
Ryujin masuk ke tempat yang ajaib.
Kain yang mewah dan perabot yang bagus, tapi terlepas dari kekayaannya, pintu masuknya diatur untuk menyampaikan sambutan-sambutan─sebuah sambutan sederhana, mungkin, meski begitu merupakan sebuah sambutan. Dia melihat cepat bayangan dirinya pada cermin antik. Surai legam sebahunya yang menjuntai lurus hingga batas leher dan bahu tertiup angin dan pipinya menjadi kemerahan. Dia sedang berfikir apa warna dari angin itu, tapi khawatir dari akibat kebersamaannya dengan Hwang Hyunjin.
Kemudian dia ingat akan karya seninya dan melupakan segalanya.
Dia turun ke bawah menuju ke ruangan depan yang luas yang juga berfungsi sebagai galeri. Mulutnya menganga ketika dia melihat-lihat lukisan. Beberapa lukisan Nampak baru untuknya, beberapa lainnya merupakan karya besar yang mengirimkan kejutan menyenangkan pada dirinya sebagai orang pertama yang melihatnya.

YOU ARE READING
ECLIPSE | hhj ft. srj
RomanceListen! No matter how shinning you are, you still have shades. Starring, HWANG HYUNJIN feat. SHIN RYUJIN