Note: typo bertebaran😅
*******
"I LOVE YOU." Luna tersenyum lebar, matanya tidak pernah lelah memandang wajah tampan lelaki di depannya."Hmm, aku tau itu." Andrian tersenyum. Ia merapikan rambut Luna yang terbang tertiup angin.
Kini mereka sedang berada di roof top, menikmati waktu berdua yang jarang mereka dapatkan ketika di sekolah. Bukan enggan, tapi kesibukan masing-masing yang menyita waktu.Mendapatkan jawaban yang tidak sesuai ekspetasinya, Luna seketika cemberut.
"Coba ngomong I LOVE YOU TOO."
Andrian tersenyum lalu menggeleng.
"Kamu kayaknya nggak sayang sama aku." Luna memalingkan muka.
"Sayang liat aku."
Luna menatap mata hitam legam di depannya dengan serius.
Hening!
"Semua orang itu punya cara tersendiri untuk mengungkapkan perasaan mereka. Seperti aku, aku memang bukan orang yang romantis, aku menunjukan kasih sayang aku dengan cara aku memperlakukan kamu. Apa itu nggak cukup?" Adrian menatap Luna serius.
"Tap ...."
"Bentar geh yank, ada daun di rambut kamu," sela Andrian.
Luna speechless. Liat kan!. Padahal udah romantis-romantisnya. Dasar cowok gak peka, gak romantis!
"Jadi, ngertiin aku."
"KAMU YANG GAK NGERTIIN AKU," jawab Luna dalam hati sambil menaham amarah yang kini sudah mencapai ubun-ubunnya.
"Yaudah, sekarang masuk kelas yuk."
Luna ingin memerotes.
"Aku bawa coklat kesukaan kamu tadi."
Akhirnya Luna mengangguk pasrah. Itu COKLAT,COKLAT jadi Luna tidak bisa menolaknya.
Andrian tersenyum. Ia menggandeng tangan Luna menuruni tangga.
______________
Sebelum masuk kelas, Andrian menyerahkan sebatang coklat pada Luna. Luna tersenyum.
"Makasih Rian." Andrian mengangguk.
Luna masuk ke kelas. Sedangkan Andrian menuju kelasnya, XII IPA 1. Luna menyimpan coklat pemberian Andrian di dalam tas.
"Cieee, yang dikasih coklat sama pacar," goda Galuh sahabat Luna. Galuh tipikal cewek tomboy tapi manis, sering mengikat rambut dengan gaya kuncir kuda. Mereka mulai bersahabat ketika Galuh membantu Luna yang sedang dibully sewaktu kelas X. Persahabatan mereka berlanjut sampai sekarang, walau sempat jarang bertemu ketika kelas XI, karena kelas mereka yang berbeda.
"Jomblo nggak usah iri ya." Luna menggoda Galuh balik. Galuh memang jomblo. Seperti namanya 'GALUH', ia memiliki sifat yang tegas dan pemberani, ia juga jago dalam olahraga beladiri. Karena itu, banyak laki-laki yang takut untuk mendekatinya. Mereka tidak tahu saja, bagaimana sifat asli Galuh.
"Ohh iya Na," sela Nuri. Luna dan Galuh memperhatikan Nuri. Nuri juga merupakan sahabat Luna. Nuri ini termasuk gadis yang periang, wajah yang manis dan sangat friendly. Nuri juga gadis yang pintar, sering kali ia menjadi tempat Luna dan Galuh menyontek saat ada tugas dari guru.
"Tadi, ada yang nyariin lo."
"Hah siapa, kok gue nggak tau?" Galuh menyela.
"Tadi lo lagi ke wc ogep." Nuri melempar pena yang sedang ia pegang ke arah Galuh.
"Ohhh say say dong." Galuh melanjutkan memakan siomay dagangan Nuri. Nuri memang berjualan siomay di kelas, bukan karena Nuri orang susah tapi jiwa berjualan yang sudah melekat pada dirinya, kata Nuri kala itu. Ia juga ingin mendirikan IndoNuri, supaya bisa menyaingin Indomar*t. Hah memang jiwa dagang om Lukman– ayah Nuri sudah menurun sampai ke DNA-DNAnya.
"Siapa Nur," tanya Luna.
"Ish.., stop panggil gue Nur." Nuri memang tidak suka dipanggil Nur, terlalu kampungan katanya.
"Hhhh, emang nama lo kan Nur." Galuh dan Luna tertawa.
"Ishh, manggilnya itu NURI, N U R I. Jangan di pisah-pisah." Nuri menekankan disetiap hurufnya.
"Iya iya ok, emang siapa yang nyariin gue NURI," Luna menekan kata Nuri.
"Gue juga gak tau." Nuri manaikan bahu nya acuh.
"Anehh,"sela Galuh.
"Emang gue gak tau, tapi kayaknya bukan anak sekolah sini."
"Ohh, sekolah mana?" Luna bertanya heran.
Nuri menaikan bahunya tanda ia tidak tahu.
"Apa yang lo tau Nur Nur." Kata Galuh dan Luna berbarengan. Mereka berdua tertawa. Nuri memalingkan muka acuh.
Tawa mereka terhenti ketika bu Dewi, guru sejarah yang suka mendongeng sampai-sampai seluruh siswa tertidur saat mata pelajarannya berlangsung.
Termasuk Luna, saat ini ia sedang bersiap-siap akan menelungkup kan kepalanya diantara kedua tangannya.
Galuh masih asik memakan siomainya yang tinggal sedikit dengan diam-diam.
Nuri? Jangan tanyakan dia. Ia sekarang sudah fokus memperhatikan Bu Dewi yang sedang menceritakan sejarah bangsa Neterland yang menjajah kamu Inlander. Sesekali ia mencatat materi yang sekiranya penting.
Luna dan Galuh harus banyak-banyak bersyukur karena memiliki sahabat seperti Nuri.
_________________
Allo gaess!!
Makasih udah mau baca🙏🙏🙏Jangan lupa vote and comment ya, karna itu berarti buat fia.
See you next chapter💞💞Lovefia💕
KAMU SEDANG MEMBACA
COOl BOYFRIEND
Teen FictionCERITA BARU LAHIR, ANAK KEDUA GUE INI😂. JADI HARAP FOLLOW SEBELUM BACA YA. JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA. LOVE YOU ALL🍁 SALAM DAUN🍁🍁 Bagi Aluna Medlewis mencintai Andrian Gustov merupakan hal yang mudah. Ketampanannya dan perlakuannya dapat...