*chapter 3* Coklat

63 10 1
                                    

                              ****

"Huhhh, hari ini pada kompak buat gue kesel." Luna menjatuhkan badannya ke kasur queen size-nya.

Tingg!!

Suara hendphone Luna berbunyi.

BangKai
Tanyain mama, tadi pesen martabak rasa apa?

Me
Ogah males.

Luna membating handphonenya ke atas kasur. Moodnya hari ini sedang hancur. Bagaimana tidak? Mulai dari Ardian yang mementingkan membantu adik kelas yang akan ikut olimpiade dari pada mengantarkan Luna pulang. Si macan Leo, yang hari ini selalu menguji kesabaran Luna. Belum lagi, ia yang harus satu kelompok dengan Leo.

"Huaaaaaa, gue butuh coklat!!" Luna menjerit frustasi. Ia menaikan selimutnya sampai menutupi seluruh tubunya. Nafasnya memburu menahan kesal.

                      ***********

"Asalamualaikum!!!"

Seorang laki-laki remaja, berperawakan tinggi, putih serta rambut yang panjang menutupi dahinya, ala-ala boyband Korea memasuki kediaman keluarga Medlewis. Ia Kaino Medlewis. Anak sulung dari pasangan Kean Medlewis dan Lalisa Medlewis.

"Waalaikumsalam, jangan teriak-teriak Kai," sahut seorang perempuan yang masih terlihat cantik di usianya yang menginjak kepala tiga. Siapa lagi kalau bukan Lalisa Medlewis.

"Heheheh ... iya mom, ini pesenannya." Kai menyerahkan kantong plastik berisikan sekotak martabak.

"Iya, makasih sayang."

"O iya, itu martabaknya aku beliin yang rasa kacang. Mom-kan biasanya suka yang rasa kacang. Habisnya Mom tadi nggak kasih tau Kai mau rasa apa."

"Ooo yaudah deh, nggak papa, terus itu kamu bawa apa?"
Lisa menunjuk kantong berwarna putih yang ada di tangan kanan Kai.

"Ohh ini." Kai mengangkat kantong plastik yang tengah ia bawa.

"Coklat."

"Ohhh, kenapa? Luna ngambek lagi?" Lisa terkekeh geli. Memang sudah menjadi rahasia umum, jika Luna marah, hanya coklat yang dapat membalikan mood-nya.

"Hmm, kayaknya. Soalnya tadi waktu Kai chat suruh nanya mom pesen martabak rasa apa, ehh dia jawabnya jutek gitu."

"Emm, pantesan pulang-pulang tadi mukanya udah cemberut."

"Yaudah, Kai naik ke atas dulu mom."

"Iya." Lisa melanjutkan acara memasaknya yang tertunda. Kai menaiki tangga menuju kamar Luna.
                      
                     **********

Ceklekk.

Suara pintu terdengar. Kai memasuki kamar adiknya, Luna.
Di sana, ia melihat Luna yang sedang tertidur dengan baju putih abu-abunya yang masih melekat.

"Hoyy, kutil kuda bangun lo. Udah sore woy." Kai menggoyang-goyangkan badan Luna.

"Issss." Luna menyingkirkan tangan Kai dari badannya.

COOl BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang