*Chapter 7* Meet Him

31 6 0
                                    

Note: typo harap lapor:v
_________________

"RANGGAAAA!!"

Luna segera lompat dari tempat tidurnya. Membuka pintu, Luna langsung lompat ke pelukan Rangga, ia bergelayut seperti anak monyet pada induknya.

"Wow ... wow, calm baby." Rangga berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya yang hampir ambruk.

"Lo ke mana aja bangsat." Luna menatap Rangga kesal.

"Cie, kangen ya." Rangga menggoda Luna dengan menaik-naikkan sebelah alisnya.

"Dih, PD." Cibir Luna sambil melengoskan mukanya.

Rangga gemas sendiri melihat tingkah Luna. Ia mengacak-acak pelan rambut Luna dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya.

"Bilang ae kangen." Rangga menaik-naikan alisnya berusaha menggoda.

"Enggak ya enggak." Luna menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus berjalan menuruni tangga.

"Woe mau kemana Lo?" Rangga mengikuti langkah Luna di belakang.

"Aih ngantuk!"teriak Luna yang menjatuhkan badannya ke atas sofa dengan posisi tengkurap.

"Ckk ..., beringsik diem dulu ngapa." Kaino yang asik menonton TV mendumel pelan.

"Hua ... aaa ....." Luna memukul-mukulkan tangannya pada sofa dengan kedua kakinya yang ikut ia hentak-hentakkan.

"Ya Allah Dek, lu ngapa dah." Kaino melempar bantal sofa yang ada di pangkuannya tepat ke kepala Luna.

"Dih ngapa sih lu nenek lampir?" Rangga duduk pada sofa single bed  yang ada di samping sofa Luna dengan jus jeruk ditangannya.

"Is beliin gue coklat." Luna duduk bersila di atas sofa dengan rambut acak-acakan dan muka cemberut.

Rangga terkekeh pelan, "Masih doyan coklat lu dari kecil sampe sekarang?"

"Dia mah nggak ada coklat kiamat dunia," cibir Kaino.

"Bacot BangKai." Ia melemparkan kembali bantal yang ada di pangkuannya ke arah Kaino.

"Coba liat gigi lo Na?" Rangga pindah duduk di samping Luna. Rangga berusaha membuka mulut Luna.

"Is ..., apaan sih Ga."

"Akhhh ...., Na sakit ogeb." Rangga mengibas-ibaskan tangan kanannya yang digigit Luna tepat pada jari telunjuknya. Sang tersangka penggigitan pun hanya tersenyum penuh kemenangan.

"Bwahaha ...., Mampus lo, macan kok dilawan." Kaino tertawa terbahak-bahak.

"Kampret, infeksi nih. Lo kasih makan apa dah adek lo Bang." Rangga masih meringis menahan sakit pada jari telunjuknya.

"Gue kasih makan batu," ujar Kaino masih dengan tawa yang terbahak-bahak.

Mendengar penuturan Kaino, Luna menatap tajam Kaino tak terima. Masak cecan dikasih makan batu..

"Non, ada paketan." Interaksi ketiganya terhenti kala Bi Iyem datang.

"Dari siapa Bi?" Luna berdiri mengambil paketan dari tangan Bi Iyem.

COOl BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang