Chapter 3

2.7K 200 42
                                    

Happy Reading!! ❤

🌼🌼🌼

Kaila Pov

Hay hay kenalin nama gue Kaila Sherly Sifabella. Di ibu kota Jakarta siapa yang tidak mengenal keluarga Melville? Keluarga yang sangat terpandang di kota itu. Oh bukan nya sombong, memang itu kenyataannya. Papa gue seorang pengusaha terkenal. Mempunyai kantor yang bergerak dibeberapa bidang. Saham nya telah menyebar luas dibeberapa kantor. Dengan otak nya yang Jenius ia telah beberapa kali memenangkan tender. So, gue hidup dengan harta yang melimpah. Oh jangan lupakan kelimpahan kasih sayang. Gue anak tunggal. Sebenarnya pengen banget punya adik, tapi ga diizinin Papah. Huhu miris.

Tanggal 15 Bulan September Tahun 2008. Dihari itu kebahagian gue bertambah. Kalian tau? Hari itu Hari dimana gue bertemu dengan Adzriel Rafif Zhafran. Sejak saat itu kita lebih sering bermain bersama. Sampai pada saat puncaknya, El nembak gue dihadapan semua orang. Disaat itu umur gue baru 10 tahun. Kalian bayangin gue pacaran diumur 10 tahun.

🌼🌼🌼

Bel masuk sudah terdengar 5 menit yang lalu. Aku berjalan santai di sepanjang koridor yang sepi. Yaiyalah orang udah masuk-_-

Bugh!

"Awww- pantat montok gue," ringisku. Demi apapun ini sakit!!!

"Aduh, maaf yaa gue ga sengaja beneran," ujar nya seraya membantu aku berdiri.

"Yaudah deh ga apa."

"Kakak mau kemana sih?! Udah masuk juga, masih aja lari-larian," kesal ku.

"Hehe, maaf Kai. Ada yang mau kakak urus sama Adzriel. Yaudah kakak tinggal ya. Bye cantik!" katanya sambil meninggalkan ku sendiri.

"Huft." lalu kulanjutkan langkah ku yang sempat tertunda tadi.

Sesampainya di depan pintu kelas ku, langsung saja ku buka pintunya. Seketika aku tercengang melihat keadaan didalam. Sungguh mengenaskan.

"Tai lo Kai. Gue kira siapa," sebal Bima.

"Hehe." aku hanya nyengir sambil memperlihatkan deretan gigi ku yang rapi.

Segera ku lanjutkan langkahku menuju bangku pojok. Seperti biasa sahabat ku sedang bergosip. Sungguh mereka senang sekali ngegibahin orang.

Beberapa jam setelahnya, bel istirahat terdengar.

"Kantin nggak lo?" tanya Vina.

"Iya," balas ku Singkat.

Ohya sepertinya aku belum memperkenalkan sahabat-sahabat ku ya.

Pertama Vina Febriani. Dia sahabatku sejak kami kelas 3 sekolah dasar. Dia orang nya sangat pengertian. Ia selalu mengerti keadaan ku. Sungguh dia pantas dijadikan Sahabat!. Wajah nya yang cantik dengan bulu mata lentik, alis tebal, mata nya yang hazel, pipi tirus, serta bibir yang tipis. Satu kata menggambarkan keadaan nya 'Perfect'. Siapa yang tak mengenal keluarga nya? Keluarga terpandang yang hampir sama derajat nya dengan keluargaku. Hanya saja saham perusahaan nya tak sebesar milik keluargaku. Tapi, tetap saja keluarga nya terpandang.

Kita(?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang