Chapter 16

1.6K 117 2
                                    

Happy Reading:*

🌞🌞🌞

"Papah lagi apa?" Kaila duduk tepat disamping Arya yang sedang memainkan Laptop nya diruang keluarga dengan berbagai ekspresi.

Arya tersenyum melihat anak gadisnya. Kemudian ia mengecup kening Kaila lembut.

"Nih, liat foto foto kamu masa kecil," Arya memberikan Laptop itu kepangkuan Kaila.

"Emh.... Kai inget loh ini Pah. Ini kan waktu ada perlombaan fashion show disekolah. Terus Kai yang menang." Kaila terkikik geli mengingat masa itu.

"Cantik," Arya mengecup lagi kening Kaila.

Kaila tersenyum. "Udah sarapan, sayang?" Tanya Arya.

"Udah," jawab Kaila sambil mengangguk sekilas.

"Jangan kecapean yah," Kaila memutar bola matanya malas. Kuping nya berdengung mendengar nada overprotective itu.

Kaila hanya mengangguk lirih. Lalu Adzriel mengangkat tubuh Kaila ke pangkuannya.

"Papah ga kerja?"

"Engga. Hari ini Papah mau Quality Time sama anak gadis Papah."

"Okey... Mari kita lihat betapa imut nya kamu waktu kecil," Sambung Arya.

Mereka larut dalam canda tawa. Hingga mereka tak terlalu memperdulikan waktu. Yang mereka rasakan saat ini hanya kebahagiaan.

Tolong jangan renggut kebahagiaan ini. - Arya.

🌞🌞🌞

Kring... Kring... (Anggap aje bel rumah nya)

"Biii.. Tolong Bukain pintunya," teriak Arya.

"Iya tuan."

Bi Siti pun membuka pintu utama kediaman Mellvile. Hingga tak berapa lama ia kembali dengan membawa seorang pria paruh baya yang umurnya Beda 3 tahun diatas Arya.

"Tuan. Ada Tuan Rey," lapor Bi Siti. Dih, udah kayak apaan aje.

Arya mengangguk. Selang beberapa detik kemudian. Rey muncul dari belakang Arya.

"Hay dek," sapa Rey menepuk bahu Arya.

"Hay peri kecil," Rey mencium pipi Chubby Kaila sebagai tanda sapaan.

"Long Time No See," Sambung nya.

"Hay Uncle," Kaila menyapa balik Uncle Rey seraya tersenyum lembut.

"Makin cantik aja anak lo," puji Rey sambil memperhatikan Kaila yang mulai sibuk dengan Laptopnya.

Arya mengangguk. "Ngapain kak?" Tanya sekaligus heran. Jarang sekali kakak nya ini berkunjung kerumah nya.

"Hm? Enggak main doang. Bentar lagi Sintya sama Arkaan dateng," jawab Rey sambil mengambil remote televisi.

"Istri lo mana?"

"Kerumah Zhafran."

"Ngapain?"

"Banyak tanya lo," geram Arya.

"Dih, sensian amat lo dek," Rey terkikik geli.

Arya hanya mengangkat bahu nya sekilas. Lalu mempererat pelukannya pada Kaila.

Kita(?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang