Namaku Ha Na. Jeon Ha Na aku adalah karyawan biasa umurku 22 tahun. Aku lulusan dari universitas terbaik di korea dengan nilai yang sangat baik sehingga selepas aku wisuda perusahaan pun tidak perlu mempertimbangkan kemampuanku.
Tetapi,
tepat pada hari ke-100 bekerja aku mendapatkan kabar yang tidak bisa kubayangkan. Yaa benar, aku dipecat. Entah alasan apa sebenarnya CEO memecatku karena alasan yang dikatakannya sangat tidak masuk di akal.
Aku terpukul,
Aku marah,
Aku bingung.
Tapi aku tidak bisa berbuat apapun selain aku pasrah dan mencari pekerjaan lain
ditambah lagi ibuku, ibuku terbaring lemah di rumah sakit. Ibuku menderita kanker payudara dan getah bening.
Aku ingin menjerit, meluapkan semua yang mengganjal didalam hatiku.
aku tidak tahu harus mendapatkan uang darimana untuk membiayai pengobatan ibuku.
Terlebih lagi, hutang peninggalan ayahku. Ayahku meninggal karena penyakit jantung, ia terjerat hutang sehingga lintah darat itu dengan tidak sabaran menanggih dan membuat jantung ayahku terkejut sampai ayahku meninggal dunia.
Sehingga aku menjadi tulang punggung untuk keluargaku.Saat ini aku sedang menyusuri jalanan untuk mencari pekerjaan. Entah itu mencuci piring di restoran, membersihkan jendela di cafe, menjadi pelayan di toserba, atau hal lainnya yang bisa aku lakukan.
langkahku terhenti di sebuah club. Mataku tertuju melihat brosur waitress recruitment. Aku sedikit ragu untuk mencobanya karena itu club yang bekerja didunia gemerlap melayani para cluber.
Apa ibu akan mengizinkanku bekerja disini? Entahlah, aku tidak yakin
Tapi aku tidak ada pilihan lain.
Aku harus bekerja
Aku harus mendapatkan uang demi pengobatan ibuku dan membayar semua hutang ayahku
Lalu aku memberanikan diri untuk melangkahkan kakiku kedalam bangunan tersebut.
setibanya aku didalam, aku celingak-celinguk mencari dimana orang yang dapat memberikan aku pekerjaan
"Apa yang kau lakukan?" lelaki bertubuh tinggi dengan penampilan yang sangat rapi rambut yang sangat mengkilap tengah menghampiriku dan bertanya dengan tatapan yang sangat tajam, heran dan curiga
"Em... a...aku ingin mencari pekerjaan" Aku sangat gugup karena pria itu menatapku dengan tatapan elang yang seperti ingin menerkam mangsanya.
ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "kau datang terlalu awal, kau bisa kembali nanti malam"
"Oh benarkah? Jadi aku bisa datang nanti?" tanyaku sambil meeratkan tangan pada tas selempang yang ku pakai dengan antusias
"Ya, kau bisa datang" Jelas pria bertubuh tinggi itu
"Baiklah, kalau begitu aku permisi tuan" aku membalikkan badan dan melangkahkan kakiku menuju pintu keluar dengan perasaan... - entahnya apakah aku harus senang karena aku sebentar lagi mendapatkan pekerjaan atau aku harus berkecil hati karena aku mendapatkan pekerjaan ditempat seperti ini? Ah, aku tidak peduli yang menjadi hal penting saat ini adalah aku mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibuku dan membayar semua hutang ayahku.
*****
10.00pm
Aku kembali datang ke club hari itu. Tujuanku sama aku ingin melamar pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO ARE YOU ?
Gizem / Gerilim"siapa kau sebenarnya? kenapa kau melakukan ini semua?" tanyaku tak henti henti dengan tatapan ketakutan dan kebingungan terhadapnya Pertanyaanku masih sama dan menjadikannya tanda tanya besar. Apa aku harus percaya padanya? atau aku harus menjauh d...