09: dark secret

979 192 12
                                    

"sebenarnya kalau diperhatikan, mingyu dari dulu kelihatannya lemah sekali, kan?"

telinga seoyun menangkap sebuah pembicaraan mengenai sahabatnya. atensinya jadi teralihkan, ia buru-buru mengambil bukunya dan mengunci lokernya.

"iya, sejak setahun lalu dia keluar dari tim basket." sahut orang lain.

"sepertinya semakin lama dia semakin tidak bugar dan pemalas. lihat, dia jadi sakit-sakitan, kan."

"ganteng sih, tapi lemah."

"cantik sih, tapi busuk."

ketiga orang itu menoleh, mendapati seoyun tengah tersenyum masam, tanpa melihat ke arah mereka. seoyun kemudian menengok, "oh. kamu tersindir, ya?"

para perempuan itu terdiam.

"ocehanmu sama sekali tidak berguna, kau tahu." ujar seoyun, berjalan pergi dari tempat itu.

———

"lucu sekali." seoyun bersandar pada kursi di depan meja belajarnya, memperhatikan sebuah origami berbentuk angsa yang dilipat oleh mingyu.

mingyu hari ini tidak masuk. katanya dia sakit. dan satu sekolah malah membicarakan yang tidak tidak tentangnya. padahal, mereka selalu pura-pura ramah di depan mingyu.

sehat... mingyu selalu mengatakan dia ingin sehat, sehat, sehat...

sebentar.

wajahnya selalu pucat.

tapi itu karena kulitnya yang memang putih bagai kapas itu, kan? bukan hal lain?

tubuhnya selalu dingin.

tapi tidak apa-apa, aku senang bisa turut menyalurkan hawa hangatku saat memeluk mingyu.

hobinya batuk.

mungkin karena dia sering jajan es dan makanan berminyak? mungkin saja, kan?

tapi ada yang aneh...

pucat, dingin, menggigil, batuk, mudah kehabisan tenaga.

bukannya sudah sejak lama itu terjadi padanya? lama sekali. dia selalu sakit. atau mungkin, sakitnya tidak sembuh-sembuh?

dia sakit apa, sih? apa dia sakit parah?

apa dia-

"tidak mungkin." aku meletakkan lipatan origami berbentuk angsa itu, menggeleng. karena sedang kesal, aku jadi berpikiran negatif.

"dia suka pakai jaket keren dan memoles wajahnya, dia selalu ingin terlihat keren. mana ada orang sakit seperti itu?" aku mencoba meyakinkan diriku, bahwa mingyu baik baik saja.

"aku mau sehat."

kata-katanya yang ia ucapkan padaku tempo hari lalu terngiang kembali di telingaku. dan seluruh percakapan yang terjadi di masa lalu, teringat lagi dalam benakku.

"kamu sakit apa? pilek?"

"iya, nih. bukan pilek saja, sih."

"cepat sembuh, ya."

"amin. terima kasih, seoyun."

dan juga aku ingat beberapa kalimat yang terlontar dari mulut mingyu.


"aku tidak mau terlihat sakit."


"yang penting jangan sampai kelihatan kalau aku sedang sakit."


"seoyun, aku mau sehat."

ucapannya yang paling terakhir membuat dadaku terasa sesak. tidak, tidak mungkin.

atau aku yang terlalu bodoh selama ini? dan baru mengerti segala tanda yang ia tunjukkan. tapi tidak mungkin!

mingyu... ada apa dengannya?

"mingyu... kamu kenapa?"

Untold  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang