Untold ✓

04: smile

penyebar rumor itu berkata,

nam seoyun adalah orang yang egois dan sombong. dia suka mencaci teman sekelasnya. dia memang tidak suka punya teman. lihat saja dari wajahnya. dia selalu terlihat seperti sedang marah, kan? jangan coba-coba menyapanya, kamu akan direspon sinis olehnya.

omong kosong.

kenapa hampir satu sekolah mempercayai itu? rasanya aku ingin pindah sekolah lagi. menyebalkan, heebyeol memang keterlaluan.

aku tahu wajahku saat sedang biasa-biasa saja terlihat seperti aku sedang emosi. aku juga tidak mau, sangat muak punya wajah seperti ini. kalau bisa, aku juga ingin merubah atau menukar wajahku.

aku sangat ingin, tapi aku tahu aku tidak bisa.

apa salahku padanya? apa aku pernah merugikannya?

"coba, sekali-sekali kamu duluan yang sapa orang." usul mingyu yamg duduk tepat di sebelahku.

"tidak mau, aku malu." responku dengan cepat, tanpa menoleh ke mingyu.

"kalau tidak begitu, nanti orang-orang kira rumor itu benar. tapi... sudah ada sedikit yang percaya rumor itu salah, sih. berterima kasihlah padaku." katanya dengan nada bangga, lalu terkekeh pelan.

"kenapa begitu?" aku melemparkan tatapan heran kepadanya.

"mereka melihatmu, saat bersamaku. mereka melihatmu tersenyum, dan berbicara padaku. pandangan mereka terhadapmu mulai berubah." senyum mingyu mengembang, dan aku baru menyadari senyumnya adalah hal kesukaanku setelah warna hitam dan bernyanyi.

"menyebalkan, kenapa wajahku membuat mereka seenaknya berasumsi seperti itu, sih. wajahku seburuk itu, ternyata." aku meniup helai-helai rambut yang menutupi wajahku, lalu memutar bola mataku kesal.

"hush, tidak boleh begitu." mingyu tiba-tiba merapikan rambutku, menyematkan surai rambutku ke belakang telingaku dengan hati-hati. "kamu cantik." tambahnya.

aku hanya bisa membeku sambil mendengar kata-katanya yang kelewat manis itu, yang anehnya dapat aku rasakan ketulusannya hanya dari sorot matanya.

"jangan sering-sering cemberut, seoyun. ayo, senyum."