Dream

1.3K 197 34
                                    


sorry for typos

Denyitan pintu kamar mandi yang terbuka membuat debaran jantungnya berpacu lebih cepat. Ini aneh, tidak seharusnya Renjun seperti ini. Tubuh yang semula berbaring pun beringsut untuk duduk dan bersandar pada kepala ranjang lalu menyibukkan diri dengan menatap ponselnya, skroling pada akun twitter pribadinya, yang tidak ada seorang pun ketahui.

Mencoba mengabaikan sosok yang keluar dari dalam kamar mandi. Berharap kepalanya mau diajak berkompromi untuk tetap menunduk dengan mata terfokus ke layar ponsel.

“Kukira sudah tidur.” Mengapa lelaki itu harus bicara, mau tidak mau pun Renjun mendongak reflek lalu menggeleng sambil bergumam mengatakan belum.

Bish, matanya, dia sudah menduga bahwa Mark pasti hanya mengenakan handuk yang dililit di pinggang tanpa atasan. Kenapa begini, sih? Padahal dulu Renjun biasa saja.

Gundukan di dagunya bergerak naik turun, susah payah ia menelan salivanya.

“Menungguku ya?” Mark menggoda, dia buka lantas memakai pakaiannya malah berjalan mendekat pada Renjun.

Renjun diam saja dalam memperhatikan gerak Mark, bersikap waspada yang seharusnya fokus saja pada ponselnya sih.

Mark berhenti di sebelah Renjun, membungkuk sedikit meraih botol mineral yang isinya tinggal setengah di nakas yang kebetulan berada di sebelah Renjun. Oh, shit, Renjun sudah berpikiran macam-macam pada Mark.

Seperti seorang model iklan air mineral begitulah Mark meminumnya, di mata Renjun. Ditambah lelaki itu topless, Renjun jadi bersemu-semu. Ada apa sih dengannya?

“Dimana sih pakaianmu? Kenapa tidak kau pakai?!” Akhirnya mulut pedas Renjun kembali. Sebelumnya dia menjadi agak lemah dengan bagaimana penampakan Mark keluar dari kamar mandi yang membuat jantungya deg-degan.

“Memangnya kenapa?” Tanya Mark merasa hal yang dia lakukan tidaklah salah. Ini wajar untuk memakai pakaiannya nanti dulu.

Mereka saling tatap dengan Renjun yang mengintimidasi penuh kekesalan. “Ah terserah aku mau mandi!” Lalu lompat dari ranjang menuju kamar mandi.
















______________________
























Tubuhnya berkeringat, dari dahinya mengalir keringat yang menghujani bantalnya. Ia bergerak gelisah dalam tidurnya.

Kedua tangannya meremas sprei kuat-kuat. Bibirnya dihisap, lehernya dicumbui, bagianbawah tubuhnya mengeras, ada beban di atas tubuhnya. Bayangan itu sangat nyata sampai Jeno menepuk-nepuk pipinya hingga ia terbangun.

Tidak, Renjun tidak berspekulasi kalau Jeno yang melakukan itu padanya, gambaran tadi jelas, bermula saat Renjun keluar dari kamar mandi di mimpinya. Dan tidak bukan orangnya adalah Mark Lee.

"Kau mimpi apa?" Satu pertanyaan tersebut ia tangkap dengan baik setelah mendudukan diri sepersekian detik kemudian.


















___________________



















Kun dapat merasakan perubahan sikap pada Renjun saat ada Mark atau tidak di sekitarnya. Renjun bertingkah seperti biasanya apabila Mark tidak ada di sana, namun berbanding dengan apabila Mark ada di dekatnya, Renjun akan menjadi lebih diam.

Sebagai kakak yang lebih tua, Kun ingin sekali bicara dengan Renjun tentang hal yang ia ketahui dari Yukhei. Namun Kun merasa kalau dirinya tidak perlu melakukan itu. Kedua adiknya Mark dan Renjun sudah besar, Kun percaya pada mereka. Dia akan maju apabila hal yang mereka lakukan di luar wajar, toh Yukhei bilang sampai saat ini hanya Mark yang mengejar Renjun. Atau singkatnya mereka belum benar-benar saling jatuh cinta.

“Kau melamun Ge?” Chenle yang baru tiba dan mendudukkan diri di sebelahnya membuyarkan segala isi kepalanya yang tengah berpikir, ia lalu tersenyum menoleh pada Chenle.

“Tidak.” Jawabnya dibumbui kebohongan.





















_____________________





















“Aku jemput ya?”

Renjun berdecih mendengar tawaran dari ujung telpon oleh Mark.

“Aku punya kaki. Terima kasih,”

Lalu ia mendengar kikikan Mark di ujung telpon, pasti menggemaskan. Sedikit banyak hati Renjun beringsut, ada rasa yang mengganjal, antara dia benci untuk berada di sekitar Mark dan mencari-cari bocah itu lama tak ada kabar.

“Aku tunggu, Renjun.”

Renjun hanya bergumam menanggapi lalu mematikan sambungan telpon. Ini hampir pukul delapan tapi dia belum juga pergi ke tempat Mark, makanya lelaki itu menelponnya.

Meraih jaketnya, akhirnya Renjun keluar kamar.

“Kemana?” ia berpapasan dengan Kun. Sedikit menimbang untuk mengatakan kejujuran atau dusta.

“Menginap di tempat Jaehyun hyung.” Tidak sepenuhnya kebohongan, Renjun memang akan pergi ke tempat di mana Jaehyun tidur, maksudnya dorm 127.

Dahi Kun berkerut di tengah, tapi lelaki itu masih menyisakan senyum di bibirnya.

“Tapi bukannya Jaehyun ada jadwal malam kalau tidak salah.” Dengan melipat tangan di depan dada, Kun berjalan menuju sofa lalu duduk di sana.

“Ada urusan dengan Mark.” Ucap Renjun acuh lalu pergi begitu saja. Akhirnya ia tidak jadi berdusta karena yang ia katakan adalah kebenaran tentang dia akan meluruskan urusannya dengan Mark.

Omong-omong, Renjun menyebut Mark tanpa embel-embel yang sopan.






















_____________________


















“Ada siapa saja di sini?” Renjun bertanya sesaat tubuhnya masuk ke dalam kamar Mark dan Doyoung. Mark sedang berbaring di ranjang ketika Renjun akhirnya menutup pintu dan berjalan mendekat.

“Kau dan aku.” Mark adalah Mark, dia menjawab seadannya dengan polos. Yang tadinya berbaring pun menegakkan tubuhnya untuk duduk bersandar.

Oh tidak, Renjun teringat mimpinya. Semoga tidak…

“Aku mau mandi. Kalau mau tidur, tidur saja… nanti kubangunkan di malam hari.”

“Tunggu, kau tidak perlu mandi, hyung.”

Mark yang memakai sandal kamarnya menoleh, “Kenapa?”

Renjun tidak tahu harus membalas apa. Ia mendekat dan mendudukkan diri di ranjang yang sama dengan Mark.

“Kita akan tidur sekamar, kau yakin mau tidur denganku yang belum mandi sejak tadi pagi?”

Renjun masih tidak punya jawaban. Dia tidak peduli lagi. “Terserah.” Satu doa dalam hatinya, semoga Mark tidak keluar kamar mandi dengan keadaan topless.

_________tbc________

tubikontinyu dulu ah takut kepanjangan wkwkwk

ni maaf ni ya untuk ketijelan dan absurdnya cerita ini atau terlalu berlebihan

terus juga karakter renjunnya jadi begitu:((((( maafin:(((( gueeeeeee:((((((

udah itu dulu. selamat malam sabtu teman-teman. semoga ibadah di bulan ramadhannya barokah bagi yang menjalankan

sampai jumpa

salam syg, ar

[bl] love me like you do✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang