I really am sorry guys!
this is for u<3
Lelaki yang menjadi ketua di kelompok ini memijat pelipisnya pelan. Setelah mendengar cerita dari Kun, volume yang mengisi rongga pikirnya seakan bertambah. Kepalanya berat. Untung saja ia datang bersama Johny yang tentu saja lelaki itu bisa diandalkan dalam memikirkan adik-adiknya yang lain.
"Kita menepi ke kafe dulu, John. Aku belum ingin bertemu yang lain. Kau ada ide bagaimana menyikapi mereka? Atau memberitahu mereka?" Taeyong meminta pada Johny yang memegang lingkar kemudi. Lelaki di balik kemudi itu pun menurut. Ia menepi ke kafe yang Taeyong maksud.
Mereka memesan kopi sesuai ingin mereka, menikmati kopi tersebut di atas balkon kafe ditemani semilir angin yang sedikit banyak membuat mereka lebih rileks untuk bicara.
"I'm out of the topic, hyung, if it about heart." Taeyong mengingat kalimat yang Kun lontarkan. Lelaki asal Cina itu bilang tidak mau merecoki mereka kalau itu urusan hati. Ia tentu akan bicara pada Renjun perihal anak itu dan Mark, hanya saja Kun lebih memberi ruang bebas pada Renjun untuk bagaimana ke depannya dia tidak mau ikut campur dan menyerahkan penuh pada Renjun. Namun Kun juga bilang bahwa dia tidak akan menjudge mereka meski itu salah, Kun memilih diam.
"Kita harus bagaimana?" Tanya Taeyong usai ia menyesap kopi hangatnya.
Johny memberikan senyumnya, sejak tadi lelaki itu terlihat tenang. Berbanding terbalik dengan Taeyong yang terlihat begitu uring-uringan sejak Kun bicara pada mereka.
"Mark knows his best. Kau percaya pada anak itu, kan?" Lebih dari apapun, Taeyong melihat Mark seperti anak yang terarah selama ini. Bocah itu sempat pun menjadi orang yang menginspirasi Taeyong karena semangatnya yang luar biasa. Bocah itu dapat melakukan banyak hal yang bisa membuat orang iri. Mark anak yang baik dan pintar, dia tahu mana yang baik untuknya. Perihal hati tidak boleh ada yang mencampuri.
"Bagaimana bisa?" Taeyong tidak habis pikir, tidak pernah pula ia menyangka kalau salah seorang adiknya akan mengalami hal seperti Mark. Menyukai sesama jenis dan orang yang Mark sukai adalah temannya sendiri.
"The question already answered. Karena mereka banyak melakukan hal bersama." Jawab Johny melontarkan buah pikirnya.
"Tapi kita juga? Kau dan aku, juga Ten dan yang lain?" Taeyong masih mencari-cari pengalihan atas jawaban Johny barusan. Mana bisa seperti itu, di antara mereka pun banyak menghabiskan waktu bersama namun semua baik-baik saja, tidak ada perasaan yang terbalik, pure menjadi teman. Apa hanya Mark yang salah?
Kali ini Johny tersenyum miring sampai menyesap kopinya kemudian menjawab, "Renjun itu sangat indah." Ia tergelak dengan jawabannya sendiri.
Pun Taeyong ikut tergelak, kali ini dia bisa sedikit menerima jawaban dari lawan bicaranya atas pertanyaan yang mengganjal, bagaimana bisa???
Well, di antara yang lainnya kalau Taeyong lihat pun Renjun termasuk pada jajaran terindah. Maksudnya, lelaki itu memiliki wajah yang tampan dan senyum yang indah. Siapapun yang melihat Renjun tidak akan bosan, pikirnya. Mungkin itu juga menjadi alasan bagi Mark yang di dalam hatinya tumbuh perasaan tertarik pada lelaki Hwang itu.
"Tetap saja, bagaimana bisa???" Taeyong tetap tak habis pikir. "Lalu kita harus bagaimana?" Kali ini lelaki itu ingin bicara serius.
"Biarkan saja. Kita bicara pada mereka berdua. Tidak. Bicara pada mereka secara terpisah, aku pikir akan sangat canggung apabila kita membahas hal sensitif ini di depan keduanya. Mereka pasti malu. Bagaimana pun, kita harus menjaga perasaan mereka." Johny memberi masukan yang tidak bisa Taeyong tolak. Lelaki di depannya ini lebih dari cukup dapat diandalkan dalam memecahkan masalah di kelompok mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[bl] love me like you do✔
Fanfiction、、、I'll let you set the pace 'Cause I'm not thinking straight My head's spinning around I can't see clear no more What are you waiting for? 、、、 september, 2018.