O6.

460 36 9
                                    

Pagi kembali, dan aku sudah ada dikelas. Ditemani dengan Rayhan.

"Han." panggilku.

"Kenapa?"

"Manggil doang."

"Tck, orang gabut dasar."

Pikiranku masih mengenai, 'kapan aku bisa melihat kembali?' melamun sambil memainkan pensil. Itu yang aku lakukan saat ini.

Pelajaran pertama, geografi. 40 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Rayhan sibuk dengan urusannya, entah apa itu.

"Brian!!" teriak seseorang.

"Siapa?" tanyaku.

"Nathan!" katanya bersemangat.

Ah iya, suaranya. Nathan orang yang sangat sering berteriak dikelas, namun aku belum terlalu kenal dengannya.

"Kenapa, Nat?" tanyaku.

"Ada yang nyariin tuh, cewe loh."

Rayhan langsung saja menyenggol pundakku, untung saja tidak jatuh. Nathan langsung mengantarku ke orang tersebut.

"Nih, Brian!" kata Nathan bersemangat.

Aku hanya diam, menunggu perempuan itu berbicara duluan. Tapi dia hanya diam. Itu membuatku risih.

"Ah, sepertinya karena ada aku ya?" tanya Nathan tiba-tiba.

"Yaudah, aku duluan!"

Namun saat Nathan hendak pergi, aku memegang lengannya. Dia berhenti dan kebingungan.

"Ngga usah." kataku, menyuruh Nathan untuk tidak kemana-mana.

"Ada apa?" tanyaku memulai percakapan.

"Terimakasih untuk yang kemarin, juga minta maaf karena kamu disiram juga jadinya."

Oh, orang yang ku tolong. Sempat membuatku mental break down karena ucapannya.

"Brian disiram siapa?!" tanya Nathan dengan suara kerasnya.

Beberapa, bukan, semua orang dalam kelas menoleh keluar. Akibat ucapan Nathan.

"Ngga tau." jawabku santai.

"Sama-sama." balasku untuk si korban.

Aku mengajak Nathan kembali masuk ke kelas. Tapi aku tidak langsung duduk, aku mengajaknya ke pojok kelas.

"Brian! Pelan-pelan dong! Kalau kamu jatuh gimana!" kata Nathan, karena aku menarik tangannya.

"Cewe tadi siapa?"

"Lah, belum tau?" Nathan malah balik tanya.

Aku hanya menggelengkan kepala. Jika aku tau, kenapa aku bertanya.

"Namanya, Namika. Anak Ipa 1." kata Nathan.

"Lalu?" tanyaku.

"Lalu apanya? Kamu mau nomer wa? Id Line? Maaf aku ngga tau." cerocos Nathan.

"Bukan,"
"Dia gimana disekolah?"

"Brian, aku bukan temannya." kata Nathan.
"Tapi, kamu ga usah deket-deket sama dia. Bermasalah. Hobi masuk bk, padahal cewe."

"Kenapa?"

"Gimana ya, banyak yang bilang dia udah ga waras. Brutal amat, sedikit diganggu langsung nonjok. Temennya kayanya dikit, eh ga ada bahkan."

Kaget, itu yang aku rasakan. Bagaimana bisa dia dijadikan adonan kemarin?

"Dia suka berantem ya?" tanyaku.

BUTA ((hiatus)) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang