CHAPTER 05 [His Temper]

2.4K 196 4
                                    

CHAPTER 05
HIS TEMPER

Playlist : Radioactive - Imagine Dragon

Aku mengantar Mr. darcy dan miss eyre ke tempat duduk mereka, tepat didepan panggung. pria itu tidak membuka mulutnya sama sekali. fitzwilliam hanya mengangguk saja ketika aku mengatakan beberapa wartawan ingin mewawancarainya.

"Miss. Eyre ada yang anda perlu" tanyaku, ketika kembali ke meja.

"Tidak" ada jawab miss eyre singkat tapi mata wanita itu menatapku tidak suka, ada apa dengan pasangan ini, jika mereka sedang bertengkar jangan melampiaskan padaku, omelku dalam hati mengabaikan tatapan permusuhan danielle, aku pergi meninggalkannya, menghentikan para reporter yang sibuk bertanya kapan pernikahan fitzwilliam. pria itu tidak suka jika ditanya kisah asmaranya, huh padahal adiknya terus mengumbar kisah percintaan singkatnya pada media.

aku berdiri didekat jendela, menjauh dari fitzwilliam, ia sadar sikap dingin fitzwilliam padanya sedikit berlebihan malam ini. demi keamananku, menhindar adalah jalan terbaik. nama bosnya dipanggil. fitzwilliam berpidato singkat, wajah datar dan suara tenangnya membuat aku bergidik. beberapa wanita disampingku terus membicaran fitzwilliam seakan para wanita itu pernah seranjang dengan fitzwilliam.
bodoh, apa sikap dingin pria itu semacam magnet untuk para wanita, aku menggeleng kepala tidak mengerti.
harus aku akui fitzwilliam memiliki seluruh material untuk menjadikannya rebutan wanita, tampan, berkuasa dan maskulin. tapi aku tidak buta pria itu bertempramen buruk dibalik topeng tenangnya, tidak suka dibantah serta masih banyak lagi keburukannya.

***

"Danika rinanti" aku menaikan sebelah alis melihat wajah yang aku kenal sebagai terri heyes pemilik kilang minyak heyes company.

"Terri damn heyes"  aku meneguk wine kesal, tangan terri dibahuku santai, aku memutar bola mata kesal

"Apa yang kau lakukan disini" tanya terri, aku tahu dia penasaran setelah lima tahun aku menghilang, bertemu pria itu adalah bencana mengingat sejarah yang tidak menyenangkan antar kami berdua.

"Tutup mulut bodohmu itu dan menjauh dariku" aku menepis tangannya dibahuku pelan.

Terri mengangkat tangan tanda menyerah "hei, aku hanya menyapa teman lama" aku mendengus jengah.

teman lama my ass

jika kalian berpikir aku dan terri memiliki hubungan asmara atau sesuatu yang special kalian salah. aku pernah menabrak terri dengan mobil karena pria playboy itu menyakiti hati jesse sahabatku.

"Kau tidak pernah melihat dan mengenalku brengsek jadi pergi dari sini" terri itu hanya tertawa seakan melihat sesuatu yang lucu, spontan terri mencium pipiku cepat, aku ingin menendang kemaluan pria itu dengan high heels dua belas centiku.

Iphoneku bergetar james sekretaris Mr baron menelpon. "Ya"

"Danika, beritahu tuan fitzwilliam, tuan baron memerlukannya di rumah sesegera mungkin. aku sudah menyuruh laurent untuk menunggu di helipad hotel.

Aku tidak ingin bertanya alasannya, tapi dari cara james berbicara tentu saja ada urusan penting "baiklah"

Setelah sepuluh menit mencari pria itu aku melihatnya berdiri dibalkon hotel menatap kearah taman hotel yang dipenuhi lampu LED sendiri tanpa tunangannya.

"Mr. darcy" ucapku sambil berdiri agak jauh, aura di sekitar pria itu terlihat gelap, bukannya aku mengada-ada tetapi aku yakin ada aura hitam menguar dari tubuh pria itu. Danika kau harus berhenti menonton film horor.

"ayah anda menginginkan anda berada di rumah. laurent sudah menunggu di landasan heliped hotel, anda dan Miss. eyre bisa langsung menuju kesana" jelasku sopan. Fitzwilliam tidak menjawab, masih menatap lurus kearah taman

menghampiri pria itu merupakan keputusan yang salah, cahaya remang membuat sisi wajah pria itu terlihat samar, misterius. tapi aku bisa melihat jawline yang terbentuk sempurna dengan bulu-bulu halus sepanjang rahang membentuk wajah maskulin fitzwilliam, rambutnya disisir rapi tanpa menggunakan gel berantakan oleh angin malam, berhenti mengagumi rahang pria itu.

"Tuan" panggilku tidak sabaran, karana tidak ada jawaban, kesabaranku telah habis.
"terserahlah, aku akan menyuruh laurent untuk tetap standby" ada apa dengan pria ini, jika dia dan danielle bertengar seharusnya darcy tidak melampiaskanya padaku.

Ahhhhh....

teriakku ngeri ketika fitzwilliam dengan cepatnya menendang kakiku lalu mendorong kearah balkon, setengah tubuhku sudah berada diudara, hanya tangan kanan fitzwilliam yang memegang tangan kiriku, tangan kananku mengantung diudara, suaraku seketika menghilang terlalu ngeri untuk berteriak ditambah tatapan dingin fitzwilliam, sudah cukup membuat nyaliku menciut. ekpresi pria itu sudah jelas "diam atau aku akan melemparmu kebawah"

"Tutup mulutmu" desis fitzwilliam, wajahnya terlihat seperti seorang pembunuh sadis, aku gemetaran sialnya karna belahan dressku yang terlalu tinggi pahaku terekspose sempurna, fitzwilliam melihat sekilas menggeram marah "kau ingin menjadi pelacur di acara berkelas ini dan mempermalukanku"

pelacur, dia menyebutku pelacur "apa masalahmu dengan gaunku, yang harus kau sebut pelacur itu tunanganmu, semua pria bisa melihat hampir seluruh tubuhya balasku tajam.

Fiztwilliam menyeringai kejam, tidak terpengaruh, aku menelan ludah gugup, ya tuhan tolong aku, harusnya kau menutup mulut bodohmu danika,  batinku.

"kau harus diberi pelajaran karna mulut lancangmu danika, aku memperingatimu" tubuhku ditarik hingga terduduk diatas balkon, jarak kami sangat dekat, nafas fitzwilliam memburu, matanya menatapku nyalang, bibirnya terlalu dekat jika aku memajukan sedikit kepalaku bibir kami akan menyatu. remasan kuat dipinggang mengembalikan akal sehatku.

"Kalau kau menciumku aku akan membunuhmu brengsek".

***

Fitzwilliam mendengus mendengar ucapan danika, "wanita sepertimu bukan seleraku". Fitzwilliam menurunkan danika kasar, lalu memberi jarak. Danika harus menyadarkan tubuhnya dibalkon kakinya lemas, bagaimana kalau tadi dirinya jatuh dan mati.

danika beruntung fitzwilliam masih menahan emosinya jika tidak mungkin danika sudah menjadi mayat.

"aku tahu kau sengaja memancing emosiku danika" telunjuk fitzwilliam menyusuri pipi danika, otomatis danika menutup mata menahan napas, ringisan keluar dari bibirnya saat fitzwilliam menarik dagu memaksa danika mendongkak kearah pria itu "dan aku bukan tipe orang sabar, aku bisa menghancurkanmu" cengkraman dipipi danika terlepas,

"jangan membangunkan singa yang sedang tidur" menatap intens danika. Bukan tatapan yang membuat wanita merona tapi tatapan dingin dan kelam yang mampu membuat tubuh gemetar takut.

"Don’t play with my temper miss karna aku tidak segan-segan untuk membuatmu menderita". acam fitzwilliam sebelum meninggalkan danika.

hanya semenit, setelah itu danika jatuh terduduk dengan tubuh yang bergetar. seumur hidup hanya dua kali dirinya merasa seperti ini lemah dan rapuh.

pertama saat kejadian terkutuk itu dan sekarang. air mata menghangat dipipi dengan cepat ia menghapus, takut semakin banyak yang turun. tidak mau harus kuat danika, sedikit lagi kau akan bebas dan si brengsek itu tidak menemukanmu lagi.



Vote&Comment
😊

Me & Mr.DarcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang