CHAPTER 03 [Titisan Lucifer]

2.7K 200 0
                                    

CHAPTER 03
TITISAN LUCIFER


laylist : You Don't Own Me - Grace & G-Easy

Hari ini adalah hari pertamaku berkerja di Darcy Industry. Gedung Darcy Industry sangat besar berbentuk simetris dengan pengamanan super ketat, aku meniup poni yang baru aku potong dua hari lalu.

Kemeja check

Rok check

High heels check

ID check

aku tesenyum ramah kepada satpam lalu menunjukkan IDnya setelah discan aku dipersilahkan naik ke lantai lima, tempatku akan bekerja.

Aku mengecek arlojiku tepat pukul tujuh, aku mengambil dokumen sekretaris sebelumnya, mempelajari sebenar. Menelpon beberapa atas sub produksi untuk rapat rutin.

"Hello anak baru" seorang pria tampan berdiri disamping mejaku, ditangannya ada apel hijau.

"Hi" ucapku canggung tapi tetap tersenyum.

"Aku Coleen Gleason IT" Coleen mengigit apelnya sambil menatapku santai.

"Danika rinanti"

Coleen mengangguk lalu melangkah kedalam lift "nice to meet you, danika" Lesung pipi pria itu tercetak jelas.

Tepat pukul tujuh tiga puluh pintu lift terbuka, Aku tidak perlu bertanya siapa yang datang. Tentu saja fitzwillian Darcy keluar dari lift khusus dengan setelan armani  yang sialnya terlihat pas dibadannya, pria itu sedang menelpon tapi intonasinya datar.

Dia berdiri disamping meja
"Mr. Darcy" sapaku sopan tapi pria itu hanya berlalu tanpa memperdulikannya. Aku menggigit lidahnya sebelum sumpah serapah keluar dari mulutku.

Pelajaran pertama jangan menginterupsi pria itu. danika mencatat dalam otaknya

Lima menit kemudian Mr. darcy memanggilku. Aku mengambil ipad, dokumen yang perlu diperiksa lalu memberbaiki poni yang terlihat sedikit berantakan. Menarik nafas bersiap menghadapai apapun dibalik pintu maghoni.

***

"Anda memerlukan sesuatu" aku menatap lurus fitzwilliam yang baru saja selesai mempelajari dokumen.  meja transparan yang terlihat kokoh, dua imac di kiri dan kanan meja, sebuah bar kecil sisi lain ruangan yang didominasi berwarna hitam, aroma cendana dan citrus memenuhi ruangan, ada empat sofa yang ditata berhadapan dengan sebuah meja ditengahnya.

"Sudah puas meneliti ruangan saya"

Fitzwillian berdiri, membuka kancing jasnya lalu bersandar didepan meja kerja sambil menatapku lurus.

"Americano less sugar dimejaku setiap hari, aku tidak menerima bantahan terhadap semua pekerjaan yang aku berikan, kau akan pulang jam lima tetapi jika pekerjaan masih banyak kau akan tetap tinggal sampai selesai dan yang paling penting..."

Fitzwilliam berdiri tepat dihadapanku. mengintimidasi dengan tatapan mengerikan, aku mengangkat daguku tinggi percaya diri. sialnya tinggiku hanya sebatas dagu fitzwilliam padahal aku sudah menggunakan high heels dua belas centi.

Fitzwilliam mengsejajarkan bibirnya dengan telinga kiriku "kau tidak boleh menggodaku" aku memiringkan kepala sedikit sehingga diriku bisa melihat dengan jelas garis sempurna rahang fitzwilliam bahkan bisa mencium wangi rempah rempah menguar dari jas mahalnya.

"In your dream" desisku lalu  membentur dahi tepat didagu fitzwilliam dengan kuat.

Fitzwilliam mengaduh, mengusap dagunya matanya nyalang menatapku  "sialan apa yang kau lakukan" dagu pria itu sukses memerah.

"Saya ingin membangunkan anda dari mimpi. Well, kalau tidak ada yang bicarakan lagi saya akan pergi. sepuluh menit lagi ada pertemuan dengan sub produksi, setelah makan siang anda dijadwalkan meninjau pabrik pengembangan senjata, heli akan disediakan, ini dokumen yang perlu anda periksa" mendorong  dokumen kearah dada fitzwilliam kuat tidak peduli tatapan membunuh fitzwilliam.

Pria itu sinting, kau pikir aku serendah itu, jangan mimpi fitzwilliam.

***

Pria itu iblis, titisan lucifer dari nereka terdalam, kutuk danika kesal, setiap hari danika harus lembur, pria sinting itu sengaja memberikan banyak tugas yang harus diselesaikan hari itu juga. danika tidak akan menyerah, dia akan bertahan dan menunjukkan kepada titisan lucifer itu bahwa dirinya mampu.

Lewat tengah malam danika baru menginjakkan kaki di apartemant. Tubuhnya sangat lelah, pria brengsek itu tidak mengijinkannya pulang cepat, fitzwilliam dengan tegas mengatakan banyak proyek baru perlu ditangani sehingga dirinya harus tetap dikantor. Belum lagi setumpuk dokumen yang harus dibawa fitzwilliam pada pertemuan di luar kota besok.

Dasar pria tidak punya perasaan, danika berbaring lelah di atas ranjang, memijit pelipis yang berdenyut nyeri. baru setengah terlelap hpnya berbunyi nyaring

Sialan

"jika ini tidak penting aku akan tutup..."

"Danika Rinanti" suara itu, oh tuhan suara iblis itu, ada apa lagi sekarang. Sedikit menjauhkan ponsel nama fitzwilliam fucking darcy tertera.

double shit.

"Besok pagi saya akan menjemputmu jam tujuh, kita akan menginap diluar kota, saya sudah mengemail beberapa berkas tambahan yang harus dibawa, kerjakan malam ini juga". titah fitzwilliam tenang.

Danika ingin memaki pria ini “Mr. darcy, bukankah pertemuan besok hanya anda yang datang” balas Danika tidak terima, “saya baru selesai lembur untuk membuat dokumen pertemuan besok dan anda menyuruh saya untuk menyiapkan dokumen tambahan” kantuknya telah hilang digantikan rasa frustasi, apa mau pria ini.

Jika dia berhadapan dengan Mr. darcy saat ini wajah pria itu sudah berubah seperti pembunuh pysco karna Danika berani meninggikan suara.

“saya berubah pikiran, tidak ada bantahan” sambungan telpon diputus sepihak. Danika hampir saja melempar hpnya kedinding.

Ya ampun dia ingin membunuh fitzwilliam darcy saat ini juga.

Vote&Comment
😊

Me & Mr.DarcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang