CHAPTER 15
NIGHT WITH YOU
playlist : Psycho - Redvelvet♡♡♡
Fitzwilliam baru melepaskan danika saat mereka berdua didalam lift apartement, selama perjalanan danika terdiam, mengumpulkan semua energinya, tidak ada waktu untuk memikirkan semua trauma sialannya, dia hanya ingin menjauh dari fitzwilliam. kelakuan kasar pria itu tidak pernah berubah.
fitzwilliam menggunakan kamar mandi diruang tamu, mempersilahkan danika memakai kamar mandi utamanya yang hanya berisi satu handuk, sabun mandi cair beraroma woods dan sampo. tanpa menunggu lama danika mandi tubuhnya terlalu lengket dan tidak nyaman.
menanggalkan semua pakaian yang berlumur darah, dia berdiri dibawa shower, air hangat melemaskan otot-ototnya, ada beberapa memar berwarna merah yang sebentar lagi berubah ungu, paling parah di bagian bahunya, danika tidak berani menyentuhnya. rasa sakit mulai terasa.
fitzwilliam sudah selesai mandi, memakai celana tanpa baju, dia masih mendengar bunyi air di shower kamarnya. apakah danika baik-baik saja, dia mandi hampir sejam. fitzwilliam berdiri gelisah didepan pintu kamar mandi.
bunyi shower berhenti dan pintu terbuka, danika keluar dengan handuk memelit tubuhnya tidak mampu menutupi setengah pahanya, rambut hitamnya basah hingga meninggalkan jejek air dilantai.
"aku mencari handuk tambahan tapi tidak ada. maaf membuat lantaimu basah" kata danika canggung.
fitzwilliam masih mematung "aku tahu aku terlihat mengerikan tapi bisakah kau mengendalikan dirimu dan mengambilkan aku handuk" danika memegang handuknya erat menyilangkan tangan didada.
mengerikan, seandainya danika tahu fitzwilliam sedang mengagumi wajah cantik danika serta pinggul danika yang berayun anggun saat berpindah tumpuan.
Mencoba mengendalikan dirinya fitzwilliam membuka salah satu lemari, mengambil handuk menyodorkan pada danika, mendapati danika berdiri tepat dibelakangnya. mata danika menatap bekas tembakkan fitzwilliam, menatapnya lama. keheningan panjang yang menyiksa.
"maaf" kata danika lalu meraih handuk berbalik menjauh tapi baru dua langkah fitzwilliam sudah menariknya kedalam pelukan pria itu, panas tubuh fitzwilliam membuat otak danika berhenti bekerja bahkan sakit ditubuhnya tidak terasa.
"seharusnya aku yang meminta maaf" bisik fitzwilliam menekan danika lebih masuk kedalam pelukannya.
dengan lembut, fitzwilliam mengurai pelukannya hanya untuk menyatukan bibir mereka, menunggu dengan sabar penolakan danika. bibir danika bergetar, perlahan fitzwilliam menyesap bibir danika.
rasa asin membuat fitzwilliam berhenti menciumnya lalu merangkum wajah danika yang dipenuhi air mata.
"please jangan menangis, semua ini salahku, maaf membuatmu menanggung banyak penderitaan, aku bukan pria baik, aku sudah melukaimu, kau pantas membenciku" tangisan danika semakin menjadi, matanya merah.
"tapi bisakah hanya malam ini kau melupakan kebencianmu, hanya malam ini aku mohon, aku tidak akan meminta lebih".
danika menatap fitzwilliam, mata onyx pria itu selalu indah sekarang terlihat tersiksa.
"aku tidak akan memaksamu danika" ucap fitzwilliam sungguh-sungguh.
"aku terlihat mengerikan" kata danika pelan, ketegangan menguap digantikan dengan kekehan, danika menunduk menganggap fitzwilliam menertawainya.
fitzwilliam menarik lepas handuk danika membuat danika terbelalak "kau terlihat sempurna untukku danika".
"pembohong" gerutu danika masih menatap lantai karna terlalu malu
fitzwilliam menarik dagu danika "sisi pemalumu membuatku tidak tahan untuk menciumimu".
dia merunduk mencium danika dalam dan lama "kau terasa sangat manis" goda fitzwilliam.
"aku rela kau membenciku tapi malam ini aku ingin melakukan semua hal yang benar padamu. ijinkan aku dani"
bisikan menggoda fitzwilliam membuat kemampuan otak danika tumpul, ditambah bibir pria itu menjelajahi tubuhnya dengan ahli, kata-kata pujian fitzwilliam disetiap inci tubuhnya membuatnya benar-benar menyerah.
danika berpikir mungkin dia akan terbangun dengan penyesalan. entalah otaknya sudah berhenti bekerja sejak sepuluh menit yang lalu.
mereka baru tidur jam tiga subuh, saat dirinya menjeritkan nama fitzwilliam untuk kesekian kalinya.
fitzwilliam berbaring disampingnya menarik danika kedalan pelukannya. danika merapat, bibir fitzwilliam mencium kening danika lembut
sebelum tertidur dia mendengar fitzwilliam berbisik "aku mencintaimu" senyuman danika mengembang lalu terlelap.
***
danika duluan terbangun, fitzwilliam masih tertidur dengan rambut almond berantakan, tato tribalnya selalu menarik danika. danika menghabiskan waktunya mencari cara untuk membenci pria disampingnya tapi dia tidak bisa menemukannya.
dia tahu fitzwilliam tipe pria kasar dan egois, tapi melindungi semua orang yang disayangnya
dia sudah membalas tembakkan fitzwilliam jadi dia tidak memiliki alasan untuk membencinya.
selama setahun ini dirinya menghindari fitzwilliam bukan karna membencinya tapi takut jika pria itu mengeluarkan kata-kata kasar yang menyakiti hatinya.
"apa yang kau pikirkan" fitzwilliam terbangun, mengusap dahi danika yang berkerut lalu mengecupnya, menarik danika semakin rapat.
"apakah memarmu sakit, maaf aku sudah kasar semalam"
danika menggeleng menikmati lengan hangat yang memeluknya
"aku baik-baik saja, tidak sakit sama sekali"fitzwilliam menghujani ciuman di dahinya "kita bisa memanggil dokter untuk mengobati memarmu"
"apa aku terlihat begitu mengerikan hingga perlu dokter untuk mengobati memar sialanku" suara danika bergetar, dia baru saja mendapat sedikit kebahagiaan tapi fitzwilliam merusaknya "aku tahu kau terbiasa melihat tubuh mulus danielle eyre, aku tidak sesempurna dirinya" danika melepas pelukan fitzwilliam mencoba menjauh.
fitzwilliam menariknya kembali, menatap serius mata danika "menurutku kau terlihat luar biasa dani, kau boleh tidak mempercayaiku aku tidak peduli berapa banyak luka ditubuhmu, aku turut andil memberimu luka" tangan fitzwilliam mengusap paha kanannya.
"aku bersyukur kau menembakku waktu itu, setidaknya luka yang kau beri menjadi pengingat betapa tidak pantasnya aku untukmu. maaf, aku hanya ingin kau nyaman dan tidak merasa sakit. jika dipikiranmu aku pria brengsek yang jijik melihat tubuhmu, kumohon berhenti berpikir seperti itu. aku memujamu lebih dari yang kau pikir dani".
danika masih terdiam
"aku tidak akan memaksamu untuk mempercayaiku" suara serak fitzwilliam terdengar sedih
"aku bahkan tidak akan menahanmu pergi kali ini, aku hanya ingin kau tahu, untukku kau sempurna" fitzwilliam melepas tangannya dari pipi danika, membiarkan wanita itu memilih.
wajah danika penuhi air mata menarik fitzwilliam hingga mata mereka bertemu kembali "aku masih lelah bisakah kita tidur lagi"
fitzwilliam terkejut "apapun yang kau mau, apapun" bisik fitzwilliam penuh arti.
~end~
yei akhirnya selesai juga
maaf jika endingnya seperti ini 😂
terima kasih udah sabar menunggu hingga ending
maaf jika banyak kekurangan 🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Mr.Darcy
RomanceDanika Rinanti berharap bisa menghilang dari amukan Mrs.Darcy pagi ini ketika Mrs.Darcy mendapati dirinya dan anak pertamanya Fiztwilliam tidur diranjang pria tiga puluh tahun itu. Danika Rinanti apa yang kau lalukan diranjangku? well, suara serak...