R.E Part 1

471 22 0
                                    

Ag. International High School atau sering di singkat dengan AIHS itu adalah sekolah elite dan unggulan di kawasan Ibu Kota Jakarta. Sekolah yang menjadi sekolah favorite bagi mereka yang hendak naik ke jenjang sekolah menengah atas itu menampung lebih dari tiga ribu murid, seratus guru dan lima puluh karyawan. Sekolah yang di juluki 'sekolah mahal' ini memang meminta biaya yang lebih tinggi di bandingkan sekolah lain nya di Ibu Kota, bukan hanya sekolah ini adalah sekolah swasta namun sekolah ini juga sekolah yang dari awal di bangun selalu meluluskan murid-murid terbaik yang dapat lulus ke universitas ternama seperti UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gajah Mada), ataupun universitas luar negeri seperti harvard. Kepintaran murid-murid AIHS memang tidak usah di ragukan lagi, banyak dari mereka yang sampai membawa nama sekolah hingga ke luar negeri, tentunya prestasi tersebut patut di banggakan dan maka dari itu AIHS adalah sekolah menengah atas terbaik.

Salah satu siswa kebanggan AIHS sendiri adalah sosok laki-laki yang tadi serius dengan buku pelajaran nya, ketika teman nya yang lain malah sibuk dengan hal-hal lain namun laki-laki itu seperti tuli akan suara mereka. Laki-laki itu pun mencatat apa yang guru tulis di papan tulis, sungguh siswa yang rajin bukan? Dia memang siswa yang rajin, sopan dan juga pintar, guru-guru disini menyebutnya dengan 'Otaknya Ag' maksud dari 'Otaknya Ag' adalah, karena kepintaran nya di semua mata pelajaran membuat laki-laki tersebut sering keluar kota, daerah atau bahkan keluar negeri dan biasa nya itu untuk mengikuti lomba olimpiade atau cerdas cermat sehingga membawa nama AIHS makin melambung tinggi hingga ke negeri orang. Itulah mengapa semua orang di sekolah ini segan hanya sekedar untuk menyapa nya, karena selain pintar laki-laki tersebut juga mempunyai sifat yang pendiam dan tidak terlalu peduli terhadap sekitar.

Kring! Kring! Kring!

Semua murid langsung menyimpan buku mereka ke dalam laci atau pun tas, ada juga yang hanya menutup nya kemudian di biarkan diatas meja. Aktivias mereka tersebut membuat kelas ribut hingga guru yang ada di depan memukul papan tulis berwarna putih itu dengan penghapus.

Tak! Tak! Tak!

"bisa diam sebentar tidak?!"

Hening.

Satu kata itu yang menggambarkan keadaan kelas itu sekarang.

"ini kelas apa pasar ikan?! mentang-mentang sudah bel, apa sudah kelaparan semua?!"

"iya bu, saya udah lapar banget dari tadi bu." sahut salah satu siswa yang duduk di belakang.

"Harris, kamu mau tidak ibu izinkan untuk istirahat?!"

Yang di lakukan siswa bernama Harris tadi hanya diam.

"kelas ini asal masuk pelajaran saya selalu ribut, saya jadi kasihan sama Razi."

"kasihan kenapa bu? orang Razi nya biasa aja kok" lagi, laki-laki bernama Harris itu menjawab perkataan Bu Endang.

"ssst Ris, diam ngapa! gak keluar kalau gini," bisik teman sebangku Harris namun Harris sama sekali tidak peduli.

"hahh!! sudahlah saya juga lapar. baiklah kalian boleh istirahat dan kamu Harris, kerjakan uji kompetensi bab lima." setelah berkata seperti itu Bu Endang langsung keluar kelas, sedangkan Harris menatap datar punggung Bu Endang.

"mampus kan," ucap teman sebangku Harris membuat Harris menajamkan tatapan mata nya pada teman nya itu.

"habis nya gue lapar," ujar Harris.

"sabar kan bisa, gak lama juga Bu Endang keluar,"

"udah gak mau lagi gue pikirin! nanti gue cari di google aja," ujar Harris lalu pergi meninggalkan kelas.

"gak ngerti lagi gue,"

Seorang laki-laki di depan nya berdiri kemudian berbalik menghadap dirinya, "ayo Ga!" kemudian pergi tanpa menunggu Gara, teman sebangku Harris.

"gak Razi gak Harris, sama aja!"

Tiga most wanted tersebut jalan beriringan. Di tengah ada Razi yang memimpin, di sebelah kanan Gara dan di sebelah kiri Harris dengan muka masam nya. Siswi-siswi di sepanjang koridor langsung menjerit tak karuan melihat ketiga nya, ada yang menyapa mereka, ada yang memuji mereka dan ada juga yang memanggil nama mereka namun tak ada satu pun yang di balas oleh mereka. Ya, satu pun.

"woi sini!" teriak cowok di ujung sana ketika ketiga nya sudah menginjakkan kaki di pintu kantin. Melihat ada yang menyuruh mereka untuk kesana, ketiga nya pun langsung berjalan kearah meja pojok dan sepanjang jalan menuju kesana yang awal nya ramai kini siswi-siswi itu sengaja membuka lebar untuk mereka. Lebay.

"lama amat lo bertiga, tumben-tumbenan." kata cowok yang tadi memanggil mereka dan menyuruh mereka untuk gabung di satu meja.

"bu Endang gak keluar-keluar. demen dia gue rasa sama si Razi," jawab Harris yang masih memasang muka masam.

"iya lah! gimana gak, si Razi kan siswa pinter," sahut seorang perempuan yang duduk di samping Gara.

"eh Raz, bodoh gih biar bu Endang besok-besok cepat keluar kelas," ucap Harris ngasal kepada Razi yang duduk di depan nya.

"bego,"

"udah! ngapain sih ribut, pesen makan sana! lapar gue nih," ucap Railen.

"iya kanjeng ratu!" jawab mereka semua serentak kecuali Razi.

~•RaziEcha•~

Bel pulang sekolah berbunyi sangat nyaring di telinga para murid dan guru, menandakan bahwa waktu untuk pulang sudah tiba. Guru-guru yang ada di dalam kelas menyuruh anak murid nya untuk berkemas agar tidak ada barang yang ketinggalan kemudian setelah selesai Guru-guru pun mempersilahkan anak murid nya untuk pulang kerumah masing-masing.

"Raz, lo datang kan nanti?" tanya Gara kepada Razi yang sudah duduk diatas motor besar nya.

"datang,"

"sip, kabarin aja kalau mau otw," kata Gara yang di balas anggukan dari Razi setelah itu Gara pun pergi menuju mobil nya.

"kabarin gue juga Raz," ujar Harris yang ada di sebelah Razi yang sudah menghidupkan mesin motor nya.

"kemana?" bukan nya merespon justru Razi malah bertanya.

"jemput nyokap, duluan." pamit Harris, kemudian tanpa menunggu Razi mengangguk cowok itu sudah pergi dari parkiran begitu saja.

tbc.

suka ga guys? mwehehe, ini tuh work kedua aku dan gak tau deh kalian pada suka apa gak sama yang ini tapi semoga aja suka:')

jangan lupa vote and comment:*

kjexeonjk

RaziEchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang