R.E Part 10

135 6 0
                                    

08.30

Pagi itu, dengan baju yang sama, dengan suasana hati yang sama, Echa masih tidak bisa mengikhlaskan Brian. Sungguh sulit bagi nya melihat orang yang ia sayang pergi tanpa pamit, ya, Brian pergi tanpa pamit. Justru cowok itu malah mengirimkan chat chat romantis yang tidak jelas apa maksud nya, namun sekarang Echa tau apa artinya, laki-laki nya akan pergi, sudah pergi, dan tak akan kembali. Tiba-tiba dirasakan seseorang menepuk pelan pundak nya, gadis dengan topi putih itu melihat ke belakang, ternyata Tante Vebby dengan kerudung hitam yang menutupi rambut dan leher nya.

"Tante tau kamu kuat. Tante percaya kamu bisa hadapin ini. Tante juga percaya kamu pasti bisa mengikhlaskan Febrian agar dia tenang disana," ujar Tante Vebby dengan senyuman tulus yang mampu menguatkan Echa untuk saat ini.

"thanks Tan, aku berharap gitu. Tapi aku tau aku gak mampu, karena ini terlalu berat." jawab Echa dengan tatapan sendu.

"Depiya," tangan Tante Vebby menangkup kedua pipi Echa, "ini gak berat kalau kamu jalanin nya dengan niat,"

"i know... tapi untuk saat ini aku gak mau lupain Brian, aku gak mau ikhlasin dia. aku masih anggap dia ada,"

Tes.

Setetes air mata Echa mengalir bebas di kedua pipi gadis itu, "baru kemarin dia pasangin cincin ini di jari aku," ucap Echa sambil menunjukkan jari manis milik nya yang sudah terpasang cincin bertuliskan 'Depiyan'.

"ini terlalu cepet Tante,"

Echa menatap lekat netra hitam legam milik Tante Vebby yang menurun pada Brian, "ini berat. semua nya gak bisa di tebak, semua nya jalan gitu aja."

Gadis itu menarik kuat-kuat napas nya, Tante Vebby sendiri tau bahwa gadis itu tengah menahan amarah nya. "INI TUH GA ADIL!" teriakan Echa tersebut mengundang perhatian banyak orang, salah satu nya Razi yang sedang membaca Surah Yasin.

"ssshutt! udah, sabar Depiya. ini semua udah ada yang ngatur," ujar Tante Vebby.

"iya, tapi Tan--"

"kalau yang kuasa udah berkehendak, gak ada satu pun yang bisa mengubah rencana Nya." lanjut Tante Vebby.

astaghfirullah, maafkan hamba ya Allah. Batin Echa.

~•RaziEcha•~

Om Fajar, Tante Vebby, Vianca, Razi, Harris, Gara, Ghina, Alicia dan Echa kini tengah berkumpul di pojok ruangan, sedangkan jenazah Brian sudah di letakkan di peti dan di taruh di ruang tamu, sebelum nya almarhum sudah di sholat kan di Masjid yang ada di sekitar rumah Brian. Tak hanya sahabat Brian saja, namun teman sekolah Brian yang lain termasuk perempuan dan laki-laki pun ikut serta dan jangan lupakan guru-guru yang juga turut hadir ketika sholat jenazah dilakukan. Via dan Raza yang merupakan orang tua Razi sendiri juga datang bersama Refal, Rial, Railen dan juga Rayden. Begitu pula dengan orang tua Gara yang dimana Ibu Gara sendiri merupakan adik kandung dari Papa nya Razi, yaitu Raza. Ya, Razuell adalah Mama Gara sedangkan Ghani adalah Papa Gara, kedua orang tua Gara  datang sambil membawa Gazel dan Gazi yang merupakan kakak kembar laki-laki dari Gara dan Ghina. Sedangkan orang tua Harris tidak dapat hadir karena Elin yang merupakan Ibu dari Harris itu sangat sibuk mengurusi spa dan butik nya sedangkan Cakra yang merupakan Ayah dari Harris juga sedang keluar kota, ada rapat kerja katanya.

"jadi, Om sama Tante udah sepakat untuk makamin Brian di Los Angels." ujar Om Fajar.

Seketika semua nya kaget, termasuk Vianca. "kenapa disana?" tanya Gara.

"Om sama Tante kan kerja disana, terus kalau Brian udah gak ada nanti Vianca sama siapa? Vianca kan masih kecil, jadi Om sama Tante juga memutuskan untuk pindah kesana." ucap Om Fajar menjelaskan mengapa ia memilih untuk mengkuburkan Brian di Los Angels.

RaziEchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang